Rikara 17. Makan, Tidur, Makan Lagi..

23 1 1
                                    




🌟🌟🌟🌟🌟

🌟🌟🌟🌟🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah dari kebun belakang Mansion, Gauri dan yang lain menaruh keranjang-keranjang buah yang telah mereka petik tadi.

Berjalan memang sangat baik, tapi karena terlalu lama berdiri membuat Gauri sedikit merasa kelelahan dan berkeringat.

Salah seorang pelayan menuntunnya duduk untuk istirahat dan memberikan segelas air minum.

Gauri yang melihat mereka sedang sibuk memberikan instruksi dengan pelan.

"Sebelum mengupas buahnya, dicuci terlebih dahulu. Berikan aku cabai, gula aren, garam dan lemon."

Mereka langsung menyiapkan semua bahan yang disebutkan oleh Gauri. Mereka berpikir, ingin di buat apa semua bahan dan buah ini.

"Apa kalian punya cobek?"

"Pardon me. Apa.. itu.. cobek?" Pelayan lain sedikit bingung.

"Maaf, maksudku alat penumbuk bumbu. Apa.. disini tidak ada?"

"Tentu ada, Mrs Gauri."

Gauri mengangguk pelan dan mulai memilih buah yang akan di kupas. Ada banyak sekali buah yang mereka petik, terlihat sangat segar dan menggiurkan.

"Kupas sebagian buahnya dan sisanya masukkan kedalam kulkas."

"Setelah kalian kupas, lalu potong menyamping. Jangan terlalu kecil memotongnya."

Gaurie mengambil beberapa piring besar ke atas meja. "Kalian bisa mengupas pepaya dan nanasnya."

Spontan pelayan lain menjadi ragu untuk melakukannya. Mereka tahu kalau buah itu sangat tidak dianjurkan untuk wanita hamil.

"Tapi Mrs, anda sedang hamil. Anda tidak boleh memakan itu."

"Oh.. kau benar. Baiklah itu untuk kalian saja. Aku hampir lupa tentang itu, nanti tolong kalian pisahkan dari piringku. Dan, bisakah kau menumbuk bumbunya. Aku sudah menakarkan rasa pada sambalnya."

Pelayan itu mengangguk dan melanjutkan mengulek bumbu sampai halus. Tak lupa Gauri mencicipinya supaya pas dengan rasanya.

"Selesai. Kalian bisa mencobanya." Tawar Gauri pada mereka.

Mereka sedikit ragu-ragu memakannya, karena ini pertama kali mereka melihat makan seperti ini. Saat mereka memasukkan kedalam mulut dan mengunyahnya, ada sensasi rasa baru yang belum mereka rasakan sebelumnya.

"Ini sangat menyegarkan. Rasa pedas nya sangat pas."

Pelayan lainpun ikut mencicipi makanan tersebut. "Kau benar. Buahnya sangat segar, apalagi dengan bumbu pedas ini jadi semakin enak."

"Tapi ini makanan apa? Kalian tahu?" Pelayan tadi pun saling bertanya.

Mereka saling menggelengkan kepala.

R I K A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang