*****
Gauri pulang dengan tubuh gemetar berjalan melewati kamarnya dan masuk ke kamar mandi. Ia terduduk lemas dan menghidupkan air keran. Ia menggosok-gosokkan tubuhnya yang penuh dengan tanda kemerahan dan kissmark disekujur tubuhnya. Tanda itu tidak bisa hilang walau terus digosok atau disabuni berkali-kali pun.
Gauri menangis meratapi nasih buruknya. Apa yang akan dikatakan pada ibunya, bahwa ia sudah tidah suci lagi. Apa yang akan dikatakan oleh semua warga, mereka akan mencemooh dan menganggapku wanita murahan.
"Gauri.."
Tangis derita yang dialami Gauri tidak akan bisa mengubah kembali kehormatan dan masa depannya.
"Gauri, ini ibu, apa yang terjadi, apa seseorang telah menyakitimu? Gauri cerita sama ibu nak.."
Gauri malu keluar dengan keadaan habis mandi, dia ingin cerita kepada ibunya. Ingin sekali ia membagi kesedihannya dan meluapkan amarah yang ia pendam sekarang. Tapi ibunya terlalu rapuh. Ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan kesehatan ibunya, karena ibunya pernah mengalami serangan jantung.
Dipeluk ibunya seerat mungkin dengan isak tangis kesedihan bahkan ia hanya mampu terisak diam. Ingin sekali Gauri cerita kepadanya. Air mata Gauri keluar begitu deras saat memandang ibunya. Perasaan khawatir ibu kepada putri tercintanya membuat hati ibunya teriris. Yang lebih terkejutnya lagi ia melihat tanda lebam pada pundak dan leher Gauri. Kekhawatiran ibu Gauri menjadi-jadi, pasti terjadi sesuatu pada Gaurinya.
"Gauri, apa yang terjadi? Apa seseorang menyakitimu. Dan luka ini."
Tanyanya sambil menekan baju mandi Gauri yang menutupi tubuhnya yang memperlihatkan bukan hanya satu luka saja tapi beberapa bekas luka ada pada tubuh Gauri.
"Gauri !! Apa ini... katakan pada ibu nak.. hah"
"Hiiks... ibu.. hiiks... aku.. aku.. hii hii."
KAMU SEDANG MEMBACA
R I K A R A
FanfictionV E R S I I N D O N E S I A Boleh terinspirasi, tapi Jangan mengcopy, plagiat, atau mengambil karya orang lain. Ini asli karya saya. Susah lho buat per partnya. By. Desy 🙂