Rikara 16. Aku tidak peduli, Tapi aku peduli

21 0 3
                                    


🌟🌟🌟🌟


Pagi yang cerah nan berseri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi yang cerah nan berseri. Diawali dengan yang manis-manis. Dikamar saja. Tapi mood Gauri sedang kurang baik.

Gauri hanya terus memperhatikan Omkara, dari keluar kamar mandi sampai berpakaian. Sunyi sekali, batin Gauri.

Gauri sering berpikir, apa ini kehidupan setelah menikah. Menjalani hidup rumah tangga bersama suami, mempersiapkan keperluan suami, memasak untuk suami, dan bla bla bla.

Tapi yang dipikiran Gauri sangat berbeda. Pernikahannya ini seperti cerita yang sudah diatur oleh Penulis Wattpad. Sangat imajinasi dan dramatis. Santai saja.

Dia tidak bisa apa-apa. Hanya rebahan tiduran di kasur, makanan sudah tersedia, fasilitas yang sangat terpenuhi, ia hanya perlu memerintah saja. Katanya.

Tapi akan bosan jika itu dilakukan terus menerus yang sama. Pergipun tidak diperbolehlan. Tidak masalah jika bersama dengan pengawal. Tapi apa harus dibatasi juga?

"Omkaraji." Bisik Gauri.

"Iya Gauri." Jawab Omkara sambil mengancingkan lengan kemejanya.

Sejenak Gauri diam sebentar memperhatikan Omkara sedang bercermin merapikan pakaiannya.

"Kau akan berangkat bekerja?" Tanyanya biasa.

"Hari ini aku mungkin akan pulang terlambat, sayang. Ada beberapa masalah diperusahaan dan aku juga harus mengontrol setiap perkembangan pekerjaku." Ucapnya.

Omkara terdiam sejenak soal pertanyaan gambang Gauri. Omkara merasa dan berpikiran aneh setiap akan meninggalkan Gauri sendirian di rumah.

Gauri duduk di atas meja sedang mengusap-usap perutnya sambil mengayun-ayunkan kakinya seperti anak kecil. Omkara memasukkan tangannya dalam saku celana sambil melihat tingkah lucu Gauri. Senyuman manis terlihat dari raut wajah Omkara saat memandang istrinya.

Omkara lalu mendekati Gauri dan menangkup wajah tembamnya dengan kedua tangannya. Omkara mengecup bibir kenyal manis Gauri dengan lembut. Gauri sedikit terkejut dengan ciuman dadakannya dan mulai membalas ciuman Omkara. Omkara melumat bibir ranum Gauri yang lembut dan manis seperti permen gulali.

Omkara menarik ciumannya, dan melihat Gauri menggigit bibir bawahnya karena malu. Omkara sedikit tertawa dan terus tersenyum sangat gemas melihat wajah Gauri yang memerah. Dikecupnya dahi Gauri dan diturunkannya hati-hati Gauri dari atas meja.

Omkara menggandeng Gauri sampai ke pintu depan. Dengan berat hati Omkara harus berangkat bekerja dan meninggalkan Gauri. Omkara berjongkok mensejajarkan tubuhnya menghadap ke perut Gauri.

Sudah tak terhitung berapa kali Omkara mengecup perut Gauri sambil berkomunikasi dengan Baby.

"Baby baby. Papa pergi untuk bekerja, hanya sebentar saja. Saat Papa pergi, Baby harus menjaga Mama dengan baik. Baby tahu, Mama sangat agresif dan tidak bisa diam."

R I K A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang