03

790 113 3
                                    

Hari sudah larut malam, jarum jam menunjuk pukul 10 PM. Sementara Haechan masih terduduk diatas ranjang. Pandangannya tak lepas dari potongan kertas yang ia temukan dari atas piano.

"Zhong Family?" gumamnya lagi membaca ulang, Haechan merasa familiar dengan nama keluarga ini.

"Terdengar familiar? Tapi siapa?" gumamnya ditengah keheningan malam.

Seseorang disebalah mendadak terusik dengan suara Haechan.

"Haechan?" eluhnya seraya membuka mata yang terasa berat.

"Hah? Ah, Mark hyung! Mianhae, aku mengusikmu?" ujar Haechan yang merasa bersalah karena telah mengganggu tidur Mark.

"Kau belum tidur?" tanya Mark masih dengan suara berat setelah bangun tidur.

"Eum, aku hanya penasaran dengan sesuatu!"

Mark merubah posisinya menjadi duduk setelah mendengar jawaban Haechan. Haechan menyodorkan potongan kertas yang sedari tadi dibawanya. Membuat Mark mengernyit bingung menatapnya.

"Aku menemukannya diruang musik, saat bersama Jeno," ujar Haechan membuat Mark semakin penasaran.

"Zhong? Bukankah marga dari keluarga itu?" ucapan Mark setelah mendapatkan kembali semua kesadarannya.

Ini justru membuat Haechan bingung, terlihat kerutan di keningnya. Keluarga yang mana? Memangnya kenapa dengan keluarga zhong?

"Keluarga konglomerat yang terjerat kasus korupsi?" ujar Mark lagi.

Membuat Haechan mengangguk tiba-tiba seolah paham dengan apa yang dimaksud Mark.

"Jadi rumah ini? bekas hunian keluarga itu?" tanya Haechan lagi yang mendapat anggukan langsung dari Mark.

"Tapi Hyung, bukankah harusnya rumah ini disita oleh pihak bank?" tanya Haechan lagi.

Mark terlihat berpikir mendengarnya, betul juga, harusnya rumah ini disita. Mengapa mereka bisa menyewanya.

"Entahlah, mungkin Taeyong hyung yang menyewanya melakukan sesuatu?"

Jawaban Mark semakin membuat Haechan menerka-nerka.

"Maksudnya sogokan?" tebakan Haechan.

"Ah, Ani! Kau tahu relasi pertemanan dan hubungan Taeyong hyung dengan pihak-pihak hukum itu luas kan? Kau pasti tahu ia dulunya siapa?" papar Mark menolak pendapat Haechan.

Haechan hanya menganggukkan kepalanya. Namun, ia masih merasa penasaran dengan keluarga Zhong.

"Hyung!" panggil Haechan.

"Hem?"

"Aku teringat ucapan Yuta Hyung, jika aku dan Jeno ke sekolah, maka kita sekolah dimana? Bukankah sekolah di sini bukan hanya satu?" tanya Haechan yang membuat Mark menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ah, aku tak tahu! Kita bicarakan dengan Yuta Hyung besok, hehe," jawaban Mark diikuti cengiran khasnya.

Haechan hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Kurasa mereka terlalu lelah untuk melanjutkan pembicaraan ini, terlihat dari Haechan yang selalu mengangguki penjelasan Mark.

***

Semua penghuni rumah mewah itu sudah siap dengan segala keperluan mereka. Semua tengah duduk berkumpul dibeberapa sofa yang tergabung membentuk setengah lingkaran diruang tamu.

Yuta yang sudah siap dengan kacamata hitam dan jaket hitamnya. Kun sudah siap dengan kacamata hitam juga dengan topi bucket hitam dan setelan hoodie hitam miliknya. Mark hanya memakai casual, ia tidak ingin terlalu mencolok terlebih di kampus. Ia hanya pakai oversized shirt berwarna putih dengan celana jeans dan tak lupa kacamata dan tas ransel miliknya. Terakhir, Jeno dan Haechan mereka hanya menggunakan hoodie dan jeans karena mereka belum membeli seragam sekolah, lebih tepatnya menyewa.

Mysterious Detective-NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang