Tanya POV
Namaku adalah Tanya Amanda Butchler. Aku bekerja sebagai pekerja bank besar dan ternama di suatu daerah di Stockholm, Swedia. Seperti biasa dihari hariku, aku bangun dari tidurku dan segera membuat sarapan untuk kami berdua. Aku dan Louis. Kami adalah pasangan yang akan melanjutkan hubungan kita kejenjang pertunangan.
Aku tinggal disebuah flat apartemen dengan calon tunanganku. Louis William Tomlinson, yeah sebentar lagi mungkin aku akan menjadi seorang Mrs. Tomlinson.
Aku melangkahkan kakiku ke dapur dan membuat dua piring pancake hangat untuk sarapan di pagi ini. Dengan dua mug seduhan kopi untuk kami berdua. Ini sudah biasa dan sudah menjadi tipikal kami berdua.
"Morning Tanya" ucap Louis dari belakang dan memeluku dari belakang. "Oh, hai Lou. Kau sarapan dahulu. Aku sudah menyiapkannya di meja makan" ucapku. Louis mengecup pipiku sekilas dan pergi menuju meja makan.
Aku mengikutinya dari belakang dan duduk dihadapannya dan segera melahap beberapa potong pancake dihadapanku. "Kau akan pergi pukul berapa?" tanyaku pada Louis. "Entahlah, mungkin sebentar lagi aku akan pergi ke kantorku" ucapnya sambil menyeruput kopinya.
Aku mengangguk. Setelah kuselesaikan sarapanku, aku beranjak dan segera bersiap untuk pergi ke bank tempat dimana aku bekerja tanpa berhenti.
Louis sudah pergi terlebih dahulu daripada aku. Aku berjalan menyusuri trotoar di kota Stockholm yang indah ini. Well, kami belum mempunyai kendaraan pribadi karena kami membutuhkan biaya untuk melanjutkan jenjang hubungan kami selanjutnya.
Kulihat sekeliling kota ini, sejuk dapat kurasakan dari udara yang berhembus. Angin yang cukup dingin membuatku sedikit menggigil dan merapatkan jaketku yang menutupi tubuhku. Kueratkan tanganku disela sela jakeku
Setelah beberapa menit berjalan, aku sampai di bank tempatku menghabiskan hari demi nafkah untuk kami berdua. Hari ini, bank sangat ramai dan tidak seperti biasanya. Berlembar lembar uang kertas kuhitung dan ku tukarkan dengan uang lainnya. Berkeping keping uang logam pun, aku hitung dan menyimpannya di sebuah laci khusus.
Break Time....
Waktu istirahat kantor kami adalah pukul 2 siang. Aku dan Louis berencana untuk bertemu di restoran terdekat dan makan siang bersama disana. Saat ku masuk restoran tersebut, Louis sudah mengangkat tangannya dan tersenyum ke arahku.
Aku tersenyum padanya juga dan menghampirinya yang duduk dipojok restoran. "Bagaimana hari mu Tanya?" tanyanya dengan ramah sambil tersenyum. "Ya, begitulah. Hari ini bank sedang ramai, maka dari itu aku sedikit terlambat menemui mu" ucapku dan membalas senyumnya.
"Pelayan" ucapku sambil mengangkat sebelah tanganku. Datanglah seorang pelayan dan mulai mencatat beberapa list makanan dan minuman yang kami pesan.
-SKIP- At the same time
Author POV"Besok sore kita akan mendapatkan misi dari Mr. Heyes" ucap seorang lelaki sekitar umur 24 tahun tersebut. Ia berjalan mengitari teman temannya yang berdiri rapi dihadapannya. "Jadi, kalian harus datang ke tempat ini tepat waktu pukul 5 sore besok.
Ia meninggalkan teman temannya tersebut dari sebuah gudang terpencil dan membanting pintu keluar. Ia berjalan melewati bangunan bangunan kota Stockholm yang antik. Melewati sebuah danau kecil yang dipenuhi oleh angsa angsa yang menari diatas air.
Ia berjalan melewati sepasang anak remaja yang sedang berkencan. "Sungguh, kapan aku seperti itu" gumamnya. Ia membetulkan topi nya yang agak miring lalu melanjutkan perjalanannya ke rumahnya. Di perjalanan, ia menabrak seorang perempuan yang baru saja keluar dari sebuah restoran.
