ᨳ᭬ 15.

539 95 1
                                    

"Tapi, setidaknya aku engga menyesal karena engga ungkapin ini nanti..."

Hari kedua Ten mendengar kalimat yang sama dari orang yang ia sayang.

Ten menatap mata Doyoung dari samping. Menampilkan sisi tampan Doyoung yang luar biasa jarang Ten lihat. Matanya bersinar akibat sinar matahari yang Doyoung tatap. Rahang tegas, hidung mancung, sangat sempurna.

Berbeda dengan Taeyong yang menatap Ten lekat-lekat, Doyoung tidak kuat menatap binar mata Ten. Hati Doyoung seperti ditusuk ratusan pedang karena tidak bisa memiliki si manis.

"Ten, maaf karena terlambat mengungkapkan perasaan ini... Kalau saja kita engga telat kasih kamu status lebih dari 'sahabat' dan 'adik', mungkin kita bisa bersama sebagai pasangan setelah hari ini..."

Doyoung menarik napas dalam. Ia ingin menangis.

"Doyie.. Kalau pun kalian ungkapin perasaan sebelum hari ini dan kemarin, kita juga engga bisa bersatu.."

Doyoung mengangguk setuju. Yang Ten katakan benar, fakta memang se-menyakitkan itu.

"Mungkin kita engga bisa jadi pasangan di kehidupan kali ini. Dan mungkin kita memang sudah ditakdirkan sebagai saudara, tidak lebih..."

Ten memeluk Doyoung erat setelah matahari mulai menghilang dan tenggelam ke balik bukit. Warna jingga senja menjadi saksi mereka saling mengikhlaskan takdir mereka di kehidupan kali ini.

"Kalau memang kita ditakdirkan bersama, pasti akan bersama..."

-~~~-

Ten dan Doyoung pulang sedikit larut. Sengaja karena Doyoung memilih waktu sore untuk menghabiskan waktu dengan Ten.

Sekitar tiga tempat yang indah mereka datangi hari itu. Banyak kesan dan kenangan yang Ten dapat. Dan Ten mulai mengerti sisi lain dari Doyoung yang ceria.

Ada Doyoung yang mudah overthinking dan gemar menyendiri. Ada Doyoung yang menjadikan latihan vokal sebagai bentuk pelampiasan emosinya. Dan ada Doyoung yang merasa kesepian karena tidak ada yang bisa Doyoung jadikan sandaran semenjak Taeyong mulai diberi tekanan untuk menjadi Raja.

"Tapi sekarang sudah ada Tennie. Yang selalu ada untuk Doyie~" kata Ten dan memeluk erat tubuh Doyoung.

Doyoung membalas pelukan Ten dan mengangguk, "hanya Tennie..."

"Jangan pernah merasa sendiri di dunia ini... Tennie ditakdirkan untuk kalian bukan untuk orang lain, jadi Tennie akan selalu ada untuk kalian"

-~~~-

Diperjalanan menuju istana Ten menatap jalanan yang mulai sepi. Sebelas dua belas dengan pagi hari saat ia berangkat dengan Taeyong kemarin.

Hanya berbeda jika pagi mereka datang untuk bersiap. Jika malam hari mereka bersiap untuk pulang. Dalam kehidupan intinya hanya siap-siap. Entah bersiap untuk pergi atau bersiap untuk kedatangan hal baru, tidak peduli malam atau pagi.

"Doyie... Jangan ada yang berubah dari kita semua, ya. Sebentar lagi hanya kalian yang Tennie punya..."

Doyoung tersenyum, ia menggenggam jari-jari Ten dan mengangguk.

"Kita mungkin engga bisa jadi pasangan sekarang. Tapi kita masih dan akan selalu ada buat Tennie"

-~~~-

 ᨳ᭬ Bestie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang