Bab 7

4.2K 429 10
                                    

Gadis bersurai merah muda tersebut berdiridi balkon kamar Sasuke, dia menatap beberapa maid yang tampak lalu lalang untuk menyiram beberapa bunga dan juga rumput di halaman.

Helaan napas kasar terdengar dari mulut Sakura, "Aku tidak munafik untuk mengatakan ini, tapi kemarin Sasuke sempat bilang bahwa dia juga mencintai ku. Apa itu hanya kebohongan belaka saja?"

Lagi-lagi beberapa pertanyaan terbang memenuhi benak Sakura, gadis itu memilih untuk kembali ke dalam kamar. Dia melihat Mikoto yang sudah berdiri di dekat pintu.

"Ibu? Apa ada sesuatu?" tanya Sakura lembut sambil berjalan mendekati sang mertua.

Wanita paruh baya itu tersenyum aneh, "Segera ambil pakaian yang sudah keluargamu kirim, itu ada di depan pagar."

Setelah mengatakan hal itu Mikoto langsung beranjak dari sana meninggalkan Sakura dengan pandangan sendu pastinya, "Kenapa semua orang menatap diriku tak suka?"

Gadis itu berjalan menuruni tangga dengan pelan, sayup-sayup ia mendengar Mikoto yang sedang menelpon seseorang di ruang keluarga. Sakura mencoba mengabaikan itu dan tetap berjalan keluar rumah, dan benar saja koper berwarna merah muda milik Sakura sudah di bawa oleh seorang satpam.

"Ini koper Anda Nona, saya melihatnya di pagar depan tadi. Daripada hilang lebih baik saya bawa ke dalam," ujar satpam itu membungkukkan badan ke arah Sakura.

"Terima kasih Paman Asuma," jawab gadis itu ikut membungkukkan badan. Dia tersenyum manis dan kembali memasuki rumah, namun langkahnya terhenti ketika tak sengaja mendengar Mikoto menyebut namanya.

Wanita paruh baya itu tertawa ringan, "Cepatlah pulang Izumi. Kau tahu? Istri Sasuke itu sangat pemalas, kerjanya cuma tidur saja dan meminta maaf tidak jelas."

" .... "

"Baiklah jaga dirimu di sana sayang, secepatnya kau harus pulang. Kau ingat bahwa Itachi dan Ayahmu sedang menunggu kehadiran gadis manis kami," ujar Mikoto lagi.

Sakura mengepalkan tangannya erat, mata gadis itu tampak berkaca-kaca karena ucapan mertuanya barusan. Dia di bilang pemalas padahal baru satu hari dirinya tinggal di mansion besar Uchiha ini.

"Puas menguping?"

Gadis itu tersentak mendengar suara Mikoto yang sedang berdiri di hadapannya, "Maaf Ibu. Aku hanya lewat tadi."

Sakura bergegas menaiki tangga kembali menuju kamar, dia mendudukkan tubuhnya di atas ranjang dengan pemikiran yang melayang ke mana-mana.

*****

Sasuke memijit keningnya ketika membaca beberapa laporan hasil rapat tadi, seharusnya ia tidak bekerja hari ini karena dirinya baru saja menikah. Akan tetapi mengingat jika ini proyek penting maka ia harus datang ke kantor, pintu ruangan terbuka menampakkan sosok Naruto yang datang dengan senyum lebar.

"Maaf aku tidak bisa datang ke pernikahan mu kemarin," ujarnya sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal. Dia mendudukkan dirinya di sofa yang tak berada jauh dari tempat Sasuke duduk.

"Hn."

"Mengenai masalah itu aku juga sudah tahu Sasuke, apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Naruto menyandarkan tubuhnya ke sofa menunggu Sasuke menjawab pertanyaannya.

Lelaki itu hanya diam dan membalas tatapan Naruto, "Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Apa kau bisa membantu ku?"

"Ini yang aku pikirkan. Aku yakin kalau otak cerdasmu tidak berfungsi untuk masalah ini," ujar Naruto santai.

"Seperti kau pintar saja."

Pintu ruangan Sasuke kembali di ketuk, membuat kedua pemuda tersebut menatap aneh.

"Masuklah."

Seorang lelaki berperawakan sedikit malas masuk ke dalam ruangan, dia dengan cepat berjalan menuju sofa.

"Yo Shikamaru!" sapa Naruto senang seraya menepuk pundak lelaki itu keras membuat dia mengaduh.

Dengan cepat orang yang di panggil 'Shikamaru' tadi merebahkan tubuhnya di atas sofa, mata hitam tersebut melirik Sasuke, "Aku hanya ingin numpang tidur. Hari ini sungguh membuatku lelah."

"Kau kenapa?" tanya Naruto yang sepertinya sangat penasaran.

Sasuke yang mendengar pertanyaan sahabat kuningnya berdecak kesal, "Apa kau lupa kalau Shikamaru akan bertunangan Naruto?"

"Benar juga. Kenapa aku tidak mengingat nya," jawabnya tertawa ringan, "Pasti kau lelah karena sibuk mencari cincin dan segala macamnya. Benar bukan?"

"Hn."

Keadaan menjadi hening setelahnya, Shikamaru sudah tertidur dilihat dari tarikan napas teratur yang ada. Sedangkan Sasuke kembali sibuk dengan laporan tadi sangat berbeda sekali dengan Naruto yang tampak berpikir keras.

"Apa kau sudah menemukan idenya Sasuke?" ujar Naruto serius, dia melihat sahabat es nya tersebut terdiam sesaat.

Hingga suara map yang di letakkan di atas meja membuat Naruto menoleh, "Kenapa?"

"Aku akan pulang sekarang Naruto, aku harus melakukan sesuatu yang membuat kami berdua lepas dari kebohongan Karin." Dia berdiri dari kursi.

Pemuda berambut kuning tersebut mengernyit, "Maksudmu?"

"Bangunkan Shikamaru dan suruh dia pulang, aku harus pergi sekarang."

"Katakan padaku apa rencanamu Sasuke!" teriak Naruto menahan pergerakan Sasuke yang akan membuka pintu.

Lelaki berambut dark blue tersebut tersenyum tipis dan menarik gagang pintu, "Sangat mudah. Seperti bukti bahwa Sakura tidak hamil contohnya."

Dan pintu ruangan tertutup rapat meninggalkan Naruto dengan wajah cengo dan Shikamaru yang tampak terganggu dengan suara pintu barusan.







*****

Bersambung.

Sudden Marriage [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang