5. MENGINTAI

4.5K 644 56
                                    

Victims of bullies; "Does hurting other people make your aching soul feel better?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Victims of bullies; "Does hurting other people make your aching soul feel better?"


•••

Semua orang tahu, sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan para murid tentang bagaimana menjadi anak-anak yang tak hanya sekadar pintar, tapi juga sopan terlepas dari perilaku muridnya seperti apa.

Tersenyum adalah sikap paling ramah bagaimana cara menyapa seseorang. Bertutur kata lembut adalah cara bagaimana agar tak menyakiti perasaan orang lain. Itulah yang diajarkan sang guru padanya.

Selama Sooji bersekolah, guru yang Sooji kenal adalah guru yang baik. Sebagaimana tugasnya yang tak hanya mengajari tapi juga menjaga anak didiknya.

"Terus belajar, Sooji. Karena nilaimu bagus kau harus mempertahankannya, mengerti?" kata gurunya sambil tersenyum, sedangkan Sooji menganggukkan kepalanya.

Berbeda dengan teman-teman Sooji. Di awal hingga pertengahan semester Sooji terkenal pemalu dan suka mengalah sehingga baik teman laki-laki dan perempuannya memperlakukan dia seenaknya.

"Pensilku...," gumam Sooji kebingungan mencari alat tulisnya. Dan temannya yang usil diam-diam menertawakannya di tengah pelajaran. Dengan begitu Sooji tidak bisa mencatat, temannya juga tidak akan meminjamkan barangnya untuk Sooji. Berharap dengan demikian Sooji tidak akan dapat nilai dan akan dimarahi gurunya.

Ada hal usil lainnya yang teman-temannya lakukan selain itu, seperti memasukkan sebelah sepatu Sooji ke tempat sampah, mengotori bawah meja Sooji dengan permen karet, menulis di papan tentang sesuatu yang menghina Sooji, mengolok-oloknya di jam-jam istirahat atau saat tak ada guru.

Tapi untungnya Sooji pintar meski tak punya teman. Tanpa mengemis simpati, gadis itu sudah mendapat atensi tersendiri dari gurunya. Gurunya tahu, Sooji itu gadis cerdas dalam mata pelajaran. Hanya saja tidak pandai bergaul.

Sampai pada suatu hari gurunya membela Sooji semata-mata agar gadis itu tidak lagi diusili teman-temannya. Di depan mata Sooji sendiri sang guru memarahi anak-anak lain yang suka merundungnya. Teman sekelasnya menunduk malu. Tapi..., tidak menyesal.

Sepeninggal gurunya, semua anak bersikap normal. Tak ada olok-olok atau risakan sejenisnya lagi, sampai di jam pulang sekolah ketika Sooji berjalan sendirian, tiba-tiba Sooji terdorong hingga jatuh tersungkur. Telapak tangan dan lututnya berdarah terkena permukaan jalan kasar yang ia lalui. Perih, sakit dan takut ia rasakan saat itu.

"Kau pasti melapor pada Ibu Guru Han, kan?" kata gadis seusianya dan empat yang lain di sekitar Sooji.

"Kau menyebalkan sekali! Harusnya diam saja seperti biasanya, Dasar Pengadu!" marah salah satu yang lain tidak terima kemudian menendang kaki Sooji diikuti dengan teman-teman yang lain menarik baju seragam Sooji, menendangnya lagi dan bahkan menarik rambut panjangnya. Dan karena itu pula ia menangis terisak sampai rumah dan ia tak ada pilihan lain selain memaksa orang tuanya untuk segera memindahkannya ke sekolah lain tiga tahun lalu ketika ia duduk di bangku sekolah menengah pertama semester satu, saat usianya tiga belas tahun.

POSSESSION [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang