BAGIAN 14

67 11 0
                                    

Dan sekarang, aku ingin bertanya. Ini hanya sebatas kekhawatiran, atau rasa cemburu?

▪︎¤▪︎¤》♡♡♡《¤▪︎¤▪︎

Senja mulai kekuningan, awan-awan berkeliaran dengan langit yang tampak tenang. Sesaat lagi mentari di sudut sana hendak tenggelam, tetapi Zevian belum juga usai dengan kegiatan rapatnya di lapangan.

Anetha mengembuskan napas bosan.
Sudah hampir dua jam menunggu hingga ia kelelahan. Sesekali melirik ke arah jarum pendek yang berada di pergelangan tangan, namun semakin tak berjalan sesuai dengan keinginan. Andai ia memunyai telepon genggam, pasti akan ada kegiatan yang bisa ia lakukan.

Rasa haus kini menerpa, Netha mulai gerah. Tenggorokannya minta di isi, namun ia sama sekali tak mempunyai air mineral. Pada akhirnya gadis itu beranjak, meninggalkan tempat hendak ke minimarket yang berada di sebrang jalan. Berhadapan dengan lapangan, dan tentu terlihat oleh jarak pandang.

"Oke, mungkin cukup sekian dari gue. Ada yang ingin ditanyakan?"

Zevian meneliti satu per satu waja panitia di hadapannya. Rata-rata dari mereka menggeleng pertanda bahwa ucapannya barusan sudah dipahami dengan baik. Sesaat sedang menelaah, pandangannya tertuju pada kursi kosong yang ada di pinggir lapangan.

Ke mana Netha?

"Oh, iya Kak, buat dana untuk danusan itu kita masih kurang. Owner kue sus dan risolnya naikin harga, jadi mau nggak mau biaya dari kita juga harus nambah," ucap seorang perempuan membuyarkan fokusnya.

"Nanti lo minta ke bendahara, jangan lupa kasih bon pesanannya. Biar bisa kehitung total keseluruhan," jawab Zevian datar tanpa embel basa-basi. Sesaat kemudian ia kembali melirik ke kursi yang tadi sempat Netha duduki. Tapi gadis itu belum juga kembali.

"Berarti malam ini kita cuma nyusun tempat aja, kan? Terus gladi resik untuk ngecek backsound sama lightingnya aja?

Zevian mengangguk. "Ada lagi?"

Diamnya mereka adalah jawabannya. Lelaki itu mengakhiri rapat setelah semua bubar dari barisan.

Pandangan Zevian mengedar ke segala arah. Mencari sosok yang sedari tadi menyita pikirannya. Sesekali ia berdecak kesal saat tahu bahwa gadis itu pergi tanpa izin.

"Kenapa lo?" tanya Kak Edo melihat kegelisahannya.

"Liat cewek yang tadi sama gue nggak, Kak?"

"Tadi kayaknya dia ke arah minimarket sebrang deh. Coba lo cari di sana."

"Oke thanks, ya," jawab Zevian menepuk pundaknya. Langkah kaki itu terburu-buru dan menuju ke minimarket itu.

***

Aku mendorong pintu minimarket, mengambil air mineral di lemari pendingin lalu berjalan memutari lorong untuk mencari beberapa jenis snack yang bisa kumakan nanti. Sembari menunggu pria itu selesai dengan rapatnya, mungkin dengan sedikit mengemil bisa menghilangkan rasa bosan.

Beberapa jenis kue cokelat bertuliskan chocopay menarik perhatianku, lalu keripik kentang rasa rumput laut, kacang pilus dan snack keju menjadi pilihan. Saat hendak berjalan menuju kasir, netraku menangkap sosok pria yang tak asing lagi di sana.

SNOW WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang