One month later
────────────────
Yeosang menggenggam tangan pucat yang terbebas dari selang infus. Laki-lakinya, Choi Jongho, si manis ini lagi-lagi terbaring di atas ranjang Rumah Sakit. Dan semua, karena dirinya.
Yeosang meruntuk dalam hati. Padahal dirinya sudah berjanji tidak akan membiarkan siapapun agar bisa menyakiti Jongho. Tapi malah dirinya yang menjadi penyebab Jongho kembali terbaring di Rumah Sakit.
"Dek.. maafin mas. Kalo aja mas ga pergi kerja pagi itu, pasti kalo ga akan kaya gini.."
"Sang, makan dulu.."
Yeosang menoleh, menggeleng lemah pada laki-laki tinggi di ambang pintu. "Gue ga nafsu makan kak, Jongho juga ga makan.. ini udah hampir satu bulan Jongho belum bangun-bangun."
Seonghwa menatap Yeosang iba. Setelah Jongho di operasi dan di nyatakan koma, Yeosang tidak pernah pergi dari sisi ranjang laki-laki bermarga Choi itu. Perusahaannya ia serahkan kepada Wheein dan Hwasa sementara ia menunggui Jongho.
"Seengganya sedikit aja Sang, masa iya lo mau biarin Jongho bangun nanti malah liat lo yang sakit? Lo mau Jongho makin sedih?"
Yeosang menghela nafas lemah kemudian beranjak dari duduknya. Sudah berjam-jam lamanya ia duduk di atas kursi besi yang tersedia.
Seonghwa menyerahkan sekotak makanan pada Yeosang, "Makan dulu, nanti malem pulang. Biar gue sama Hongjoong yang ganti jaga." Ujarnya seraya mendudukkan tubuhnya di samping Yeosang.
"Ga usah kak, gu─
"Kali ini ga ada bantahan, lo balik. Ga usah ngeyel, badan lo udah kurus banget kaya gitu. Ntar sakit malah bahaya."
Yeosang menghela nafas pasrah. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti kata-kata Seonghwa. Karena jika tidak, mungkin saja laki-laki dengan marga Park yang kini menjadi Kim itu bisa saja benar-benar melarangnya untuk datang menemui Jongho yang masih terbaring dengan wajah damai dan banyaknya alat yang menempel pada tubuhnya.
Akhirnya, setelah menghabiskan makan malam-nya yang di bawakan oleh Seonghwa, Yeosang menyambar ponsel, hoodie hitam dan kunci mobil miliknya. Kemudian berlalu setelah berpamitan pada Seonghwa yang fokus pada ponselnya dan Jongho, yang masih setia menutup matanya.
Yeosang mengusap wajahnya dengan kasar. Pikirannya belakangan ini selalu terisi oleh laki-laki manis dengan marga Choi itu. Jongho seperti menyita dunianya. Benar-benar menyita semua perhatiannya.
Usai memarkirkan mobilnya di garasi mansion keluarganya, Yeosang berjalan memasuki mansion dengan langkah gontai.
"Yeo? Sini dulu."
Yeosang berjalan mendekat ke arah Moonbyul yang tengah duduk dengan iPad di tangan kanannya. "What's wrong, mom?" Tanyanya dengan nada lesu.
Moonbyul mengelus penuh sayang surai hitam anaknya yang terlihat berantakan. "Gimana keadaan calon menantu mommy?"
"Masih sama.. belum ada tanda-tanda kalo Jongho bakalan sadar deket deket ini, mom.." Jawabnya dengan lesu. Kepalanya ia sandarkan dengan nyaman pada bahu wanita kesayangannya.
"Sabar ya, Yeo.. Jongho cuma butuh istirahat sekarang ini."
"Yeosang capek mom.. kenapa setiap kali Yeosang bareng sama Jongho, pasti sesuatu yang buruk terjadi sama Jongho. Apa dunia ga pernah ngerestuin Yeosang buat bareng sama Jongho?" Yeosang bertanya asal. Terlalu lelah untuk menanggung semua ini.
Hei Kang Yeosang, tidakkah kamu tahu seberapa seringnya Jongho menanggung hal serupa? Bahkan lebih dari ini.
"Sssh!" Moonbyul mendesis tidak setuju. "Kamu ga boleh bilang gitu Yeosang. Kamu sekarang ini lagi di uji sama Tuhan. Pantes atau tidaknya kamu sama salah satu hamba-Nya yang baik."
Yeosang menggeleng tidak setuju, "But mom─"
"Ssh! Udah sana masuk kamar, terus mandi. Istirahat dulu sana."
Yeosang berjalan gontai menuju lantai atas. Tepatnya kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya yang sakit di atas ranjang empuk.
Pikirannya menerawang jauh. Memikirkan bagaimana jika─ seandainya, kekasihnya benar-benar tidak akan bangun lagi, dan kemudian meninggalkannya─ stop! Yeosang berpikir terlalu jauh.
Ponselnya berdering. Sebuah panggilan masuk..
Choi Lucy is calling you..
Dahi Yeosang mengkerut. Sejak kapan ia mempunyai nomor Lucy?
"Halo?"
"Kak Yeosang!"
Laki-laki Kang ini menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga, "Kenapa? Suara lo kenceng bener. Budeg entar kuping gue."
"Anak anj─ sorry paaaah!"
Yeosang tertawa kecil mendengar pekikan Lucy di ujung sana. Ia yakin, pasti gadis Choi itu di marahi oleh papanya.
"Jadi gini, nih.." Lucy menjeda ucapannya, "Papah mau ngajakin ketemuan, besok pagi sih.. anu ini deh! Nomor bangsalnya A' Jongho nomor berapa?" Tanya Lucy.
"117.. Om Choi ngapain mau ketemuan?"
Lucy mengedikkan bahunya, "Entah deh papah.. oke! See you kak Yeosang!"
Tutt! Tutt!
Yeosang mendengus geli. Lucy dan Jongho.. ah, memang sudah terdeteksi kakak beradik.
Tingkah mereka, sifat mereka, benar benar sama tanpa Yeosang harus mengujinya. Dan tidak di pungkiri, Lucy yang menelfonya tadi membuat kerinduan Yeosang pada Jongho sedikit terobati.
────────────────
update because we got 𝗸𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗲𝗼𝘀𝗮𝗻𝗴 '𝗿𝗼𝘁𝗶 𝘀𝗼𝗯𝗲𝗸' AHAHAHAHAHA yaAllah(╥﹏╥)
Kaget banget Yeosang buka bukaan gitu:( Jongho makin cantik, Hwa jamet && om topeng back. Yuno nyetir mobil
Dan yang terpenting 'FIX ON!' nya Mingi adaaa! Walaupun orangnya ga ada, tapi seengganya itu bisa ngobatin rasa kangen ke Mingi and we know, Mingi doing the best he can do!
DAHLA AKU MAU MABOKK ATEEZ DULU:(
✶ alin.
KAMU SEDANG MEMBACA
meet old love | completed.
Fanfic(✓) #bxb. "aku udah ikhlasin masalah beberapa tahun yang lalu kak." ketika mereka menyatu, belum sepenuhnya selesai. ini masih awalan. dan masih banyak rintangan ...