Rumah Sakit

9.6K 491 19
                                    


Cast

"Ternyata takdir Tuhan memang tidak bisa ditebak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ternyata takdir Tuhan memang tidak bisa ditebak. awalnya aku berpikir kita tidak akan bisa bersatu karena kamu mencintai orang lain. Dan ternyata tanpa disangka-sangka takdir itu berbalik. perlahan-lahan kamu mulai menerimaku untuk masuk ke dalam hidupmu."

___

Happy Reading.


"Tumben kamu bawa si black, si blue kemana?" tanya Alexa heran. Karena sekarang Arega menjemputnya menggunakan motor ninja, bukan motor honda C 70 yang selalu Arega pakai kemana pun.

"Rusak," ucap Arega malas.

"Hah? Kok rusak? Padahalkan motornya masih bagus?" tanya Alexa menggelengkan kepalanya tak percaya. Kemarin saat dirinya dijemput oleh Arega motor itu masih aman-aman saja.

"Dibawa nyungsep sama Romeo," jelas Arega yang sekarang mukanya sudah terlihat kesal. Percayalah, Alexa ingin sekali tertawa saat mendengar kata 'nyungsep'

"Lah, kok nyungsep? Terus romeo baik-baik aja 'kan?" tanya Alexa lagi.

"Sekarang romeo lagi di rumah sakit," jawab Arega lalu menaiki motor ninja hitamnya, yang bernama black itu. Alexa melebarkan matanya kaget. "Kok bisa sampe nyungsep gitu?"

"Biasa ngebut di jalan, terus nabrak gerobak bakso mang doni, udah cepetan naik. Nanti terlambat," titah Arega setelah menjelaskan tentang romeo. Alexa mengangguk dan memakai helem yang diberikan oleh Arega. Setelah itu langsung menaiki motor yang bernama black itu.

"Nanti pulang sekolah kita jenguk romeo ya," ajak Alexa setelah naik ke atas motor. Arega menganggukan kepalanya dan setelah itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

***

"Makanya dengerin omongan aku, jangan ngebut di jalan nanti celaka," kesal Ghea kekasih Romeo yang sekarang sedang mengomeli Romeo. Telinga Romeo sudah memerah dan panas, akibat Ghea terus mengomel padanya.

"Iya sayang, udah ya ngomelnya. Panas nih telinga Mas," ucap Romeo memelas. Ghea langsung merenggut kesal. "Dengerin tuh omongan aku, jangan iya-iya aja."

"Iya, sayang iya. Udah ya, telinga Mas panas nih," keluh Romeo. Romeo berkata dengan jujur, soalnya Ghea itu crewet hingga membuat telinga siapa saja panas, saat mendengar celotehannya dan juga omelan Ghea.

Brak!

"Mana-mana, Romeo? Ini ruangan Romeo bukan? Romeo Abang Alex datang menjengukmu, uhuy!" teriak Alex sambil memasuki ruangan Romeo diikuti yang lainnya dari belakang. Vani yang berjalan di samping Alex langsung menampar bibir Alex. "Berisik, ini rumah sakit. Bukan hutan," hardik Vani. Alex hanya bisa nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Berisik bego!" sentak Romeo. Telinga yang sekarang masih terasa panas, kini tambah panas oleh teriakan Alex yang menggelegar ke seluruh ruangan.


"Gimana keadaan lu, Meo?" tanya Ruly berjalan lebih dulu menghampiri Romeo yang terbaring di atas brankar.

"Liat aja sendiri," kata Romeo sebal. Sedangkan Arega hanya menatap Romeo penuh emosi, karena motor kesayangannya rusak oleh Romeo.

"Yaelah Romeo, 'kan lo itu cowok, jadi harus kuat," ucap Weni sambil menggeplak lengan Romeo yang di sana terdapat luka, yang lumayan parah. Romeo langsung berjerit kesakitan, hingga membuat Ghea panik.
"Ish ... Weni kamu teh jangan gitu, kasian Mas Romeo," peringat Ghea ingin menangis, saat melihat Romeo terus mengaduh.

"Hayo, ceweknya nangis," timpal Alexa menakuti Weni. Sedangkan Weni hanya memasang muka datar, tak merasa bersalah sama sekali.

"Mas-mas, kayak suami istri aja," sahut Arega datar. Ghea langsung menoleh ke arah Arega. "Iri bilang bos," katanya nyolot. Hingga membuat semuanya tertawa. Sedangkan Arega mukanya sudah memerah. Alexa yang menyadari hal itu, langsung mengusap bahu Arega menenangkan.

"Ga, sory ya. Motor lo rusak gara-gara gue," sesal Romeo. Arega tidak menjawab. Jika saja motor itu tidak ada kenangannya maka Arega tidak akan semarah ini. Motor yang bernama blue itu penuh dengan kenangan dirinya dan bundanya. Motor itu selalu menjadi saksi canda tawa Areta bersamanya.

"Lu gak tau, seberapa banyak kenangan yang ada di motor itu, Rom. Jujur gue nyesel minjemin si blue ke lo," kata Arega setelah menghela napasnya.

"Sory. Nanti papa gue bakal bawa si blue ke bengkel."

'Percuma, udah ancur tuh motor," saahut Arega lalu duduk di sofa yang berada di ruangan itu. Alexa pun ikut duduk di samping Arega dan menggenggam tangan Arega.

"Aku tau apa yang kamu rasakan sekarang, ini kecelakaan, jangan pernah benci sama Romeo cuman gara-gara masalah motor. Yang terpenting kenangan itu masih ada dalam memori ingatan kamu, walau motornya sudah rusak." Arega menganggukan kepalanya. Dirinya tak sepenuhnya marah, hanya saja dirinya kecewa pada Romeo, padahal dirinya sudah mempringati Romeo supaya tidak ngebut di jalan menggunakan motor miliknya.

"Udah-udah, kenapa suasananya jadi tegang begini si," keluh Weni ingin mengembalikan suasana agar kembali menjadi normal.

"Bener banget tuh," timpal Vani diacungi jempol oleh Alex dan Ruly.

***

Gaje, tapi semoga kalian suka.

Tbc ....

AREGA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang