Bagian 1

1.8K 170 16
                                    

|| Nathan dan kisahnya ||

Selamat membaca.

Ost. Lim chang jung : Repeatedly

"DOKTER TOLONG DOK!!"

"Ada apa ini?"

"Saya tidak menemukan dokter lain beruntung saya menemukan anda. Di rumah ini ada anak bernama Nathan Adhikari Zabir dok, dia mencoba melakukan percobaan bunuh diri, kepolisian sudah digerakkan ke rumahnya tapi anak itu mengancam polisi sambil terus berteriak."

"Beri alamatnya padaku aku akan segera ke sana."

Dokter tampan bernama Jeffrey Adhiarya itu berlari menuju parkiran mobilnya. Sebenarnya ini adalah waktu untuknya beristirahat tapi seorang anak sedang membutuhkan dirinya sekarang.

Dia akhirnya sampai di rumah anak itu dan langsung memberitahu polisi bahwa dia datang untuk membantu.

Tok tok tok

"PERGI KU BILANG PERGI!"

"Adik bisa bicara dengan kakak sebentar?" Bujuk Jeffrey.

"AKU BILANG PERGI! ATAU AKU AKAN BUNUH DIRI!"

"Nathan Adhikari Zabir!"

"JANGAN SEBUT NAMA K—"

"NATHAN!"

Para polisi yang kalut langsung mendobrak pintu rumah Nathan, dan benar saja remaja itu sudah terbaring lemah dengan pisau di tangannya namun dia tidak terluka sama sekali.

"Bantu aku membawanya ke mobil." Jeffrey dan yang lainnya langsung berangkat ke rumah sakit terdekat, dia juga ke rumah psikolog yaitu temannya untuk mencoba bertanya kepada Nathan apa yang terjadi.

Beberapa jam menunggu akhirnya Nathan sadar, dia menatap sekeliling ruangan dan matanya menangkap sosok psikolog yang sedang membaca jurnalnya.

"Nathan udah bangun? Ada yang sakit?" Tanya psikolog tersebut sembari mengusap lembut surai Nathan.

"Jangan panggil aku seperti itu."

"Hey ten—"

"MENJAUH! AKU TIDAK PERCAYA DENGAN SIAPAPUN."

"Hey tenangkan lah dirimu!"

"TIDAK!"

Kino memeluk Nathan dan memenangkan anak itu.

"Cerita ke kakak ya kamu kenapa, by the way nama kakak Kino."

Nathan menatap Kino dan memegang pipi psikolog di depannya.

"Kakak keturunan Jepang?"

"Iya nih."

"Kkk lucu."

"Nathan mau cerita nggak kenapa bisa coba bunuh diri, mungkin Kakak bisa bantu." Bujuk Kino.

"Tadinya tidak mau, tapi disuruh."

"Siapa yang nyuruh?"

"Bibi seram."

"Bibi seram?"

"Sekarang ada di atas sana!" Tunjuk Kino ke jendela sembari tangan satunya menarik jas milik Kino.

"Aku takut kak, bibi seram sering marah-marah." Kata Nathan.

"Nah sekarang mau cerita soal sekolah nggak sama kakak?"

Mata Nathan langsung terpaku pada satu titik, yaitu kancing jas milik Kino.

"Sekolah itu menjijikkan, semua orang yang ada di sana palsu, aku bukan orang gila, aku hanya ingin berteman. Kenapa aku harus dijauhi?"

Langit ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang