ᨳ᭬ 12.

604 121 10
                                    

Di sebuah meja makan sudah ada Raja dan putra-putranya. Duduk manis menunggu hidangan dan seseorang yang menjadi tamu spesial malam itu.

Jaehyun meletakkan kepalanya di meja. Menandakan bahwa ia sangat tidak bersemangat dengan makan malam kali ini. Berbeda dengan kedua kakaknya yang sama tidak semangatnya, tapi masih menahannya.

"Jeje mau main sama Tennie" bisik Jaehyun ke telinga Doyoung.

Doyoung mengangguk, "sama..."

Beberapa menit kemudian pintu ruangan itu terbuka. Menampilkan seorang wanita dan anaknya yang sangat tidak asing untuk mereka.

"Tennie!" pekik Jaehyun semangat.

Wajah datar tiga Pangeran itu seketika berubah menjadi senyum semangat. Ada Ten berarti makan malamnya tidak akan membosankan. Menurut para Pangeran itu.

Ten duduk di hadapan Doyoung dan Ibu Lee duduk di hadapan Taeyong, sisi kanan Raja.

"Selamat datang, Mrs. Lee..." sapa Raja dengan senyum tulus dan membuat putra-putranya heran.

Senyum yang sangat jarang beliau tunjukkan dan malam ini terlihat lagi. Aneh.

Setelah sapaan ringan makanan mulai disajikan. Tidak ada yang berbicara. Hanya ada dentingan dari alat makan yang saling bertabrakan.

-~~~-

Sejak lima menit lalu setelah makanan penutup dihidangkan Ten hanya menunduk. Tidak berani menatap sahabatnya. Seperti sudah tau apa yang akan terjadi sebentar lagi, dan Ten masih belum siap untuk ini.

"Ehem, Ayah ingin mengatakan sesuatu" ucap Raja dan membuat seluruh perhatian tertuju kepada beliau.

Ten menggigit bibir bawahnya gugup. Andai Ten bisa memperlambat waktu, Ten masih belum siap.

Mata Taeyong membulat saat tangan Raja menggenggam tangan Ibu Ten yang berada di atas meja. Ia menggeleng berharap yang ia pikirkan tidak terjadi.

"Ayah akan menikah dengan Mrs. Lee"

*tap!

Garpu dan sendok yang Doyoung pegang jatuh ke lantai. Mulut Jaehyun penuh dengan es krim vanilla terbuka kaget, dan Taeyong menatap Ayahnya tak percaya.

Sementara Ten hanya meremas taplak meja yang menutupi kakinya.

"Kami akan menikah bulan depan, Ayah harap kalian menghargai keputusan kami"

Hening. Semua yang berada di meja makan saat itu masih terkejut dengan sesuatu yang tiba-tiba.

Hingga akhirnya beberapa menit kemudian Jaehyun meletakkan sendok dan alat makannya.

"Wow... Setelah meninggalkan kami pergi tanpa ingat keberadaan kami, Anda datang dengan kabar yang mengejutkan. Luar biasa..." ucap Jaehyun dan tersenyum getir.

Doyoung ikut tersenyum kecewa, "sungguh Anda datang dan merusak semuanya. Merusak harapan kami, woah..." mata Doyoung memerah. Ia ingin marah dan menangis.

Taeyong dan Doyoung bangkit dari duduk, "aku selesai" ucap mereka bersamaan.

Jaehyun melihat kepergian kakaknya, ia ikut bangkit dan menggenggam tangan Ten, "Ten, temani aku..." pintanya lirih.

Raja yang selama ini salah mengartikan kedekatan Pangeran dan Ten. Raja yang mengira kedekatan mereka adalah sebagai saudara. Hanya sebatas saudara. Tanpa berpikir lebih jauh, seperti jatuh cinta misalnya.

-~~~-

Ten tidak tau harus melakukan apa sekarang. Ia sama hancur dan kecewanya seperti Pangeran-pangeran.

Perasaan marah, kecewa, sedih, hancur, semua menjadi satu dalam batin para Pangeran. Ten hanya bisa diam dan menunduk, tidak berani menatap wajah ketiga Pangeran yang mengelilinginya.

"Y-yongie... Doyie... Jeje..." Ten memberanikan diri untuk mengawali obrolan. Ten memanggil sahabatnya--sekaligus calon saudara tirinya--lirih.

Jaehyun langsung memeluk badan kecil Ten dan terisak.

"Jeje... Jangan nangis..." kata Ten dan mengusap punggung Jaehyun.

Masih dengan isak tangis Jaehyun dan diamnya Taeyong dan Doyoung di dalam ruangan itu. Sangat berbeda dengan sebelumnya, dan ini yang Ten takutkan.

"Kalian engga mau ngobrol atau cerita sama Tennie?" kata Ten dengan suara bergetar. Dia juga tidak suka berada di antara kebisuan seperti ini.

Ten melepaskan pelukan Jaehyun dan berdiri, "ya sudah kalau engga ada yang mau ngobrol sama Tennie" Ten meninggalkan kamar Taeyong dan entah dia mau pergi kemana.

-~~~-

 ᨳ᭬ Bestie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang