Jari telunjuk Sasuke menempel di depan bibir Sakura, dia terkekeh melihat reaksi istrinya yang begitu terkejut.
"Sekali cinta akan tetap cinta Sakura, jadi jangan berpikir bahwa aku ingin mengakhiri hubungan kita," ujar Sasuke mengelus pipi istrinya pelan, menarik jemarinya membentuk garis dan kembali berhenti tepat di dagu Sakura.
Gadis bersurai merah muda itu memukul bahu Sasuke pelan, meronta agar tubuh besar suaminya itu beranjak darinya. Bukannya merasa sakit Sasuke malah tertawa dengan tingkah istrinya kemudian menempelkan jidatnya pada Sakura.
"Maafkan aku."
"Apa maksudmu?"
Tiba-tiba pemuda tampan berambut raven tersebut menjauhkan tubuh, duduk di tepi ranjang dengan wajah datar. Dia tampak sedikit kecewa dengan permintaan maaf Sakura.
"Kau kenapa Sasuke?" tanya gadis itu khawatir.
Bukannya menjawab pertanyaan istrinya Sasuke malah berdiri kemudian berjalan keluar kamar, tanpa pikir panjang gadis berambut merah muda tersebut berlari mengejar sosok suaminya.
Menghiraukan kaki yang kesakitan akibat batu-batu kecil, Sakura terus berlari mencari keberadaan Sasuke, memutari rumah besar pemuda itu dan melihat sosok yang sedang ia cari duduk di bawah pohon.
"Sasuke ...," panggilnya.
Berjalan mendekat dan terkejut tatkala melihat suaminya memasang raut sendu, Sakura langsung saja memeluknya erat, mengelus punggung Sasuke berharap hal kecil yang ia lakukan dapat menenangkan hati suaminya itu.
Tangan mungil Sakura berniat melepaskan pelukannya akan tetapi pergerakannya terhenti, "Biarkan begini Sakura."
"Maaf karna menikah denganku membuatmu menderita, selama ini kau selalu menangis bukan?" Sasuke bertanya dengan suara yang tidak terlalu jelas.
Sakura menggeleng cepat, "Kamu tidak salah Sasuke, aku menangis karena perlakuan orang-orang padaku. Bukan karena menikah denganmu."
"Sakura, apa kau benar-benar ingin mengakhiri hubungan kita?" tanya Sasuke melepaskan pelukan. Dia menatap mata emerald istrinya yang tampak begitu cerah dan juga meneduhkan, sangat berharap dengan jawaban yang keluar dari mulut istrinya.
Angin malam berhembus menerbangkan rambut keduanya, Sakura memejamkan mata sebentar kemudian menganggukkan kepala pelan.
"Aku tahu itu, terimakasih sudah menolak sentuhanku tadi." Sasuke tersenyum tipis. Memilih berdiri dan mengulurkan tangan pada Sakura, "Aku menerima keputusanmu. Boleh aku menggenggam tanganmu untuk malam ini saja?"
"Keputusan? Aku bahkan belum mengatakan apapun Sasuke!" ujar gadis berambut merah muda itu terkekeh dengan raut wajah sedih suaminya. Ia menarik kembali tubuh Sasuke untuk duduk di sampingnya kemudian mengangkat kedua tangan mengelus pipi tirus suaminya gemas, "Aku mengangguk bukan berarti setuju."
"Kau mempermainkan ku?"
Lagi-lagi Sakura terkekeh, dia mencium kedua pipi pemuda itu dengan cepat.
"Kita akan selalu bersama, aku mencintaimu Sasuke."
"J-jadi?"
"Ah lihatlah wajah menggemaskan seorang Uchiha Sasuke ketika gugup begini, aku jadi ingin menciumnya," goda gadis berambut merah muda sambil mengerucutkan bibir.
Merasa di permainkan, Sasuke menurun rencana untuk membalas Sakura, tiba-tiba tangan besar pemuda itu mengangkat tubuh istrinya mengudara.
"Hei kau membuatku takut Sasuke!" pekik gadis itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Sasuke, dengan kaki yang melingkar di pinggang pemuda itu.
"Berani menggodaku?" tanyanya dengan seringai.
Mata emerald Sakura membelalak saat merasakan bibirnya yang basah, perlahan tapi pasti gadis itu memejamkan mata menikmati ciuman hangat yang diberikan Sasuke.
"Aku juga mencintaimu Sakura."
Mereka berdua tersenyum satu sama lain, Sasuke mendekatkan wajahnya kembali satu gerakan lagi maka ia dapat mencium Sakura. Namun, terhenti ketika tak sengaja mendengar suara benda jatuh dari arah belakang.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Sasuke merasa terganggu karena kehadiran keduanya.
Itachi menegang di tempat, "A-ah kami berencana untuk kencan di sini. Tapi malah keduluan, ayo Izumi kita cari tempat lain saja."
"Maafkan kami Sasuke telah mengganggu kegiatan kalian," ucap kakak iparnya itu membungkukkan badan, dia mengambil ponsel yang tak sengaja terjatuh saat melihat adegan intim tadi.
Izumi tersenyum canggung, "Hai Sakura. Aku Izumi, istrinya Itachi."
"H-hai kak."
"Baiklah. Ayo kita pergi saja Izumi, biarkan Sasuke melanjutkan kegiatannya. Kita kencan di tempat lain saja ya?" tanya Itachi menarik tangan istrinya yang menganggukkan kepala, sebelum benar-benar pergi dari sana ia menyempatkan diri melirik kembali ke belakang.
"Sebaiknya kau melakukannya di kamar Sasuke, bercocok tanam saat musim dingin sepertinya menarik."
"Oke."
Itachi tersenyum mendengar jawaban sang adik, memilih pergi dari sana secepat mungkin.
Wajah gadis bersurai merah muda itu tampak tak mengerti, dia menatap Sasuke penuh tanya, "Bercocok tanam seperti apa?"
"Kau tidak tahu?"
Sakura menggeleng.
"Mari masuk, udaranya semakin dingin!" ajak Sasuke menarik tubuh istrinya perlahan, akan tetapi melihat kaki Sakura yang tak memakai alas membuat dia berinisiatif menggendong istri mungilnya.
Berjalan memasuki rumah dan membawa langkah kakinya menuju kamar, dengan pelan Sasuke meletakkan tubuh Sakura di atas ranjang dan ikut berbaring di sebelahnya, "Jadi? Apa kita akan bercocok tanam?"
"Maksudnya apa Sasuke?" tanya gadis tersebut dengan wajah memerah saat merasakan napas Sasuke yang menerpa sisi wajahnya.
Tiba-tiba gadis itu merasa bahwa dirinya sedang dalam bahaya, apalagi melihat seringai menyebalkan yang ditujukan Sasuke padanya.
"Maksudnya membuat Uchiha baru, mungkin?" jawab pemuda itu menaik turunkan alis menggoda sang istri yang tampak menahan napas.
*****
Terimakasih teruntuk semuanya yang sudah mendukung saya dengan memberikan komentar dan juga vote, setidaknya itu membuat saya senang.
Dan saya memutuskan untuk menjadikan bagian ini sebagai epilog. Bye-bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudden Marriage [✓]
Historia CortaPesta pernikahan Karin dan Sasuke akan diadakan sebentar lagi, Sakura yang berniat ingin membantu persiapan pernikahan kakaknya malah membuat dirinya terjebak dalam situasi sulit. Kakaknya mengatakan pada semua orang kalau dia tidak bisa menikah den...