Alunan piano membuat Sakura merasa tenang, matanya mengerjap menatap sekitar yang dipenuhi banyak orang. Hari ini dia dan Sasuke menghadiri acara pertunangan Shikamaru dan Temari, setelah selesai menyaksikan acara pertukaran cincin gadis berambut merah muda itu menikmati beberapa kue manis.
Sakura celingak-celinguk mencari keberadaan Sasuke, dia tak menemukan suaminya itu dimana pun.
"Sakura?"
Mendengar suara seseorang yang memanggil namanya membuat Sakura membalikkan badan, dia terpaku melihat siapa yang berdiri di hadapannya sekarang. Seorang pemuda berambut merah yang pernah ia tabrak di taman waktu itu.
"Kau Sakura bukan?" tanya pemuda itu lagi.
"I-iya. Ada apa em ...."
"Panggil aku Gaara," jawabnya cepat ketika Sakura menggantung ucapannya.
"Baiklah Gaara." Kepala merah muda itu mengangguk paham, dia merasa sedikit canggung ketika berhadapan dengan orang baru.
Gaara yang melihat hal itu tersenyum sangat tipis, dia menepuk bahu gadis itu pelan, "Kau datang bersama siapa?"
"Aku datang bersama suamiku, bagaimana denganmu?"
"Kalau bukan karena dia kakak perempuanku mungkin aku tidak akan datang Sakura," jawab pemuda tampan itu seraya menunjuk ke arah Temari yang sibuk bergandengan tangan dengan Shikamaru.
Gadis merah muda itu mengangguk kan kepala sebagai jawaban, dia kembali menengok ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan sang suami akan tetapi hasilnya tetap nihil.
"Kemana dia pergi," gerutu Sakuta meremas kedua tangannya. Gadis berambut merah muda ini mengubah ekspresi wajahnya ketika melihat sang kakak yang berjalan mendekat bersama dengan seorang pemuda.
Karin tersenyum, "Kau datang Sakura? Apa kabarmu?"
"Baik."
"Kenalkan, pemuda ini adalah kekasihku." Gadis berambut merah itu menarik lengan pemuda yang berdiri di dekatnya, "Namanya Suigetsu."
"Oh." Sakura menjawab dengan ketus, dia lebih memilih untuk mencari keberadaan Sasuke dibanding mendengar ucapan Karin.
Melihat Sakura yang tak nyaman, Gaara berinisiatif untuk membawa gadis itu pergi. Tangan besarnya menggenggam tangan Sakura erat, sesaat dia dapat merasakan bahwa gadis berambut merah muda itu menegang. Namun, Gaara mengabaikan hal itu dan menarik Sakura keluar dari sana.
Tanpa pikir panjang Sakura melepaskan genggaman tangan Gaara, dia menatap penuh heran pada pemuda berambut merah yang baru saja ia kenal itu, "Kenapa kau membawaku kemari?"
"Aku pikir kau tak nyaman dengan orang tadi," jawabnya santai. Gaara menatap gadis di hadapannya datar, "Dia siapa?"
"Kakak ku, terimakasih sudah membawaku menjauh darinya."
"Tak masalah. Kenapa kau terlihat tak menyukainya?"
"Ah itu ada sedikit masalah antara aku dan dia. Tidak usah dipikirkan, aku akan pergi mencari suamiku. Sampai nanti," pamit Sakuta melambaikan tangan, dia menarik ponsel yang berada di dalam tas dan menghubungi Sasuke.
Gaara menatap kepergian gadis berambut merah muda itu dengan diam, dia memutuskan untuk kembali masuk ketika sosok Sakura hilang di belokan menuju parkir mobil.
Perasaan khawatir melingkupi diri Sakura saat ponsel itu tak aktif, dia berjalan menuju parkiran dan melihat mobil Sasuke masih ada di sana. Gadis berambut merah muda itu berencana akan menunggu suaminya di dekat mobil saja, akan tetapi langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang berada di dalam mobil.
Itu Sasuke bersama seorang ... gadis? Dada Sakura terasa sesak saat melihat pemandangan di depannya.
Gadis itu tersentak ketika mata Sasuke tak sengaja melihatnya, perlahan ia memundurkan langkah segera pergi dari sana.
"Sakura!" teriak pemuda itu keras melihat Sakura yang berjalan menjauh, dia membuka pintu mobil, "Shion nanti aku hubungi lagi."
Kakinya bergegas mengejar sang istri yang berjalan lebih cepat, dia menangkap tangan Sakura dan membalikkan badan gadis itu.
"Kenapa kau mengejar ku?" tanya gadis berambut merah muda itu berusaha untuk tersenyum.
"Dengarkan aku Sakura, ini tidak seperti yang kau pikirkan."
"Apa kau mau mengabulkan satu permintaan ku Sasuke?" Bukannya mendengar penjelasan suaminya Sakura malah kembali bertanya dengan suara lirih.
Pemuda berambut dark blue itu mengernyit, "Apa maksudmu?"
"Aku ... ingin kita segera mengakhiri ini. Malam ini juga," ujar Sakura menatap mata hitam milik suaminya.
"Tapi ...."
"Aku mohon ... aku akan pulang lebih dulu, kau selesaikan saja urusanmu sekarang." Gadis itu berbalik badan untuk mencari taxi, meninggalkan sosok Sasuke yang menatap tak percaya. Dia dengan segara menarik kembali tangan Sakura dan mengangkat tubuh itu menuju mobil.
"Lepaskan aku!" pekik gadis itu meronta agar segera diturunkan, tapi Sasuke mengabaikan hal itu dan tetap berjalan menuju mobil.
Dia mendudukkan Sakura dengan pelan, dengan cepat memutari mobil dan mengunci pintu.
"Mau apa kau? Jangan berbuat yang macam-macam!" teriak Sakura ketika Sasuke menatap dirinya.
Pemuda tersebut tersenyum tipis mendengar ucapan sang istri, "Aku berhak atas dirimu Sakura."
"Dengarkan aku Sakura, gadis tadi adalah Shion. Dia adalah dokter keluarga Uchiha," ujar Sasuke tegas.
Sedangkan Sakura hanya diam.
"Dia akan datang besok ke rumah, membuktikan bahwa kau tak hamil. Dan mendapatkan kepercayaan Ibu, aku tahu masalah ini begitu sepele di mata orang lain, akan tetapi kau tahu bukan mendapatkan kepercayaan seseorang itu susah."
"Lalu apa hubungannya dengan dokter itu?" tanya Sakura.
"Kau masih tak paham? Dia dokter kepercayaan keluargaku yang berarti bahwa Ibu akan mempercayai nya. Semua orang tidak akan membencimu lagi Sakura," jelas pemuda itu lagi.
Gadis berambut merah muda itu menatap Sasuke yang terlihat antusias, "Setelah itu kita akan berakhir bukan?"
*****
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudden Marriage [✓]
Historia CortaPesta pernikahan Karin dan Sasuke akan diadakan sebentar lagi, Sakura yang berniat ingin membantu persiapan pernikahan kakaknya malah membuat dirinya terjebak dalam situasi sulit. Kakaknya mengatakan pada semua orang kalau dia tidak bisa menikah den...