❝Mendesah,menikah dengan sahabat❞
—Arbian
°
°
°
[Kamis,06/05/2021]Pagi ini Bian ingin bermalas-malasan di rumah Tamara.Semoga saja gadis itu sedang tidak sibuk dan mau meluangkan waktu untuknya.Saat Bian menaiki tangga hal pertama yang dia dengar adalah suara Tamara yang sedang ketakutan.Dia buru-buru berjalan setengah berlari menuju kamar Tamara.Semakin deket suaranya semakin jelas dan sedikit bergetar.
"Jangan..... jangan......,"
"Gw mohon berhenti,"
"Berhenti....hiks.....ber-hiks...."
Saat memasuki ruangan berukuran persegi dengan pecahayaan minim.Bian langsung membuka gorden kamar.Ia mendapati Tamara bergerak gelisah di atas tempat tidur.Dahinya berkeringat dan mungkin saja ia sedang ketakutan di dalam tidurnya.Jelas sekali bian dapati bulir-bulir air mata di sudut matanya.Abian berusaha membangunkan Tamara dengan menepuk-nepuk pipinya pelan.
"Hei ra i'm in here with you," bisik Abian di telinga kiri Tamara.
"Ara please wake up," menggoyang tubuh Tamara pelan.
"Araaa," merengek seperti anak kecil.
Tamara terbangun Arbian lantas memeluknya kemudian mengusap-usap punggung tangan dengan ritme cepat.
klik....
Bian melepas pelukannya kemudian menatap Tamara "Ra yang tadi bunyi apa?" tanyanya dengan ekspresi yang sangat polos.
"Bangsat keluar lo mon dari kamar gw!"
"Loh kok marah sih?"
"Cepetan keluar masakin gw indomie klo mau di maafin,"
"Di maafin kenapa sih gw kan nggak ngapa-ngapain pon,"
"Mau di maafin nggak?"
Arbian mengelengkan kepalanya
"Bian sialan," Tamara masuk ke dalam kamar mandi sambil misuh-misuh.
Arbian keheranan, memikirkan kesalahan apa yang sudah dia perbuat.Tamara membuka pintu kamar mandi masih dengan wajah garang.Dia mengabaikan Bian dengan tampang watadosnya dan lebih memilih pergi ke dapur.Tak tinggal diam Bian mengikuti Tamara seperti anak ayam.
"Ck lo ngapain sih ngikutin gw?"
"Menurut ngana,"
"Mending pulang aja sono atau lo jalan sama cewek lo yg posesif itu!Ini kan weekend. Gw hari ini sibuk banget,"
Brian dan menghiraukan usiran Tamara.Ia menyerah untuk jika harus berdebat sepagi ini dengan Tamara.Menurutnya sangat tidak worth it dia juga sedang tidak bertenaga.Laki-laki itu lebih memilih berjalan ke ruang TV daripada membuat sahabatnya semakin marah.Niat hati mau numpang sarapan ehh malah kena amuk si singa.
Bosan menunggu Tamara yang lama sekali memasak Brian memutuskan untuk menonton televisi.Bukan menonton lebih tepatnya hanya memindah-mindah channel siaran televisi.Sampai pada akhirnya dia melemparkan remote nya ke atas sofa.
"Heh bujang enak banget lu main lempar remote tv punya gw,"
"Lo tu kenapa sih beb marah-marah mulu bawanya pms atau kelebihan hormon,"
"Tapi ngomong-ngomong soal pms.Harusnya jadwal pms lu kan 2 minggu yang lalu yee kan.Ga mungkin nih kalo gara-gara pms.Pasti gara-gara hormon klo ga banyak pikiran,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is another Pain
Teen Fiction"Ternyata cinta habis di orang yang belum sempat jadian itu emang beneran ada,"-Tamara Sazanova Tamara adalah gadis paling ceria yang pernah orang-orang temui. Dia bisa menjadi apa saja yang ia mau. Tapi tidak untuk bersama dengan Nararya Bima Aiswa...