Prolog.

25 5 2
                                    

The Betelgeuse Family.

Sebelum mulai masuk ke cerita, mari awali dengan mengenal karakter yang ada.



Yang pertama, ada Tuan Betelgeuse. Dipanggil papa oleh anak-anaknya. Profesinya sebagai astronot ini memang membuatnya menjadi sedikit sibuk, tak memiliki banyak waktu luang untuk hanya sekedar berbagi cerita dengan gadis-gadis bernama belakang Betelgeuse. Namun, itu semua tak mengurangi rasa cinta yang dipunya oleh Rigel, Faye, dan Titania untuknya.

Papa memiliki sifat tegas nan bijaksana. Papa juga selalu mengerti tanpa diberitai, memberi tanpa dimintai, dan menyayangi tanpa menginginkan sebuah balas budi. Tak heran semua anaknya menginginkan pasangan yang memiliki sifat yang sama dengan sang ayahanda. Karena papa sangat istimewa di mata mereka.

Yang kedua tentu saja Nyonya Betelgeuse. Pekerjaan sehari-hari istri sekaligus ibu hebat ini adalah mengurus butiknya dari rumah. Ia tak mau ketiga anaknya menjadi merasa kurang diperhatikan bila ia terus menerus turun ke lapangan. Sungguh ibu yang pengertian.

Menjadi satu-satunya orangtua yang berada di rumah saat suaminya sedang pergi berkerja, membuatnya semakin lama semakin mempunyai sifat yang sama dengan papa. Ibu dapat menjadi ibu sekaligus papa untuk anak-anaknya. Beliau dapat mengisi ruang kosong yang ada di dalam benak hati mereka, yang mungkin saja orang lain tak akan tahu. Karena mereka bukan ibu.

Lalu, yang ketiga ada Rigel Betelgeuse. Si sulung yang sifatnya paling mirip dengan ibu. Ia juga mengikuti jejak ibu lho sebagai designer! Mereka memiliki banyak kesamaan yang membuat si Rigel ini jadi ibu-able. Namun, kecualikan Faye dalam hal ini. Rigel tak akan bisa bertingkah laku selayaknya seorang ibu di depan Faye, karena adiknya satu itu juga tak akan menerima perlakuannya.

Rigel yang berusia genap dua puluh tahun ini tengah sibuk menyusun skripsi. Jadi, maklumin saja ya jika nantinya cerita tentang Rigel akan lebih banyak berada di kampus. Karena selain sibuk, gadis satu ini juga ogah-ogahan mengurus hal percintaan. Dulu sih bilangnya, "Males. Udah gede gini, masa mau pacaran mulu? Aku tuh mau sukses di usia muda, jadi designer ternama kayak ibu!" Entah benar atau tidak. Karena kalau kata Faye, kakaknya tuh belum move on dari mantan terakhirnya! Duh, jadi kasihan.

Yang keempat namanya Faye Betelgeuse. Anak super unik yang The Betelgeuse punya. Kenapa begitu? Tunggu, ya. Kalian akan mengerti sendiri nanti setelah membaca cerita ini. Faye nih sifatnya tidak mirip ibu, juga tidak mirip dengan papa. Kadang heran, sih kenapa bisa begini. Karena saudara kembarnya sekaligus si bungsu— Titania, juga tak memiliki sifat yang sama dengan kedua orangtua. Apa jangan-jangan mereka anak angkat, ya?

Gadis berusia delapan belas tahun ini memilih fakultas hukum sebagai tempat pengabdiannya selama beberapa tahun kedepan. Meskipun berada di kampus yang sama dengan saudara-saudaranya, namun tetap saja terasa berbeda. Faye merasa jauh dengan mereka ketika berada di kampus, entah itu karena Rigel yang memang sedang sibuk mengurus skripsi, atau karena Titania anak kedokteran yang tak punya banyak waktu luang, atau karena Faye sendirilah yang terlalu malas untuk berlalu lalang mengitari kampus kesayangan.

Yang terakhir ada Titania Betelgeuse. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sifat yang dimiliki si bungsu ini memanglah berbeda dari semua anggota keluarganya, terutama Faye. Walaupun memiliki status sebagai anak kembar, namun, sifat dan sikap yang selalu dipilihnya selalu berbanding terbalik! Jika Faye sering menaruh rasa curiga pada orang lain yang memang memungkinkan untuk dicurigai, lain ceritanya dengan Titania. Gadis ini dapat dikatakan manusia yang terlampau suci dan bersih. Sama sekali tak pernah memiliki pikiran negatif tentang orang lain.

Mahasiswi jurusan kedokteran ini juga punya otak yang sangat encer, lho! Ya iya, lah. Ia dapat masuk di jurusan kedokteran saja orang lain sudah menganggapnya pintar. Apalagi jika mereka tahu bahwa Titania dapat berakhir di bangku kedokteran karena lolos jalur SBMPTN? Bisa-bisa mereka tak dapat tidur semalaman karena memikirkan betapa cerdasnya si bungsu kita.

Sebenarnya perkenalan yang terakhir ini sedikit berlebihan. Karena faktanya, Rigel dan Faye juga memiliki otak yang cerdas. Walaupun tak lebih cerdas dari adiknya. Namun, tetap saja, putri-putri dari keluarga Betelgeuse ini tak ada yang mengecewakan.



Sudah siap membaca lembar demi lembar yang bertuliskan kisah hidup mereka? Jika sudah, silakan gulir lembar pertama ini. Dan mari ikut merasakan segala emosi yang ada di dalamnya. Suka duka, canda tawa, dan juga derai air mata, kita lalui bersama.

Dan, terakhir. Maaf bila tak sesuai ekspektasimu.

— Matchluv.

the betelgeuseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang