13

610 81 8
                                    

Pagi yang cerah dikediaman Seo. Johnny tinggal sendiri, orang tuanya sudah meninggal. Dan iya juga masih melajang hingga usia yang sudah menginjak kepala tiga. Entah karena ia menikmati masa lajangnya atau memang ia tak ada niatan untuk menikah. Biasanya dipagi hari ini ia akan memasak makanan untuk dirinya sendiri sebelum mengajar kesekolah Namun baru saja ia turun ke dapur hendak memasak, seseorang lebih dulu mengerjakan niatannya.

"Kun?" panggilnya karena orang itu membelakanginya.

"Ah, Hyung! Maaf aku lancang memakai dapurmu," Kun tadi pagi pukul enam sudah bangun dan pergi ke supermarket 24 jam untuk berbelanja. Sekarang ini ia tengah sibuk membuat sup ayam untuk sarapan.

"Santai saja, kau masak apa?" tanya Johnny sembari melirik panci yang berisi air kaldu lengkap dengan isiannya.

"Hanya sup!" jawabnya diikuti seulas senyum.

Johnny mengangguk, langkahnya bergerak keluar dapur. Sebelumnya ia sempat menoleh kearah Kun. "Aku akan bangunkan yang lainnya!" ujarnya lalu menghilang dibalik pintu dapur.

***

Seperti yang ia katakan, Johnny tengah menuju ke kamar Haechan, Mark juga Jeno. Saat sampai di kamar Haechan, ia mengetuk pintu kamar tersebut.

Tok tok tok

Ceklek

"Oh my God!" serunya terkejut. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Haechan dengan kantung mata yang besar menghitam dibawah matanya. Sudah jelas anak itu tidak tidur semalaman.

"Kau kenapa Chan?" tanyanya walau ia tahu jelas Haechan pasti tidak tidur.

"Aku tidak tidur semalaman hyung!" sahutnya malas, seperti orang yang tak punya tenaga. Kepalanya berdenyut nyeri dikedua sisi. Efek ia tak tidur semalaman sepertinya.

"Astaga! Ayo turun makan!" respon Johnny sambil menarik tangan Haechan untuk turun kebawah. Namun Haechan mencekal tangan Johnny yang otomatis membuat langkah pria itu terhenti. Johnny mengernyit menatap Haechan bingung.

"Aku sudah kenyang," perlu kalian ingat bahwa Haechan baru saja menghabiskan sepanci ramyun pukul setengah empat dini hari tadi.

"Kau kan belum makan,"

"Sudah hyung! Tadi pagi jam setengah empat aku makan karena lapar,"

Johnny mengangguk, ia lantas menyuruh Haechan untuk tidur kembali. Kantung matanya sudah sebesar mata panda. Mungkin kalau ia dipakaikan kostum panda sudah dikira panda betulan.

"Aku akan ke kamar Mark dan Jeno!" pamitnya yang diangguki Haechan.

***

"Yak! Sialan!"

Sekarang apa lagi? Johnny mendesah lelah ketika ia sampai didepan kamar
Mark dan Jeno. Suara teriakan Jeno terdengar sampai keluar kamar. Anak itu mengumpat dengan keras sekali. Bahkan Yuta dan Kun sampai keluar dari dapur dan mendongak kelantai atas, tempat dimana kamar Mark dan Jeno berada.

"AKU DULU!" dengarkan, lagi-lagi anak itu berteriak layaknya anak kecil yang berebut mainan dengan temannya.

Johnny memutar bola matanya malas, ia meraih kenop pintu kamar mereka dan menggelengkan kepalanya saat melihat Jeno dan Mark yang tengah saling menghalang satu sama lain untuk masuk ke kamar mandi. Mark yang memiting kepala Jeno saat Jeno sudah hampir selangkah memasuki kamar mandi.

"Kau harus mengalah pada yang lebih muda Mark!" bahkan Jeno sampai memanggil Mark tanpa embel-embel Hyung.

"Justru kau harus mendahulukan yang lebih tua karena hormat!" balas Mark tidak terima.

Mysterious Detective-NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang