Mafia: - Spoiler

1.3K 53 5
                                    









Hai












—0OoO0—





2 Februari 2041











Seokjin menyeruput teh hangatnya dengan anggun, dia menatap Jimin yang masih terdiam sambil menatap teh hangatnya yang mengeluarkan kepulan ringan.

"Minum, itu tidak ada racunnya Jim. Dan teh buatan istriku sangat enak," Mendengar ucapan Seokjin yang berbicara seperti itu pun Jimin terkekeh.

"Iya Hyeong, maaf sudah menganggurkan teh buatan istrimu."

Seokjin mengangguk dan menghela, dia melirik Jimin yang menyeruput teh hagatnya dengan tenang.
"Sudah 21 tahun lamannya Dua Saudara itu meninggalkan kita. Apa kau tidak rindu?"

Jimin tersenyum, "Bagaimana aku tidak rindu kalau isi pikiranku masih trauma. Apa lagi aku keluar masuk penjara hanya untuk menemukan orang dekatku yang telah meninggal."

Seokjin berdehem, dia menyetujui itu. Dia juga sempat kehilangan harga dirinya akibat stres dan terus mengingat kejadian mengerikan tahun lalu. Untungnya dia bertemu Irene saat dia hendak terjun kelaut.

"Aku juga sangat terpukul, sangat terpukul."

"Sejak kejadian itu perusahaan Mafia Dead Mamba turun drastis. Dan mau tidak mau aku yang mengola sekarang dari pada ditinggal Yoongi yang hilang entah kemana. Aku juga sempat marah besar pada anak itu yang seenaknya saja, tapi aku sangat yakin bahwa Yoongi lebih memiliki trauma berat."

Jimin terdiam, "Ngomong ngomong aku terakhir bertemu dengan Yoongi Hyeong itu pas dia mengatakan bahwa dia kecewa padaku, dan saat aku mengunjungi pemakaman pasti aku tidak melihatnya."

"Hahaha, siapa yang bisa fokus kesekitar saat dirinya menangis?"

Jimin mengendus saat Seokjin mengejeknya.

Mereka terdiam, hanya ada dentingan lonceng yang terkena angin disitu. Mereka sedang dirumah Seokjin yang memiliki suasana tenang.

"Taehyung dan Jungkook selama hidupnya apa sudah menyelesaikan permasalahan mereka yang rumit itu?"

Pertanyaan Jimin membuat ekspresi wajah Seokjin berubah, dia menatap serius kedepan dengan dada yang bergemuruh.

"Iya, mereka menyelesaikan misi mereka dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Kalau masih hidup pastinya masalah terus berdatangan karena prinsip kehidupan Mafia itu hanya ada 2, mati karena berjuang atau hidup tapi masalah tetap berkelanjutan."

"... Karena mereka berdua hidup hanya untuk membalas semua perbuatan musuh yang mereka berikan dimasa kecilnya, dan Taehyung juga Jungkook telah membalaskan dendam orang tuanya. Mereka lolos dalam misi."

Jimin terdiam, masuk akal juga yang dikatakan Hyeongnya ini. Kedua temannya hanya dituntut untuk balas dendam akibat kematian orang tua mereka tapi kalau mereka berdua tetap hidup, masalah akan bertambah terus. Perang saudara pasti tidak akan ada akhirnya.

"Tapi..."

Jimin menatap Seokjin, "Tapi kenapa Hyeong?"

"Taehyung tidak lolos, ah bukan maksud aku mereka belum lolos begitu saja. Orang tua mereka juga menginginkan mereka bersatu, bersama dan saling merangkul. Tapi karena keegoisan mereka, semuanya buyar. Semuanya lenyap, mereka memang lolos dalam misi besar, tapi mereka masih berhutang kesaudaraan mengingat mereka selalu saja perang besar."

"Taehyung yang hanya memfokuskan pada kekayaan dunia, dia egois dan Jungkook yang tidak menghargai kerja keras Taehyung, dia keras kepala."









"AYAH!"

Jimin menatap anak lelaki yang berlari kearah mereka berdua, dia Kim Mingyu anak Seokjin—Hyeongnya.

Jimin mengerjapkan mata beberapa kali, "Mingyu?"

Mingyu yang dipanggil Jimin pun yang tadinya memeluk Seokjin sekarang menatap Jimin heran, "Kenapa Paman? Apa aku jelek?"

Hampir saja Seokjin tergelak kencang tapi dia tahan saat Jimin menangis dan menerjang tubuh kecil anaknya, "Mingyu... Park Mingyu..."

"Paman, aku Kim Mingyu. Bukan Park tapi Kim, anak dari Kim Seokjin yang tampan!"

Mendengar itu Jimin menjauh dari anak Hyeongnya itu, mengerti akan gelagat Jimin, Seokjin pun menyuruh anaknya kembali kedalam.

"Baiklah, dadah paman! Aku mau masuk duluu, ingat yaa namaku Kim Mingyu bukan Park Mingyu. See yaaaa.."

Seokjin terkekeh melihat anaknya yang sangt lucu, Jimin menatap Seokjin tajam seolah meminta penjelasan dari Seokjin.

Seokjin tersenyum lalu menunduk, "Aku benar benar Tidak tau, anakku benar benar mirip dengan adikmu Jim. Maka dari itu aku sangat percaya dengan ucapanmu yang mengatakan bahwa kau ingin memasak nasi dipemasakan selanjutnya, dan aku simpulkan bahwa ini semua masih berhubungan dengan Tuan kita."

Jimin meraut rambutnya, "Bisa gila akuu..."

"Aku juga Jim, mereka selalu saja menyerang kita melalui mental. Entah dosa apa yang telah kita buat sampai mendatangkan mala petaka seperti dulu kala."























End?







Or begin of the Story?










Happy ending or Sad Ending?
















Still a Mysterious, this Story is Not Finished Remembering.
















YESTERDAY
yesterday, you lost control





























@Thyung241
thankyou for your'e reading!

the mafia twin's - taekook ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang