Perdebatan

10.3K 527 35
                                    

Happy Reading.

Pagi ini Arega akan menjemput Alexa untuk berangkat sekolah bersama. Arega menuruni anak tangga untuk turun ke bawah. Arega memilih tinggal sendiri, karena mengingat pesan dari bundanya. Arega tidak boleh menyusahkan orang lain. Bahkan sekarang Arega sedang mencari pekerjaan paruh waktu.

"Bun, Ega berangkat!" teriak Arega tanpa sadar. Setelah itu, Arega langsung keluar rumah tak lupa menutupi pintu rumahnya. Lalu Arega berjalan ke arah garasi untuk mengambil motor klasik c 70 yang sering digunakan sehari-hari olehnya. 

"Blue, sekarang kita ada tugas, yaitu jemput cewek gue," ucap Arega pada motornya yang bernama Blue karena warna motornya berwarna biru.

***

Disinilah sekarang Arega, di kediaman keluarga Alexa. Keluarga Alexa mengajak Arega untuk ikut sarapan bersama. Dan tentunya Arega tidak menolak. Betapa kagetnya Arega saat masuk ke dalam rumah Alexa. Ternyata di sana ada Zara mantan pacarnya.

"Kenapa kamu pilih Alexa? Kenapa tidak Zara?" tanya Fiona mama tiri Alexa. Sambil menatap Arega intes, yang sekarang sedang duduk berdampingan dengan Alexa.

"Karna Alexa tipe saya," jawab Arega santai, setelah itu menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Zara yang berada di samping Mamanya pun, hanya menunduk. Tangannya ia kepal kuat menahan sesak didadanya.

"Terserah Arega dong Ma," bela Rean Papa kandung Alexa. Alexa tersenyum tipis, akhirnya Papanya membela dirinya.

"Bela aja terus, anak kandung kamu yang nggak berguna itu," cecar Fiona sambil menatap Alexa sinis. Sedangkan Rean menghela napasnya kasar.

"Fiona, kenapa lama kelamaan kamu semakin ngelunjak ya. Saya menikahi kamu, karena Alexa butuh seorang Mama," ucap Rean tenang .

"Zara juga butuh seorang Papa," tukas Fiona tak mau kalah. Arega, Alexa dan Zara hanya diam menyaksikan perdebatan itu.

"Iya saya tau, tapi saya tidak pernah membanding-bandingkan Zara dan Alexa. Tidak seperti kamu yang terus-terusan membandingkan mereka," tutur Rean. Dan pada akhirnya Fiona kalah debat dengan suaminya itu.

"Sudah ayo cepat sarapan," titah Rean dan diangguki semuanya kecuali Fiona yang masih kesal dengan suaminya itu.

***

"Xa, lo saudaraan sama Zara?" tanya Arega yang sekarang sedang berada di pinggir lapangan, karena sebentar lagi pertandingan basket akan segera dimulai.

"Iya, saudara tiri lebih tepatnya. Bulan kemarin papa nikah lagi," jawab Alexa.

"Maaf gue mau tanya lagi, ibu lo kemana?" tanya Arega hati-hati. "Ibu aku udah gaada," jawab Alexa sambil menundukan kepalanya.

"Sory gue gak tau," ucap Arega merasa bersalah. Alexa mengangguk dan tersenyum sambil mendongak ke arah Arega.

"Yaudah sana, itu udah mau dimulai perdantingannya," ucap Alexa menunjuk lapangan yang sudah ramai. Arega mengangguk. "Gue ke sana dulu ya," pamit Arega. Alexa pun, melebarkan senyumannya.

"Semangat."

Pertandingan terus berlanjut, antara kelas sepuluh ips satu dan kelas sepuluh Ipa3. Sampaipada akhirnya babak terakhir.

Pertandingan pun, telah usai, dan dimenangkan oleh kelas sepuluh Ips1. Arega, Romeo, Alex dan Ruly pun langsung menghampiri Alexa yang berada di pinggir lapangan bersama teman-temannya.

Setelah duduk Arega langsung meraih botol minum yang di genggam oleh Alexa. Bersamaan dengan itu, keringat Arega terus bercucuran, sehingga rambutnya basah dan acak-acakan. Percayalah siapapun yang melihatnya, akan terpesona dengan ketampanan Arega.

Alexa pun, membantu mengusap keringan yang bercucuran di dahi Arega dengan handuk kecil miliknya. Hingga keduanya menjadi pusat perhatian.

"Tolong jangan uwu-uwuan di depan gue, kasian gue jomlo," ujar Weni memelas. Sedangkan Vani? Vani sedang digombali oleh Alex.

"Jangan lebay, tuh masih ada Ruly, sama Romeo," ucap Alexa.

"Ehh ... sory aja, gue udah punya Ghea," semprot Romeo.

"Yaudah Ruly," timpal Arega. Weni langsung bergidik ngeri, saat memandang Ruly dari atas sampai bawah. Ganteng si, cuman. Ahh ... pasti bakal malu-maluin, pas diajak jalan.

"Enak aja lo. Tipe cewek gue tuh yang montok,  bukan kayak dia tepos," hardik Ruly sambil memandang dada Weni.

"Enak aja, gede gini dibilang tepos!"

"Woy udah-udah, malah debatin begituan, gue sumpahin lu berdua jodoh," ucap Alex ikut menimpali.

"Iya nih, nanti jodoh," tutur Vani sambil tertawa.

"Idih amit-amit gue berjodoh sama titisan dakjal kaya dia."

"Emang gue juga mau berjodoh sama cewek tepos kayak lo."

"STOP! Sudahi perdebatan ini. Mari kita makan ke kantin, Romeo yang bayar!" teriak Alex sehingga pandangan semua orang mengarah kepada mereka. Setelah itu seluruh murid yang berada di lapangan langsung berhamburan ke arah kantin, karena mendengar akan dibayar oleh Romeo.

"Apa-apaan ini anjing, gue cuman bawa duit gocap," umpat Romeo marah.

"KABUR, JANGAN LUPA BAYARIN YA ABANG ROMEO YANG GANTENG!" teriak Alexa setelah itu tertawa terbahak-bahak sambil berlari, hingga napasnya sesak.

Diikuti oleh yang lainnya. Mereka tidak peduli dengan Romeo yang hanya membawa uang lima puluh ribu. Tega sekali mereka.

****

AREGA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang