"Cut! Good work guys."
Jena dan Hyunjin lalu memonitor hasil video tersebut.
Saat menontonnya, Hyunjin terlihat puas dengan hasilnya dan melemparkan senyuman manis ke Jena.
Lalu Hyunjin pergi dan kembali masuk ke ruang tunggunya.
Jena lalu mengikutinya, "Je,"
"Hm?"
"Gue kurang apa gak tadi?" -Jena
"Udah bagus kok itu." -Hyunjin
"Beneran?" -Jena
"Tapi ada satu hal!" Hyunjin menyerukan hal itu sambil menatap Jena intens.
"Apa?" -Jena
"Lo tuh kadang kurang dapet feelnya. Lo harus keep in mind kalo gue itu pacar lo biar yang nonton bisa ngerasain arti lagunya juga." -Hyunjin
Jena mengangguk, "Oke, gue akan coba lebih keras lagi."
"Sini," -Hyunjin
Jena mengerutkan dahinya, "Apaan?!"
"Lihat sini." -Hyunjin
Cekrek
"Oh, mau foto gue.. gue kira apa.. hehe." -Jena
Lalu Jena menghampiri Hyunjin yang duduk di sofa, "Lihat dong hasilnya."
Hyunjin menjauhkan kameranya dari Jena sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jena yang sangat penasaran akhirnya terus mencoba untuk melihat layar kamera itu, sampai-sampai mereka tidak sadar kalau posisi mereka saat ini sangat dekat.
"Kenapa sih Je?!" -Jena
Hyunjin berdiri dari sofa tanpa berbicara apa pun dan pergi keluar ruangan itu.
Jena yang merasa ada yang aneh dengan Hyunjin akhirnya hanya bisa mengikutinya dari belakang.
Hyunjin menyadari hal tersebut, "Gak usah sok ngendep-ngendep deh. Gue tau lo ada di belakang gue."
"Ck."
Lalu Hyunjin menghampiri foodtruck yang ada di lokasi syuting dan mengambil churros, "Nih makan. Dari pada ngomong mulu." Hyunjin menyuapkan churros itu ke dalam mulut Jena.
"Eh enak." -Jena
"Enak apa laper?" Kata Hyunjin yang masih menyuapkan Jena.
"Dua-duanya hehe." -Jena
"Ya udah nih makan sendiri, kayak anak bayi aja disuapin." Ia memberikan bungkus makanan itu ke Jena dan pergi.
"Lo gak makan?"
Matahari telah terbenam, tergantikan oleh bulan, dan malam pun tiba. Seluruh kru mulai membereskan properti dan lokasi syuting.
"Jen, gue anterin lo ya." -Hyunjin
"Terus mobil yang tadi pagi gimana?" -Jena
"Mobil kan tinggal dibalikin ke perusahaan, sekarang gue nawarin lo pulang pake mobil pribadi gue." -Hyunjin
"Ya udah ayo." -Jena
"Tumben gak bawel nanya-nanya." -Hyunjin
"Gue bawel salah, gak bawel salah." -Jena
Mereka masuk ke dalam mobil, dan disana Jena bisa dengan santai bersama Hyunjin. Kini Jena merasa nyaman bersama Hyunjin, tidak ada kecanggungan di antara keduanya.
"Jadi besok gue bolos lagi ya?" -Jena
"Iya, seneng lo?" -Hyunjin
Jena mengangguk dengan wajah ceria, "Iya! Haha kok tau sih?"
"Gue juga pernah sekolah kali." -Hyunjin
"Sebenernya gue bukan males sekolah sih, tapi males ketemu Diyo." -Jena
"Emangnya kenapa lagi sama dia? Dia gak ngapa-ngapain lo kan?" -Hyunjin
"Ya gak lah! Mana berani, gue hajar baru tau rasa." -Jena
"Hajar apanya, waktu itu aja kalo gak gue bantuin, bisa apa lo?" -Hyunjin
"Iya juga ya..aduh jadi takut kalo dia gituin gue lagi." -Jena
"Kan ada gue, telfon gue aja." -Hyunjin
Jena menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gak, gak, lo itu juga ada kerjaan. Gue gak mungkin lah nelfon lo untuk masalah gak penting kayak gitu."
"Masalah sepele?! Kalo lo sampai kenapa-kenapa gimana?! Itu sepele buat lo?!" Nada Hyunjin tiba-tiba berubah seakan-akan ia sedang memarahi Jena.
Jena terkejut, "Santai aja kali. Gak usah ngegas."
"Lo yang bikin gue naik darah tau gak! Orang lain aja peduli sama lo, masa lo gak peduli sama diri lo sendiri?!" -Hyunjin
"Orang lain siapa? Lo maksudnya?" -Jena
"Ya siapa lagi, terus Diyo gitu?" -Hyunjin
"Hahaha, iya Haje! Makasih ya udah selalu ada buat gue, my bestfriend." -Jena
"Bestfriend? Naik pangkat nih gue?" -Hyunjin
Jena tertawa terbahak-bahak, "Terserahlah lo mau bilang naik pangkat atau bukan, haha. Lo anggep gue apa? Jangan bilang cuma temen?"
"Temen kerja?" -Hyunjin
Mendengarnya Jena kecewa dan cemberut, "Je, parah banget lo."
Hyunjin terkekeh melihat keimutan Jena dan reflek menyubit pipi kanannya, "Bercanda sih."
Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Jena. Saat mobil berhenti, Hyunjin menengok ke Jena tanpa mengatakan satu patah kata pun. Ia hanya memperhatikan Jena.
Jena menatap mata Hyunjin balik, "Apa liat-liat? Gue tau gue cakep."
"HAHAHA"
"Ge'er lo haha." -Hyunjin
Jena lalu turun dari mobil Hyunjin. Saat ia hendak menutup pintu ia justru kembali menundukkan kepalanya seakan-akan ia ingin kembali masuk ke dalam mobil.
"Turun, Je." -Jena
"Hah?" -Hyunjin
"Lo kan belom makan, ayo makan bareng." -Jena
"Gak usah takut ngerepotin Nenek." Tolak Hyunjin.
"Gak usah alesan, ayo." -Jena
Karena tidak ada pilihan, akhirnya Hyunjin pun mengikuti keinginan Jena dan masuk ke dalam rumah.
Saat sampai di depan pintu rumah, Jena tidak langsung masuk, melainkan ia melongo-longo untuk memastikan situasi rumah.
"Kenapa?" -Hyunjin
Jena menggelengkan kepalanya, "Ayo masuk."
Di jam-jam seperti ini, Jena sudah bisa menebak keberadaan keluarganya itu.
Jena mengajak Hyunjin ke ruang makan, dan benar saja Nenek, Darsa, dan Myuri ada disana.
"Hai Ma!" Sapa Jena.
"Eh udah pulang? Ya ampun Mama gak denger tadi. Maaf ya gak bukain pintu." -Myuri
"Gak apa-apa, Ma. Oh ya ada tamu lho. Taraaa~" -Jena
Semua orang tersenyum melihat Hyunjin yang sedang berdiri sambil tersenyum malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart To H
FanfictionAkankah hatinya tetap untuk Han atau terjatuh untuk Hyunjin? Starring Hwang Hyunjin & Han Jisung of Stray Kids ⓒYooWells, 2021