Tanya POV
Louis sudah selesai makan, ia pergi ke kantornya terlebih dahulu dibanding aku karena dipanggil oleh bos nya. Aku membuka pintu restoran dan
Brukkk...
Aku menabrak seseorang, atau seseorang yang menabraku? Aku meringis kesakitan dibagian lenganku. "Maaf, aku tidak sengaja" ucap lelaki itu dan membuka kacamatanya. Kulihat matanya yang cokelat tua terpancar dari matanya. Matanya yang sungguh indah, itu terlihat berbeda dari yang lain.
"Ta- Tak apa, maaf" ucapku. "Maaf untuk apa?" tanyanya heran. "Sepertinya aku yang menabrakmu, maka dari itu aku meminta maaf padamu" jelasku padanya. Ia mengangguk dan segera pergi.
Entah, qku merasakan perasaan yang sangat berbeda padanya. Ah sudahlah mungkin itu hanya kebetulan. Aku melanjutkan pekerjaanku di bank dan tak terasa, waktuku sudah habis. Aku berjalan pulang ke flat dan menemukan Louis yang sedang duduk di sofa dengan laptop nya yang menyala.
"Im home" ucapku dan segera membuka mantel ku dan menyimpannya di atas sofa. "Hei Tanya, bagaimana pekerjaanmu?" tanyanya. Ini hal yang selalu aku sukai darinya. Ia selalu perhatian padaku dengan bertanya setiap aku pulang malam.
Thomas POV
Aku menabrak seorang perempuan tadi siang, dan aku telah meminta maaf kepadanya. Bamun, ia juga meminta maaf padaku. Apa itu aneh? Mungkin. Aku membuka kulkasku dan menuangkan bir ke dalam gelas dan meminumnya dalam satu tegukan.
Aku tak habis fikir dengan perempuan yang tadi aku tabrak. Ia sangat um, well, dia berbeda. Dengan caranya berbicara dengan rendah hati dan memaafkanku. Dia sangat baik, sepertinya aku tertarik padanya tak peduli siapapun dia. Aku akan mencari tahu tentangnya.
Hari ini, malam sangat dingin dan membuatku malas untuk melakukan apapun. Di rumah yang cukup besar dengan hanya seorang diri? Mungkin ini hal yang sangat biasa bagiku. Aku terbuang oleh orang tuaku, namun aku berusaha sendiri dengan mencari nafkah sendiri. Aku bekerja sebagai seorang penyandera.
Apa kau bodoh? Mungkin pertanyaan itu yang selalu berada dipikiranku. Mau apa lagi, ini satu satu nya cara agar aku dapat hidup dengan kemewahan seperti ini. Dan besok, aku akan mendapatkan misi baru dari bosku Mr. Heyes.
Perlahan ku pejamkan mataku dan tertidur diatas ranjang besar dengan hanya seorang diri, tanpa kekasih ataupun saudara.
Tanya POV
Malam dingin, dan ditemani oleh Louis di sebuah sofa yang menghadap ke sebuah televisi. Louis merangkulku dengan hangat. Kami menonton sebuah film yang mungkin sedang hangat hangatnya dibicarakan di media sosial atu manapun. Aku perlahan tertidur di pundak Louis.
"Tanya?? Tanya! Are you sleep?" tanya Louis kepadaku. Sontak, aku terbangun dan terkaget. "Ti- tidak, aku hanya memejamkan mataku sebentar" ucapku berbohong. Ia tertawa dengan suara yang sangat indah "Kau tertidur selama setengah jam Tanya. Ayo, film nya sudah selesai. Lebih baik kita tidur didalam" ucap Louis dan mengiringku ke kamar dan tertidur.
Aku berdiri di sebuah bank yang terlihat familiar. Dengan uang yang aku hitung dan ku tukarkan pada orang orang. Keadaan bank sangat lah ramai kali ini. Orang orang dan pegawai berlalu lalang dengan kesivukannya masing masing. Office boy yang sedang mengepel, teller yang sedang menghitung uang, para orang tua dan anak nya yang sedang berkunjung. Namun,......
-------------------------------------------------
AN : next or nah?Gimme vomments or 15 readers :)x
Thanks titik dua bintang :v
KAMU SEDANG MEMBACA
STOCKHOLM SYNDROME [Thomas Sangster Fanfic]
FanficMungkin bodoh jika aku mencintai seseorang yang sudah menyandra ku dan telah memperlakukanku sebagai budaknya. Namun sungguh, aku mencintai nya walau aku sudah memiliki calon tunangan.