Pergi

12.1K 529 19
                                    

"Aku hanya ingin dicintai, bukan dipermaikan."

Happy Reading.

"Lepas bajingan!" teriak Alexa terus memberontak sambil menangis.

"Lo jahat Ga! Lo hampir aja ngambil kesucian gue yang selama ini gue jaga! Lo jahat, lo itu brengsek, bajingan! Gue benci sama lo! Gue nyesel cinta sama lo!" Teriak Alexa meluapkan semua emosinya. Arega terus memandangi wajah Alexa yang sekarang sedang menangis.

"Salah siapa? Lo duluan yang deketin gue," kata Arega terlihat santai, namun dalam hatinya Arega sangat menyesal.

"Lo bener-bener brengsek! Gue benci sama lo. Apa ibu sama ayah lo gak pernah ngedidik lo?" Mendengar kalimat itu membuat Arega geram.

"Jangan pernah libatin ortu gue," tekan Arega. Mencengkram erat tangan Alexa. Tanpa sengaja pandangan Alexa dan Arega bertemu. Terlihat banyak sekali luka yang dipendam oleh Arega. Alexa mengerti dengan tatapan itu, tatapan penuh luka. Apakah Arega juga terluka?

***

"Arghh bangsaat." Arega mengacak rambutnya frustasi, dan menendang semua barang yang ada di gudang sekolahan itu. Perkataan Alexa mampu membuat Arega merasa bersalah. Dirinya telah mengecewakan ayah dan bundanya. Padahal bundanya sudah berpesan sebelum ia pergi, jangan pernah menyakiti hati perempuan.

Air matanya keluar tanpa bisa dicegah. Arega mendudukan dirinya di lantai, dan bersandar pada tembok. Arega begitu kaget, saat ia melihat bunda dan ayahnya berada di hadapannya. Keduanya tersenyum pada Arega.

"Bun, Yah," lirih Arega.

"Nak, jangan lampiaskan semuanya kepada orang yang tidak bersalah. Apalagi perempuan, apa kamu tidak membaca surat yang Bunda kasih?" tanya Areta. Arega hanya diam membeku, apakah di depannya benar-benar bunda dan ayahnya?

"Jangan jadi brengsek seperti Ayah Nak, jadilah laki-laki yang bertanggung jawab," pesan Gavin. Arega berdiri dari duduknya. Namun Gavin dan Areta sudah tidak ada di sana. Arega menghela napasnya kasar.

***

"Kek, Arega mau bicara sebentar sama Kakek," ucap Arega kepada Fery yang sedang berkutat dengan berkasnya. Setelah pulang sekolah, Arega tidak langsung pulang ke rumahnya. Dan ia memilih untu pergi ke kantor Kakeknya-Fery.

"Yasudah bicara saja," kata Fery terkekeh pelan, lalu menatap Arega. Rupanya cucunya ini sangat serius. "Arega mau sekolah di Rusia kek," sahut Arega yakin. Fery mengerutkan keningnya heran. Waktu itu saat Arega akan masuk SMA dirinya pernah menawari Arega untuk bersekolah di Rusia, namun Arega selalu menolaknya. Mungkin waktu itu karna masih ada Areta.

"Tumben, biasanya selalu nolak," tutur Fery. "Arega serius Kek. Arega mau mandiri, mungkin di sana Arega akan lebih baik," kata Arega.

"Baiklah, nanti Kakek urus, surat pendaftarannya. Kamu tinggal tunggu pemberangkatannya saja," putus Fery diangguki oleh Arega.

"Kek, tapi jangan kasih tau siapapun kalo Arega sekolah di Rusia." Fery menganggukan kepalanya.

***

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Romeo, Ruly dan Alex terus memukuli Arega. Namun Arega tak membalasnya, karna ini pantas untuk dirinya yang brengsek. "Diajarin sama siapa lo jadi brengsek hah? Jawab anjing." Romeo menarik kerah baju Arega.

Arega tak menjawab, lalu mendorong bahu Romeo. Dan pergi dari tempat perkumpulan dirinya dan juga Romeo, Ruly, Alex.

***

Sudah dua hari arega tak menginjakan kakinya di SMA Cakradinata. Bahkan Romeo, Alex dan Ruly pun tidak tahu kemana arega. Romeo sadar, arega butuh teman, dan juga butuh ketenangan. Hidup Arega begitu tertekan, Arega kekurangan kasih sayang ayahnya. Dan harapan satu-satunya adalah bundanya, namun Tuhan lebih sayang kepada bundanya hingga menjemputnya lebih dulu.
Mungkin selama ini arega terlihat baik-baik saja.

Romeo jadi merasa bersalah, memang benar dirinya adalah teman sekaligus sepupu Arega. Tapi dirinya tak pernah menanyakan, apakah Arega baik-baik saja atau tidak, yang dirinya lakukan hanyalah mengajaknya bermain ke club dan balapan.

"Kemarin gue ke rumahnya gaada. mama sama papa juga ikut panik kemarin. Apa kita sudah keterlaluan?" tanya Romeo kepada Ruly dan Alex. Alexa meneguk minumannya terlebih dahulu sebelum menjawab. "Biarin aja, Arega pantas dapet perlakuan kayak gitu," jawab Alex santai.

"Kalian gak tau, arega butuh teman, hidup arega penuh penderitaan," kata Romeo. "Lah 'kan arega punya teman, kita 'kan temannya," timpal Ruly.

"Udahlah, lo berdua gaakan ngerti."

***

"Alexa, ada surat nih." Vani menyodorkan sebuah surat kepada Alexa. Alexa mengerutkan keningnya. "Dari siapa?" tanya Alexa.

"Gak tau, gue nemu kertas ini di atas meja kita tadi pagi, karna itu buat lo jadi gue ambil aja, takutnya ada yang baca," jawab Vani. Lalu Alexa langsung membaca surat itu.

______

Hai Xa. Semoga lo yang baca surat ini. Gue ingat betul saat kita MOS dulu. Ada seorang cewek yang terus merhatiin gue dari samping. Tatapannya begitu tulus, namun sayang, gue malah menyalah artikan tatapan itu. Menurut gue, mungkin cewek itu cuman mau tau siapa gue. Tapi ternyata gue salah, cewek itu suka sama gue. Dan lo tau siapa cewek itu? Itu lo Xa. Cewek yang selalu ngejar-ngejar gue, walau udah gue tolak beberapakali.

Lo itu cewek kuat, dan tulus yang pernah gue kenal Xa. Meski gue udah nyakitin lo, lo tetep kuat, lo tetep mau berjuang lagi buat dapetin gue. Gue salut banget sama lo Xa. Lo pantes dapet cowok yang lebih baik dari gue. Gue brengsek gak pantes buat lo.

Gue minta maaf ya, atas semua perlakuan gue sama lo. Maaf gak bisa sampain maaf ini secara langsung, karna gue udah pergi, pergi sejauh mungkin, supaya gak nyakitin lo lagi. Lo pantes bahagia Xa. Gue pamit ya. Sekali lagi maaf.

Arega.

Alexa membaca surat itu sambil terisak. Alexa akui, ia tidak bisa membenci Arega, bodoh memang. "Lo pergi ke mana Ga?"

"Mungkin menjauh adalah cara terbaik, supaya tak mengulang apa yang kita perbuat."

***

Tbc ....

Part terakhir. See you🖖

AREGA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang