Sore hari menjelang magrib Yamada dan Chinen sedang berjalan-jalan santai, katanya sih sambil ngabuburit berdua.
"Bang, buka sama apa sekarang?" Tanya Chinen.
"Mungkin kayak kemaren, tapi yang masak sekarang bukan gue tapi Bang Inoo"
"Oh iya Bang, kenapa ngajak Chii jalan-jalan santai? Kan biasanya jalan santai sering sendirian"
"Gak tahu gue lagi mood aja"
"Hih dasar"
Tiba-tiba ponsel Chinen berdering.
"Halo?"
"Chii lu bisa beli makan buat buka gak? Soalnya gas kompor abis" ucap manusia berambut jamur dari seberang.
"Oh oke oke, Chii beliin sekarang"
"Makasih Chii"
Telepon itu di putus oleh Chinen.
"Siapa yang nelepon?" Tanya Yamada.
"Bang Inoo, katanya gas abis di rumah kita disuruh beli makan"
"Yaudah beli sebelum abis, lu mau apa Chii?"
"Nasi padang enak kali ya"
"Eh iya udah lama gue gak beli nasi padang, yuk beli aja"
"Un"
♡♡♡
"Alhamdulillah" ucap Yuya.
"Duh kenyang perut gue jadi males teraweh" ucap Daiki.
"Heh sekarang terawehnya qunutan juga"
"Ya mau qunut mau nggak sama aja teraweh"
"Eh tiang, di malem qunut itu adalah malem Lailatul Qadar, malem yang bagus" jelas Inoo.
"Puasa bentar lagi beres, nanti kalian bakal kangen lho"
"Eh iya gak kerasa ya puasa beberapa hari lagi"
"Puasa tahun ini gak kerasa banget"
"Eh iya?! Chii lupa belom ngerjain pr. Chii skip gak sholat taraweh dulu"
"Mana bisa skip Nenchi teraweh dulu"
"Tapi Bang, terawehnya lama banget, imamnya aja baca surat lamanya naujubillah Bang"
"Heh gak boleh ngomong gitu"
"Tapi fakta Bang huweee"
"Yaudah Chii sholat di rumah aja" ucap Yabu.
"Okeyy"
"Emang lu bisa Chii?" Tanya Yamada.
"Bisalah, kan Chii gak kayak Bang Ryo yang alif sama ba aja ketuker" ucap Chinen.
"Udah sekarang kita siap-siap sholat teraweh" ucap Yabu, semuanya mengangguk.
~ Di kamar Chinen
"Duh ini pr kenapa banyak banget sih? Chii gak sanggup" ucapnya sambil rebahan di kasur.
"Eh gak boleh Chii harus kerjain! Chii kan mau dapet beasiswa nanti kuliah kayak Bang Yabu, oke Chii bisa!" Ucap Chinen sambil menyemangati dirinya sendiri.
Chinen mengerjakan pr itu walaupun susah tapi dia bisa kerjakan. Waktu pun tak terasa sudah pukul sembilan malam.
"Selesai juga, tapi kok mereka pada belum pulang ya?"
Ceklek
Pintu kamar Chinen tidak sengaja terbuka sendiri.
"Dasar angin" gerutu Chinen.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUMP Ngabuburit ✔
Fiksi PenggemarKehidupan sembilan bersaudara yang riwehnya minta ampun. Dari ke recehan mereka sahur, drama buka puasa, dan alesan kalo lagi teraweh. Semoga kalian senang dengan cerita baru aku ehe~