Bagian 8

510 98 2
                                    

|| The Man Called Brother ||

Selamat membaca.

Ost . So cold by Ben cocks

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Vin pada Kino.

"Kelelahan, sepertinya dia tidak tidur semalam hanya melantur karena bius."

"Dia tertidur aku lah yang melihatnya pagi ini mengendap-endap keluar kamar."

"Wah kalau begitu mungkin dia terlalu pusing memikirkan sebab akibat dari pengeroyokan yang dia alami."

"Pengeroyokan?" Tanya Jevan.

"Hmmm." Kino mengeluarkan ponselnya dan memberikan ponsel itu kepada Jevan.

"Waah gila, ini bisa dipidana."

"Sudah dipidana atas kasus pengeroyokan, kau harus menjaga Nathan nak." Kata Vin.

"Awalnya aku tidak peduli bahkan jika bocah ini mati, tapi diumurnya yang baru 18 tahun ini sungguh tidak adil."

Nathan membuka matanya dan menatap ke samping, dia kaget karena ada Kino di sana.

"Kak Kino!" Nathan memeluk Kino dengan sangat erat.

"Jangan! Tolong bawa aku keluar dari Indonesia, kenapa aku diusir? Aku ingin kembali ke Italia."

"Sssst tenang! Kau masih di Italia dek." Nathan membuka matanya dan menatap sekeliling, ya dia masih di Italia.

"Ayo minum dulu." Bujuk Yebin.

"Kau kenapa hmm?" Tanya Kino sembari mengusap peluh di wajah Nathan.

"Aku takut, a-aku tidak bisa seperti ini terus kak, tolong suntik mati saja, aku tidak kuat lagi, ini menyakitiku."

"Sudah! Tidak ada yang boleh mati, kau akan sehat."

"Tidak! Aku tidak akan sehat, aku gila semua orang memanggilku orang gila, tatapan itu, tidak kak! Aku ingin mati." Nathan mengambil obat tidur di sebelahnya dan berniat untuk memakan semua pil agar overdosis.

"Lakukan!" Titah Jevan.

Semua orang menatap ke arah Jevan.

"Lakukan jika kau mampu, kau pikir bunuh diri akan mengakhiri masalah mu? Lakukan! Makan obatnya! Overdosis!" Nathan melemparkan botol obat ke arah Jevan sampai pipi Jevan berdarah karena lemparan Nathan yang sangat kuat.

"PERGI!" Teriak Nathan.

"Kalian keluar saja! Kak Kino mulai hari ini jangan suntikkan obat bius lagi, aku takut itu akan merusak tubuhnya, aku sendiri yang akan mengendalikan Nathan."

Jevan berjalan ke arah Nathan dan Nathan memukul pipi Jevan dengan sangat kuat.

"Sudah puas hmm? Masih mau marah-marah? Lihatlah dirimu sekarang! Kau hancur Nathan, apa kau mau lebih hancur lagi dengan sikapmu ini? Aku tau kau punya penyakit mental—"

"Aku! Bukan! Orang! Gila!" Tegas Nathan.

Vin menarik Yebin dan Kino keluar kamar, dia ingin melihat sehebat apa Jevan dalam mengatasi relaps Nathan tanpa obat bius.

"Aku tau kau bukan orang gila, aku sangat paham itu, tapi kau harus menerima kondisimu sayang, dengarkan kakak okay! Kau harus menerima jati dirimu itu! Jika kau terus menolak yang ada kau malah semakin terpukul."

Nathan menjatuhkan dirinya ke atas ranjang.

"Jika kau memang sepaham itu tolong beri tau padaku seperti apa caraku bisa menerimanya Jevan!?"

Langit ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang