ᨳ᭬ 10.

649 122 6
                                    

Akhir pekan terakhir di bulan April. Minggu-minggu penuh liburan sebelum naik kelas.

Mereka berempat seperti biasa menghabiskan waktu di taman. Sekedar memanah, saling mengejar, dan baru saja mereka selesai berenang.

Sekitar tiga puluh menit mereka berada di dalam air. Saling menyirami dan membasahi satu sama lain. Bahkan sampai Doyoung tersedak cipratan mereka.

"Hshshshsh, Tennie capek... Tennie istirahat duluu" Ten dengan napas terengah-engah naik ke tepi kolam. Mengambil handuk dan menyelimuti tubuh mungil yang sudah menggigil itu.

Sementara ketiga Pangeran masih betah berada di dalam air. Entah bagaimana mereka bisa bertahan dalam waktu lama.

-~~~-

Lelah dengan olahraga mereka memilih untuk bersantai di bawah pohon. Cuaca siang ini tidak terlalu terik jadi cocok untuk berpiknik kecil-kecilan.

Ten duduk di tengah-tengah mereka. Dengan kaki ia luruskan ke depan. Kemudian Jaehyun jadikan bantalan tanpa permisi, dan disusul kakak-kakaknya.

"Tennie, apa kamu pernah jatuh cinta?" celetuk Jaehyun tiba-tiba. Dua pangeran yang lain ikut penasaran dan menatap sahabat kecilnya.

"Jatuh cinta? Eummm... Tidak, kenapa?" jawab Ten.

Ten hanya tau sedikit tentang 'pacaran' dan 'kekasih'. Untuk jatuh cinta... Tidak tau, lebih tepatnya tidak paham apa itu dan bagaimana rasanya.

"Tennie, boleh kita minta sesuatu?" ucap Doyoung.

Ten mengangguk, "mau Tennie ambilkan minum? makanan?" Ten sudah siap untuk membangunkan sahabatnya.

"Tidak, bukan itu"

"Lalu?"

"Tolong, jangan pernah jatuh cinta kepada orang lain." ucap Doyoung yakin.

"Eh? Kenapa?"

"Kita engga mau Tennie pergi. Kita engga suka kalau ada yang  ambil Tennie, selain kita bertiga." ucap si sulung yang dari tadi hanya menyimak.

Ten menatap ketiga pangeran sekaligus sahabatnya itu.

"Dengarkan Tennie.. Kalian sama Tennie berbeda kasta, Tennie cuma anak seorang pelayan yang beruntung bisa dekat dan bersahabat sama kalian. Kalian adalah pangeran, yang suatu saat nanti pasti akan jatuh cinta dengan entah pangeran lain atau putri kerajaan lain yang setara dengan kalian." kata Ten yakin. Dalam hati Ten sedikit tidak terima mengatakan itu, tapi itu faktanya.

Fakta pasti menyakitkan, tapi lebih baik daripada bertahan dengan harapan yang mustahil untuk terwujud.

"Engga akan. Kita cuma punya dan mau Tennie. Engga ada pangeran ataupun putri lain yang akan menggantikan posisi itu di hati kita." sahut ketiga pangeran itu bersamaan.

Ten tersenyum, "belum..."

-~~~-

"Maaf sayang maafkan Ibu... Maaf..."

Ten hanya tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Ibunya. Tidak bisa menangis atau marah, mungkin Ten hanya kecewa dengan kenyataan yang ada saat ini.

"Ibu, jangan minta maaf... Tennie engga masalah kok.." Ten mengusap pundak Ibunya.

Bibi Lee menatap putra tunggalnya sendu. Matanya berair, merasa bersalah karena harus membuat putra semata wayangnya kecewa.

"Maaf karena membuat kalian tidak bisa bersama. Maaf..." hanya kata itu yang bisa Bibi Lee ucapkan. Entah sudah berapa kali ia ucapkan selama hampir tiga puluh menit terakhir.

Ten menatap mata Ibunya dan tersenyum, "Ibu, kalaupun Ibu engga lakuin itu... Tennie juga engga bisa bersatu sama Pangeran. Setidaknya Tennie masih bisa bersama mereka untuk waktu yang cukup lama,"

Ten mengusap air mata Ibunya dan berpamitan untuk keluar sebentar. Terlalu sesak melihat Ibunya menangis dan membuat Ten teringat akan fakta yang menyakitkan.

"Setidaknya Tennie masih bisa bersama kalian... Huh," Ten tersenyum miris menatap bingkai foto dirinya dan Pangeran-pangeran.

Ten menatap langit gelap malam ini. Bintang dan bulan agaknya ikut sedih karena mengetahui fakta yang Ten harus terima malam ini, sehingga mereka tidak muncul dan diganti langit mendung.

"Lagipula, mungkin yang mereka katakan hari ini hanya sebuah perasaan sesaat, Ten. Yongie, Doyie, Jeje... Pasti akan jatuh cinta dengan Pangeran atau Putri kerajaan lain suatu saat..." Ten menghela napas dan tersenyum simpul.

Hanya senyum yang bisa Ten lakukan. Untuk menangis dan marah, Ten rasa sudah tidak ada pengaruh. Hanya akan membuat Ten sakit. Lagipula saat ia marah dan menangis pun faktanya akan tetap sama.

Ten dan Pangeran-pangerannya tidak bisa bersatu.

-~~~-

 ᨳ᭬ Bestie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang