07

644 78 5
                                    

Jarum pendek menunjuk pukul tujuh malam. Si bungsu Zhong tengah mengecek semua barang yang akan ia bawa, pergi ke China. Rautnya tak menandakan rasa senang sedikit pun dengan keputusan sang kakak. Terlebih kabar baru-baru ini mengenai sahabatnya, Jeongin.

Mengapa anak itu tidak menghubunginya? Apa ia tak mau pemuda Zhong ini ikut dihukum? Kepala Chenle terus memikirkan kalimat-kalimat itu.

Duduk ditepi ranjang, termenung lalu berbaring. Hanya itu yang dilakukannya. Hingga suara dering ponselnya terdengar.

Chenle meraih ponsel yang tergeletak diatas nakas.

Notifikasi pesan.

Keningnya mengerut, nomor siapa ini?

Keningnya mengerut, nomor siapa ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya melebar terkejut

"Darimana dia dapat nomorku!" ujarnya seraya bangkit dari tidurnya.

Jarinya bergerak menekan deretan huruf pada layar ponsel.

Tapi justru balasan yang ia dapat tak sesuai dengan yang ia inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi justru balasan yang ia dapat tak sesuai dengan yang ia inginkan.

Tapi justru balasan yang ia dapat tak sesuai dengan yang ia inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Hah? Apa-apaan dia?' pikir Chenle.

"Apa-apaan sih? Tiba-tiba chat langsung ngajak ketemu!" gerutunya bingung.

"Dia dapat nomorku dari mana?" monolognya

"Jika dia saja tahu nomorku, jangan-jangan dia juga tahu rumahku?"

Mysterious Detective-NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang