Rikara 26. Arti Ada

11 2 6
                                    

Semarang, 29 April 2021

"Dan kenyataannya. Tidak begitu indah."
-
"Aku masih ada disini. Masih setia menunggu kabar jawabmu."

*****

Tidak ada yang tahu takdir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada yang tahu takdir. Kisah hidup seseorang terus berjalan sampai masa waktu berakhir. Kesiapan untuk kesedihan, kesepian, dan kehilangan sering terjadi dimana semua orang yang disayangi akan hilang pergi.

Kecemasan melanda hati Haya, ia terus memikirkan perasaan Gauri jika sampai terjadi. Haya pun sendiri masih bimbang, apa yang akan direncanakan oleh ayahnya sekarang setelah mengetahui Gauri menikah dengan salah satu keluarga Oberoi. Sungguh Haya juga tidak tahu apa yang sudah ia lupakan tentang masa lalunya. Sejauh mungkin Haya ingin pergi dan melupakan masa lalu dan hidup tenang seperti orang lain.

Tetapi takdir telah mengikat hidup putrinya sebagai akhir dalam masalah di masa lalunya. Permainan takdir yang membuat Haya kembali takut akan perselisihan dan dendam ini tidak akan berakhir sampai kapanpun. Keluarga Oberoi memang turut andil dalam masalah ini. Tej Singh Oberoi yang sangat ambisius dan arogan selalu membuat lawannya tertunduk dan tak kenal ampun pada siapapun. Bahkan ia tak kenal takut saat bisnis gelapnya tercuat dalam pemberitaan di media.

Secara terang-terangan Tej Singh Oberoi mempunyai bisnis hubungan internasional bersama jaringan mafia yang memiliki catatan kriminal secara terorganizir dengan baik. Bahkan dulu keluarga Obeoi sangat disegani dalam sejarah sejak kejayaan Prithviraj Singh Oberoi yang turut andil dalam berkembangnya nama besar Oberoi.

"Ayah.. apa yang akan terjadi sekarang?" Haya bertanya pada Tuan Syam yang masih diam dalam mobil.

"Aku akan melakukan hal yang sejak dulu ingin aku lakukan padamu." Ucap dingin Tuan Syam menatap kedepan.

"Aku mengkhawatirkan Gauri, Ayah." Ucapnya cemas.

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Aku sudah melakukan hal yang benar. Dan ini menjadi tanggungjawabku pada kalian." Perlahan Tuan Syam meraih tangan Haya untuk menenangkannya.

Perlahan mobil hitam itu melaju cepat serta beberapa mobil lain yang mengikuti dibelakang.

*****


Mereka masih bersenda gurau dalam ruang inap VVIP milik Gauri. Anika banyak bercerita penuh semangat tentang kegilaan para putra Oberoi. Sedangkan Bhavya sedang mengupas dan memotong buah untuk disantap Gauri.

Gauri sendiri masih memperhatikan mereka dengan senang. Tawa Gauri bagai obat penyejuk hati Omkara ketika melihat pancaran cerah di wajah Gauri.

"Shivaay.. jika aku perhatikan sekarang Omkara seperti takluk pada Kak Gauri. Kau lihat. Omkara tersenyum sangat manis. Aku tak pernah lihat dia seperti itu saat kita bersama. Bahkan senyumnya tidak sebanding sekarang. Dia seperti budak cinta." Bisik Rudra.

R I K A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang