2. PERHATIAN

5.2K 725 69
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Momen di mana mereka menghabiskan waktu bersama di Hongdae food street jadi awal kedekatan Sooji dengan Jimin.

Pria itu sering mengajaknya berbicara, tanya itu dan ini, memberikan opini atau sekadar membicarakan sesuatu. Banyak. Banyak hal yang membuat Jimin tak habis akal untuk menghimpun atensi Sooji sebab wanita itu banyak diam—mungkin canggung.

Dan sepertinya Hayeon tahu, jika interaksi yang terjadi antara Jimin dan sahabatnya bukanlah interaksi biasa. Lebih tepatnya Jimin sedang berusaha mendapatkan kesan baik di mata Sooji di awal pertemuan mereka.

Secara sengaja Hayeon menyinggung perasaan kakak tingkatnya terhadap Sooji, ia ingin memastikan sendiri. Pun Hayeon tidak masalah jika mereka lebih dari sekadar kenalan, atau menjalin hubungan lebih dari pertemanan.

"Sepertinya sunbae membutuhkanku," Hayeon bicara empat mata dengan Jimin saat Sooji memutuskan untuk pergi ke meja kasir. "aku tahu segala hal tentang Sooji."

Hal itu membuat Jimin tertawa singkat hingga membentuk garis pada kedua matanya. "Kurasa tidak perlu," jawabnya kemudian melirik Sooji yang kini tengah membalik punggungnya, berjalan kembali ke meja semula. "dia pasti akan kecewa jika aku mendekatinya lewat sahabatnya. Jadi aku ingin berusaha sendiri, agar dia segan menolakku saat kukatakan aku suka dia." ujarnya malu-malu.

•••

Sooji berangkat sendirian ke sekolah. Siswi kelas satu SMA itu berjalan melewati gerbang di saat ribuan kelopak bunga cherry blossom itu jatuh berguguran tertiup angin menaburi siapa pun yang lewat di bawah pohon itu. Surainya panjang hampir menyentuh siku, senyumnya cerah membuat pria yang berdiri menunggunya di depan sana dengan jaket jeansnya tersenyum manis.

Semakin menepis jarak, Sooji mempercepat langkahnya mendekati laki-laki bermata sipit ketika tergelak.

"Pagi." sapa Jimin membuat Sooji mengulum senyum.

"Mm, pagi." sahut Sooji malu-malu.

Entah cara seperti apa yang Jimin lakukan hingga mereka bisa sedekat ini. Jimin tidak tahu selain ia sangat profesional sebagai anggota inti tim basket, ia juga handal menyusun langkah mendekati wanita yang disukainya. Ia tak punya strategi khusus kecuali memberikan perhatian dan bersikap manis selama kurang lebih satu semester ini—semester genap.

Jimin menunjuk gedung sekolah di belakangnya dengan ibu jari. "Mau berjalan ke sana bersama?"

Sooji menggigit bibir dalamnya lalu mengangguk tersipu. "Ya, ayo." kemudian mereka melangkah bersama beriringan.

"Ngomong-ngomong, Sooji. Kau ingat pertandingan basket hari ini, kan?"

Sooji menatap Jimin sekilas lalu mengangguk. "Mm, aku ingat."

POSSESSION [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang