Kampus

32 2 0
                                    

UDAH YG KEBERAPA PURNAMA INI, BBASB BARU UP. AHAHAHA MAAF YA SIBUK AUTHORNYA. SIBUK APA? MENYUSUN MASA DEPAN ASEK..  😂

DAH DAH BACA AJA

VOTE YAWW.
HAPPY READING AND ENJOY MY STORY:)














Mereka bertiga baru saja sampai dikampus,tempat Dava dan Adit menimba ilmu.

"Buruan turun" pinta Dava kepada Diva agar ia segera turun dari mobil.

Diva langsung turun dan membukakan pintu mobil Dava.
Dava langsung memakai kaca mata hitam. Dia terlihat tampan saat mengenakan kacamata.
Saat Dava berjalan, tiba-tiba segerombolan gadis mendekati Dava.

"Dava, ganteng banget hari ini" Ucap salah satu gadis itu.

"Maaf, semuanya tolong menjauh sedikit dari Dava" Diva maju didepan Dava agar tidak ada yang mendekati Dava.

"Lo siapa sih? Ngelarang kita deket deket Dava?" tanya salah satu cewek, dengan pakain minim.

"Gue bodyguard Dava"

Semua gadis tidak mempedulikan Diva yang sebagai bodyguard, mereka malah makin dekat dengan Dava. Dava mulai merasa tidak nyaman, dia ingin pergi tapi para gadis menarik tangannya.

"STOPPP!!!"Teriak Diva.

Semua orang langsung diam "Kalau kalian masih gangguin Dava, gue gk akan segan buat tembak kalian pakai pistol ini" Diva mulai mengacam para gadis itu. Mereka semua mulai ketakutan mendengar Diva ingin menembak menggunakan pistol yang Diva pegang dan mereka langsung bubar.

Yahhh Diva tanpa sengaja menemukan pistol mainan yang hampir mirip dengan pistol asli,awalnya ia ragu,tapi keadaan mendesak. Dan syukurnya mereka semua percaya bahwa itu pistol bneran.

"Akhirnya mereka pergi juga" Ucap Dava lega melihat para gadis tadi sudah pergi.

"Hahahahaha. Diacam pakai pistol doang langsung pergi, padahalkan ini pistol maian" tutur Diva disela sela tawanya.

"Hahahahaha. Ternyata lo cerdas juga ya" Puji Hans.

"Dava" Tiba-tiba gadis seksi datang menghampiri Dava, ia memakai dres yang minim sehingga nengekspor paha mulusnya.

"Veby, lo baru sampai?" tanya Dava,sambil menatap Veby yang melangka kearahnya.

"Iya Dav,dari tadi gue nyariin lo, eh ternyata lo ada disini" ucap Veby

"Dav, siapa cewek ini?" tanya Veby sambil melihat Diva dari atas sampai bawah.

"Ini bodyguard gue"

"Kok cewek sih, kenapa enggak cowok?"

"Karena gue pengennya cewek, lagian gue pernah ditolong sama dia. Dan kebetulan dia punya ilmu bela diri cukup bagus dan guepun berfikir buat milih cewek ini  sebagai bodyguard gue" jelas Dava panjang lebar.

"Itu pasti gue" Sahut Diva.

"Hahahaha, lo jangan berfikir gue puji lo terus ya, Soalnya enggak ada gunanya puji lo"

Diva hanya mendengus pelan lalu berucap "Terserah loh dah,bodo amat gue"

"Dav,kekelas yuk"Ajak Veby.

Dava pun menganggu lalu "Diva, bawain tas gue"Hans melemparkan tasnya ke Diva, Diva langsung menangkapnya dengan cepat.

"Kok gue sih yang bawa? Lu kan punya tangan, masa enggak bisa bawa tas" Ucap Diva, dengan kesal.

"Lu jangan protes, nanti gue aduin kebokap gue"

"Ini anak pengaduan juga ya, awas aja nanti! Gue pasti kasih perhitungan kedia, biar kapok" batin Diva Kesal, sambil membawa tas Dava.

Dava, Veby, dan Diva berjalan kekelas. Saat sampai kelas. Para gadis langsung menggeromboli Dava lagi.

"Dava kekantin yuk" Ajak salah satu wanita itu.

"Dava, ke perpus yuk" ajak yang lain.

"Dav, nyanyiin lagu buat aku dong" sahut cewek yang lain. Setdah, kek bagus aja suara Dava.

"Maaf ya semuanya, tolong menjauh dari Dava" Diva meminta para gadis itu menjauh dari Dava.

"Lo siapa sih? Jangan sok jadi jagoan deh" sewot salah satu dari mereka

"Gue minta kalian jauhin Dava!" Diva meninggikan suaranya, dan semua orang terdiam.

"Gue minta maaf, karena gue sebagai bodyguard harus selalu jagain Dava" ucap Diva.

Para cewek itu langsung duduk ketempatnya masing-masing.

"Ternyata cewek ini pemberani juga" batin Dava. Yaiyalah,gk kek elu,ditodong piso aja langsung ciut.

Veby menarik tangan Dava keluar dari kelas "Dava, kekantin yuk"

"Pas banget, gue juga lagi lapar"

Dava, Veby, dan Diva langsung menuju kantin. Sesampai didepan kantin Veby pergi memesan makanan.
Gadis dikantin melihat Dava sambil senyum-senyum kek orgil.

"Gue heran deh, kenapa semua cewek tergila-gila sama lo? Iya sih lo ganteng,tapi sayang akhlak lo ilang" Ucap Diva.

"Apa lo bilang gue ganteng?"

"Iya, gue perhatikan lo ganteng juga tapi Enggak ada yang spesial sih dari lo"

Hans langsung berdiri dan menatap mata Diva, Diva langsung mengalihkan tatapan matanya.

"Tatap mata gue sekarang" Hans meminta Diva menatap matanya.

"Gue enggak mau"

Dava memegang kedua bahu Diva, Diva langsung kaget "Eh, lo jangan pegang-pegang gue, gue enggak suka" serkah Diva.

"Suatu hari nanti lo akan tau kenapa para cewek ngejar gue"

"Gue tau, pasti karena lo tampankan! Padahal bagi gue lo biasa aja"

"Bukan, selain itu..."

Dava melihat Vaby mulai mendekat kesini, dia langsung melepaskan tangannya dari bahu Diva.

"Dav, gue udah pesan makananya"

"Okay, thanks"

"Oh...iya Dav, kitakan ada libur tiga hari tuh gimana kita kemping kehutan" Saran Veby, antusias.

"Boleh"

"Hallo gays" Tiba-tiba dua perempuan datang mendekati Dava dan Veby.

"Jessi... Aksa, kalian dari mana aja?"

"Veb, kita abis dari perpus" Jawab Aksa.

"Kalian berdua ada lihat Gilang, Prof, sama Kevin enggak?"

"Dava, ntu tiga manusia  suka keluyuran, kita berdua mana tau" Jawab Jessi, sambil menyeruput minumannya.

"WOYYY KITA DISINI"

Ketiga teman Dava baru datang kekantin dan langsung bergabung dimeja Dava,Veby dan Diva.

"Dava, kira-kira besok lo mau kemana?" Tanya Kevin.

"Gue sama Veby rencananya sih mau kemping dipuncak besok"

"Wow, seru dong kalau gitu! Kita pada boleh ikut kan?" tanya Jessi

"Iya boleh lah Jessi, kalian semua boleh ikut"

"Emmm, makasih Veby"

"Dav, gue pergi keluar sebentar" Diva meminta izin ke Dava untuk pergi dari kantin.

"Ya silakan"

Divapun cabut dari kantin. Gilang penasaran dengan perempuan yang baru pertama kali dia lihat, diapun langsung menyusulnya.

"Gilang lo kemana?" Tanya Prof
Namun tak ada jawab dari Gilang.















Kira kira Gilang ngapain ya ikutin Diva?🤔 Apakah ada sesuatu diantara mereka? Huemmm jawabnya ada di next part😉

Salam sayang dari Author👋🧡


𝐁𝐁𝐀𝐒𝐁 || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang