Ke-5

22 24 6
                                    

"Oh iya, tadi gue lupa bilang makasih.."

"Pasti dia mikirnya gue gak punya tata krama, gak ada sopan santun, cewe kasar.. Aduh! Lagian bego banget sih! Bisa-bisanya gue kebawa emosi."

Jena sudah beribu-ribu kali mendengus, menarik nafasnya lalu membuangnya dengan kasar, berjalan bolak-balik di kamarnya, dan bahkan memaki dirinya sendiri.

"Apa gue telfon aja ya?"

"Tapi katanya dia sibuk?"

"Ah jam segini masa masih sibuk sih?"

"Ya bisa jadi.."

"Masa dia malem-malem gini masih kerja? Gak mungkin lah ya.."

"Tapi kalo telfon ganggu. Pasti dia capek juga."

Jena membuka ruang percakapannya di ponselnya.

Haje

Je
Makasih ya hr ini
Makasih td udh bantuin gw jg

Setelah mengirimnya, Jena langsung melempar ponselnya ke kasurnya.

"AH! PASTI DIA MARAH INI. PASTI DIA CERITA-CERITA KE ORANG LAIN KALO DIA KETEMU CEWE GILA KAYAK GUE!"

Drrt drrt

Jena dengan cepat melihat layar ponselnya dan terpampang nama 'Haje' yang sedang menelfonnya.

"Mati gue."

Call acepted

"H-halo.."

"Sama-sama."

"I-iya.."

"Gagap lo?"

"Ngga! Sinyal lo kali."

"Cih, haha. By the way besok ketemu yok."

"Sama gue?"

"Masa sama Diyo."

"Gak usah ungkit dia ah, males gue."

"Sama Jena lah, gimana?"

"Y-ya gue mah ayo aja."

"Ya udah besok gue jemput pas lo pulang sekolah."

"O-oke.."

"Tuhkan beneran gagap."

"Sinyal lo itu!"

"Dandan yang cantik ya. Bye."

"H-hah-"

Tut tut tut

Telfon itu seketika dimatikan oleh Hyunjin.

Jena terpaku menatap layar ponselnya dan lama-lama ia mulai tersenyum.

Jena terpaku menatap layar ponselnya dan lama-lama ia mulai tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heart To HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang