𝘅𝘃𝗶𝗶𝗶. 𝙜𝙖𝙜𝙖𝙡 𝙩𝙤𝙩𝙖𝙡

344 71 8
                                    


"MA! POKOKNYA DIA GA BOLEH NIKAH SAMA YEOSANG!"

Haeun memijat pelipisnya pelan mendengar teriakan putri kesayangannya. "Iya sayang, kamu sabar dulu. Mama lagi pikirin caranya."

"Ma.. kenapa ga kita racunin si Jongho?"

"Kamu mau kita di penjara?!"

"Ya kita hati hati mama! Gimana sih?!"

Wanita bermarga Jang itu menghela nafasnya lelah. Semakin lama, keinginan putrinya itu semakin menyeramkan. Haeun takut apabila sebenarnya Wonyoung tidak mencintai Yeosang, tapi hanya terobsesi.

Namun apa yang bisa ia perbuat selain mengikuti apa permintaan sang putri. "Oke, nanti kita racunin dia."

Sesuai rencana, Haeun dan Wonyoung akan menuangkan racun pada makan siang Jongho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesuai rencana, Haeun dan Wonyoung akan menuangkan racun pada makan siang Jongho. Bukan mereka yang menyiapkan, melainkan asisten rumah tangga mereka yang akan menyiapkan. Maka dari itu, tidak akan ada yang curiga dengan mereka berdua.

Setidaknya itu pikiran mereka. Nyatanya mereka berdua salah besar. Lucy mengetahui akal-akalan busuk mereka dan memutuskan untuk bekerja sama dengan asisten rumah tangga-nya.

"Bi, bibi nanti nurut aja ya kalo di suruh sama mama sama Wonyoung? Bibi pake ini dulu, biar bisa di rekam buat di jadiin bahan bukti ke papa."

Lucy menyerahkan sepasang anting kecil yang kemudian di pasang di telinga sang ART. "Bibi bantuin Lucy dulu ya? Kalo bibi bantuin mama, nanti malah bibi yang Lucy aduin ke papa. Bibi mau?"

Asistennya menggeleng takut. "Jangan non, bibi masih mau kerja di sini. Bibi masih harus biayain anak bibi non. Jangan."

Si bungsu Choi tersenyum puas kemudian mengelus pelan bahu wanita paruh baya yang sudah ia anggap bibinya sendiri itu. "Selama bibi mau bantu Lucy, bibi masih aman. Karena yang pegang kekuasaan di sini itu papa, bukan mama. Makasih ya bi. Inget inget ucapan Lucy tadi."

Lucy berlalu ke atas. Tepatnya menuju kamarnya dan sang kakak. Tidak, kamar mereka berdua terpisah. Namun Lucy lebih sering menghabiskan waktunya untuk berada di samping kakak kesayangannya dan menjaganya bak permata.

Sesayang itu Lucy pada kakaknya.

Lucy menatap teduh siluet laki-laki yang tengah duduk membelakanginya sembari membaca buku. Kakaknya itu orang yang lembut dan pemaaf. Ia tidak sepantasnya mendapatkan perlakuan keji dari mama dan adik tirinya.

Apapun akan ia lakukan demi melindungi Jongho. Itu janjinya.

"A'a.." Lucy masuk ke dalam kemudian kembali menutup pintu. Menghampiri Jongho yang sekarang beralih menatapnya lembut.

Tatapan itu, mengingatkan Lucy pada mendiang mamanya. Hanya Jongho yang mewarisi kebanyakan gen dari mama mereka berdua.

Ponsel Jongho tiba-tiba berdering. Sebuah panggilan video masuk dari San.

meet old love | completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang