Api Unggun 🔥

10 1 0
                                    

        👩Kenapa sulit memilih jalan?
                      👧Entahlah!
                  👩Kok entahlah?!
             👧Iya kan aku ngga tau🤣
              👩Pengen gue tabok lu😑
            👧Iya, aku cuma becanda

     Kedua author sedang ribut guys :)
Wkwkwkw

Selamat membaca guys
          Semoga kalian terhibur 😉

Hari mulai gelap, dan mereka berjalan lebih cepat agar cepat sampai.

"Diva, jalannya masih jauh? Gue sudah capek nih" keluh Veby yang mulai merasa kelelahan.

"stoppp" Diva menghentikan langkah kakinya.

Semua orang juga menghentikan langkah kaki mereka.

"Astagfirullah, kita tersesat! " Ucap Diva sambil menepuk keningnya.

"Apahhh?! Lalu bagaimana nasib kita sekarang?" Veby.

"Veby, lu tenang! Gue akan mengingat jalan pulangnya" jawab Diva.

Begitu lama Diva untuk mencoba mengingat jalannya, tak terasa harinya sudah gelap dan mereka semua menghidupkan senter hendphonnya masing-masing.

"Diva, senter hendphon lu mana?" Tanya Aksa.

"gue, ngga punya hendphon" Diva

"Hahahahaha. Hari gini lu enggak punya hendphonn!! sungguh kasian nasib lu Div" Sindir Aksa, tanpa perasaan.

"Diva, lu harus sabar! Jangan dengarkan apa kata orang" gumam Diva dalam hati.

"Kalian nunggu disini terus atau pulang?" Tanya Prof, sambil mengacak kedua pinggangnya.

"Gimana mau pulang, jalannya aja kita ngga tau" jawab Gilang.

Prof mengarahkan telunjuknya kedepan, "tinggal jalan lurus, kita akan sampai kok" Prof langsung memandu jalannya.

"Prof, lu tau jalannya? Jangan sampai lu bawa kami kejurang maut" ucap Jessi, ragu dengan jalan yang ditunjuk oleh prof.

"taulah! guekan anak profesor" Prof.

"wah parah lu, kenapa enggak bilang dari tadi" Kesal Kevin.

"iya maaf, kalian ngga nanya gue, yah terpaksa gue diam" sahut Prof sambil tersenyum kecil.

"untung teman gue, kalau bukan sudah gue kuburin dari tadi" Kevin.

"Hahahahahahaha"tawa semua orang, mendengar ucapan Kevin.

Mereka semuapun kembali berjalan.
Tidak lama kemudian akhirnya mereka sampai.
Disana Haditya, Adi, dan Keyla sedang duduk depan api unggun, dan yang lainpun langsung menghampiri.
Mereka langsung duduk ditanah bersama Haditya, Adi, dan Keyla.

"DAVA, DARIMANA SAJA KALIAN?!! KALIAN TAUKAN HARINYA SUDAH MALAM" Haditya memarahi mereka semua.

"Kak Hadi apa-apaan sih, orang baru datang langsung dimarahin!"Dava kesal karena dimarahi Haditya.

"Wajarlah kakak marah, kalian taukan dihutan ini berbahaya, kalau kalian kenapa-kenapa nanti gimana?!"

"Kak... Dava sudah besar, jadi kakak tidak perlu khawatir. Dava, bukan anak kecil lagi!!" Dava, langsung masuk ketendanya dengan perasaan yang masih kesal.

"Dava, dengarkan kakak dulu! Kakak belum selesai bicara!!" Ucap Haditya dengan tagas.

"Bicara tuh sama daun" sahut Dava yang sudah berada dalam tenda.

"Had, lu harus sabar menghadapi adik seperti Dava. Lu pasti tau sifat Dava itu berubah begitu cepat"

"Lu benar Gilang. Dava itu seperti waktu, dia berubah begitu cepat, kadang manja, kadang ngeselin, kadang penyayang" ucap Haditya, setelah itu dia berjalan kearah tendanya sendiri untuk beristirahat.

