20; Siapa dia?

30 3 0
                                    

Kamu sudah hebat, jangan berusaha untuk lebih jika itu membuat mu terluka lebih banyak dari yang semestinya. 

Selamat Membaca ya..

Hari yang cukup melelahkan. Tapi tenang saja, esok adalah waktu semua orang untuk rehat sejenak dari realita yang membuat benak ini suntuk. Tapi tak banyak pula manusia yang tak bisa menghargai hari Ahad itu. Alasannya, 'kenapa sih cepet banget ke hari senin nya, bisa di tambah lagi gasih satu harii aja sebelum Senin'

Sabtu, tepat pada pukul 11 siang, anak itu meraih tas ransel nya dari dalam loker. Kemudian menghentakkan tapak kaki di atas semen trotoar sekolah. Menunggu bus yang akan mengantarnya kembali ke rumah. 

Gaya nya saat duduk di halte bus memang selalu begitu. Dengan tas yang ia pangku serta tangannya yang melingkari benda itu, dan tulang belakang yang sedikit merunduk. Setelah sepersekian menit, kendaraan berbentuk persegi panjang itu berhenti di hadapannya.

Sembari melihat keadaan jalanan dari jendela bus, benak nya sedang diisi sepintas materi. Reyga meraih ponsel nya dari dalam salah satu saku tas, lantas menyalakan benda itu. 

Terakhir dilihat kemarin 18:00

Kemarin

Aarav

|Rey

|udah smpe rumah?

                                                                                                                      Anda

Udah, Rav.|

Sudah hampir tengah hari, bisa di sebut mustahil jika ia belum mengirim pesan apapun ke kontak Reyga. Asal kalian tahu, anak itu bahkan mengrimkan sticker meme lebih banyak jika dibandingkan pesan teks.

Aarav membuka whatsapp nya terakhir kali jam 6 sore kemarin, biasanya anak itu bisa melayani puluhan orang yang mengirimi nya pesan hingga mendekati dini hari.

"Mungkin saja dia lupa nyalakan ponselnya ya?"  pikir Reyga.

"Ah, sudahlah kenapa harus memikirkan ponsel nya itu. Lagipun dia akan mengoceh sebentar lagi di hadapan ku.."

Bus sudah terhenti dengan sempurna di depan halte beratap coklat muda. Reyga hanya perlu menyebrang dan berjalan beberapa langkah lagi untuk memasuki gedung kursus itu. Ia menyapa beberapa orang yang berada di lobby dengan garis senyuman, dan melaju memasuki ruang kelas nya. 

Bagai tak berpenghuni.

Reyga itu pun lantas menduduki kursi yang berada di barisan kedua dari belakang.

Tumben sekali hari Sabtu ini sepi. Biasanya kursi kursi ini sudah bisa dipastikan kondisinya seperti apa. 
Ramai diisi oleh anak anak yang sudah memegang jajanan yang akan mereka santap sebelum les dimulai.

Bahkan anak anak yang seharusnya bukan di kelas ini tetap masuk dan duduk di dalamnya karena teman nya yang berada di kelas itu.

Mungkin, sekitar 10 menit lagi akan ada yang mengetok pintu kelas dan duduk bersama nya.

Sudah 8 menit menunggu..

15 menit..masih belum terdengar suara tanda akan dimulai nya kelas.

18 menit..ini bahkan sudah lewat 10 menit dari jam harusnya di mulai kelas.

Ah, ini sudah 20 menit menunggu, ada yang salah untuk kelas hari ini?

Ia memutuskan untuk turun menemui seorang wanita selaku orang yang selalu berada di ruangan resepsionis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PANDATYAWhere stories live. Discover now