Pagi ini orang-orang begitu sibuk untuk acara pernikahan yang dilaksanakan, Sakura mengucek matanya ketika mendengar suara teriakan sang Ibu yang membuat tidurnya terganggu.
"Bangunlah Sakura. Ibu sudah menyiapkan pakaianmu. Cepat mandi dan kita akan segera berangkat," suruh Mebuki dengan suara yang terdengar lembut, namun ucapan wanita adalah sebuah perintah mutlak bagi Sakura, jika tidak terkena amukan yang bisa membuat rumahnya roboh.
Sakura berjalan menuju kamar mandi, "Baik Ibu. Sakura akan keluar sebentar lagi. "
"Bagus."
Setelah selesai dengan ritual mandinya Sakura memakai pakaian yang sudah di siapkan Mebuki, dia melihat bahwa ada desain khusus di gaun putih miliknya.
Matanya menatap ke arah cermin, "Apa ini memang benar bajuku? Kenapa seperti aku saja yang menikah?"
Suara pintu kamar yang di ketuk keras mengalihkan perhatian Sakura, ia bergegas memakai baju tersebut dan membuka pintu kamar.
"Apa kau belum siap juga? Ayo cepat! Kau juga perlu berdandan!" teriak wanita paruh baya itu terlihat sangat frustasi.
"B-baik Ibu. Saku akan segera keluar, oh iya di mana aku akan berdandan nanti. "
"Ke kamar kakakmu, di sana ada orang yang akan mendandanimu Sakura," jawab Mebuki. Dia berjalan meninggalkan putri bungsunya menyusul beberapa orang yang sibuk berlalu lalang.
Sesuai perkataan dari Ibunya, langsung saja gadis berambut merah muda tersebut berjalan menuju kamar sang kakak. Dia sedikit mengintip ketika pintu kamar Karin terbuka sedikit.
"Masuk saja. Jangan mengintip begitu Sakura."
Seorang wanita yang seumuran dengan Ibunya menyuruh agar Sakura segera masuk, "Siap untuk menjadi princess?"
*****
Kediaman Uchiha
Sakura mengetuk pintu kamar kakaknya, sayup-sayup dia mendengar suara kakaknya yang menyuruh masuk ke dalam. Kakinya melangkah dan terpana melihat penampilan kakak nya, Karin.
"Kak, kau sangat cantik." Sakura memegang baju pengantin Karin.
"Yah, begitulah Saku," jawab Karin dengan nada sendu.
Sakura menaikkan alisnya ketika mendengar suara Karin yang begitu aneh, "Kakak kenapa?"
Sang kakak hanya diam, tak lama kemudian dia menangis sambil terisak. Sakura yang melihat itu langsung gelagapan kemudian mencoba menenangkan kakaknya.
"Aku tidak mau menikah Sakura, aku masih ingin melanjutkan dunia bisnisku. Tapi melihat tatapan Ayah dan Ibu membuat ku merasa bersalah." Karin memegang tangan Sakura.
"Kenapa begitu?"
"Aku tahu kau mencintai pemuda itu Saku, dia orang yang selalu kau ceritakan padaku bukan?"
Sakura terdiam, mulutnya terasa terkunci mendengar pertanyaan dari kakaknya.
"Aku tahu kau mencintainya dari dulu bukan? Jujurlah Saku. Ayo jawab?!" bentak Karin sambil mengguncang bahu Sakura.
"Iya, tapi aku bisa menerimanya kak." Gadis bermata emerald itu menatap Karin yakin, dia menghapus bulir air mata yang menetes dikedua pipi Kakaknya.
"Kau berbahagialah kak. Jangan pedulikan aku," lirih Sakura sambil meninggalkan Karin. Melewati sosok sang Ayah yang berjalan masuk untuk menjemput Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudden Marriage [✓]
ContoPesta pernikahan Karin dan Sasuke akan diadakan sebentar lagi, Sakura yang berniat ingin membantu persiapan pernikahan kakaknya malah membuat dirinya terjebak dalam situasi sulit. Kakaknya mengatakan pada semua orang kalau dia tidak bisa menikah den...