Gilang, Prof, Kevin, Veby, Aksa, Jessi, Diva, Keyla, dan Adi masih diluar tenda.

Untuk menghilangkan kebosanan, mereka berbicang-bicang dan mulai bercerita.

"eh kalian mau dengar lelucon nggak?" tanya Prof.

"mau" jawab Adi dan Keyla bersamaan.

"jadi ada kakek-kakek ingin beli mobil, tapi penjualan mobil itu bertanya? kakek mau bayar pakek apa, lalu kakek menjawab, kakek bayar pake bulu hidung. Kakek tadipun mencabut salah satu bulu hidungnya dan si penjual tadi langsung pengsan. Hahahahaha"

"Hahahahaha" Adi, Kevin, Gilang, Aksa, Jessi, dan Keyla langsung tertawa.

"eh, enggak lucu tau" sahut Veby .

"lucu kok" sahut Adi.

"sekarang giliran gue, gue punya cerita yang menyeramkan" Gilang

"Gilang, ini sudah malam jadi lu jangan cerita yang aneh-aneh" Veby.

"Tenang Veby, ceritanya enggak terlalu seram kok" Gilang

Gilang mulai bercerita "pada suatu hari didalam hutan ada seorang anak terjebak, dan hari sudah malam, diapun menghidupkan api unggun. Tapi tiba-tiba api unggunnya mati padahal tidak ada angin sama sekali, dan ternyata itu adalah perbuatan setan. Anak tadi tiba-tiba langsung hilang bersamaan dengan padamnya api unggun." Cerita Gilang yang membuat semua orang tiba-tiba terpaku mendengarnya.

Baru saja selesai bercerita tiba-tiba api unggun mereka langsung padam, semua orang awalnya terdiam dan akhirnya langsung teriak "aaaaaaaa" sambil mencari tendanya. Semua orang langsung kumpul dalam satu tenda, "Gilang! Sudah gue bilang jangan cerita yang aneh-aneh, tapi lo ngeyel, dan lihatkan jadi kenyataan" ucap Veby dengan nada emosi ke Gilang.

"iya maaf! Mungkin saja tadi anggin yang padamin apinya" Gilang

"angin pala lu, jelas-jelas tadi enggak ada angin sama sekali" Veby

"sudah, jangan berisik" tegur Diva.

Mereka tidak berani untuk keluar, tapi karena kelamaan  dalam tenda, akhirnya mereka semua tertidur, tapi Diva masih belum ngantuk. Beberapa menit kemudian api unggunnya nyala lagi, Divapun langsung keluar untuk mengceknya "bagaimana bisa? Sedangkan semua orang sudah tidur" heran Diva.

"Divaa!" Tiba-tiba ada yang memegang bahu Diva, Diva langsung berbalik dan "aaaaaaa setannnnn" Teriak Diva sambil menutup matanya.

"Husttttt, ini gue Dava"

Mendengar nama Dava, Diva membuka matanya "eluuu?! Gue kira tadi setan"

"masa ganteng gini dibilang setan" Ucap Dava dengan pede.

"Hahahahaha. Habisnya lu ngagetin gue!" Diva

"Siapa yang ngagetin? Gue cuman panggil lu doang tadi, eh lu tiba-tiba kaget" Dava

"Dav, lu ngapain keluar?" Diva

"Gue tadi lihat api unggunnya mati, makanya gue ingin hidupin, tapi ternyata lu sudah hidupin duluan" Dava

"Ets lu salah, gue ngga ada sama sekali menghidupkan api unggunnya" Diva

Dava kaget mendengar apa yang diucapkan Diva barusan dan Dava langsung pingsan "astaga, malah pingsan" Diva, duduk ditanah sambil nunggu Dava bangun.

Hemmm, apa yang akan terjadi keesokan pagginya 😅. Pada penasaran kan :)?! Nantikan part selanjutnya dari aouthor tercinta kalian, hehehe maaf lebay 😄.

𝐁𝐁𝐀𝐒𝐁 || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang