Chapter 2

324 55 0
                                    

Sebuah oracle diberikan kepada setiap bangsawan di Las Vecchia saat mereka lahir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah oracle diberikan kepada setiap bangsawan di Las Vecchia saat mereka lahir.

[Jangan dibutakan oleh keinginan]

Itu adalah oracle yang diberikan kepadaku.

Apakah itu harga yang harus kubayar karena telah mengabaikan ramalanku dengan berpikir bahwa itu hanyalah mitos lama belaka?

Apakah perjuanganku untuk melepaskan diri dari penghinaan yang kudapatkan sebagai anak haram menyebabkan kematian putriku sendiri?

"Yang Mulia telah mengirim pasukan ke Katan."

Saat aku sedang duduk di tepi sungai sambil menyebarkan abu milik anak dan suamiku, kepala pelayan itu mendekat dan bergumam.

"Ya, saya mengerti."

Aku hanya mengangguk dengan acuh tak acuh pada kata-katanya.

Yvonne tidak lagi di sisiku.

Sekarang, aku tidak punya alasan untuk hidup lagi, jadi aku tidak merasa terancam oleh itu.

“… Yang Mulia Joseph telah menyiapkan Rute pelarian. Ksatria Katan akan memblokir pasukan, jadi silahkan lari."

“Rute pelarian?”

Meskipun aku tidak punya niat untuk melarikan diri, kata-kata kepala pelayan membuatku mengrenyitkan dahi.

"Apakah Anda tidak tahu bahwa Yang Mulia Joseph telah menolak perintah Yang Mulia untuk membawa Lady Yvonne?"

“… Apa maksudmu bahwa sejak awal yang ingin George bunuh adalah Yvonne alih-alih Joseph?”

Aku tidak tahu.

Karena Joseph tidak pernah memberi tahuku tentang bahaya apa pun yang bergerak menuju Katan.

“Yang Mulia tampaknya telah menawarkan janji untuk meninggalkan Katan sendirian dengan imbalan Lady Yvonne selamat, tapi melihat nyonya tidak tahu…”

Kepala pelayan berujar lemah dengan senyum pahit.

“Saya rasa Yang Mulia Joseph tidak berniat menyerahkan Lady Yvonne kepada Yang Mulia sejak awal.”

"…Begitu."

Aku tidak pernah mengira bahwa dia akan begitu menyayangi Yvonne karena kepribadiannya yang kaku.

Aku bahkan tidak bisa minta maaf.

Beraninya aku.

Aku sangat sedih sehingga aku bahkan tidak bisa untuk mengangkat kepala dan air mata jatuh dengan deras ke tanganku.

'Maafkan aku.'

Aku benar-benar minta maaf.

Betapa aku berharap aku bisa mengatakan itu dengan lantang, tapi hanya suara ratapanku yang keluar.

Aku Menikahi Putra Mahkota Yang Terbuang [NOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang