BAGIAN 21

70 7 0
                                    

Jauh dari apa yang kuharapkan, lelaki ini berhasil menghilangkan sisi gelap dalam dirinya.

▪︎¤▪︎¤》♡♡♡《¤▪︎¤▪︎

Lyora meraung kesal. emosinya benar-benar meluap saat mendapati satu pesan video dari anak buahnya. Dua orang manusia sedang berpelukan seperti pasangan pada umumnya, saling rangkul dan menikmati pemandangan malam dengan kembang api di sana.

Ruang gelap yang hanya menggunakan pencahayaan redup itu semakin membuat amarah dalam dirinya memuncak. ia membanting semua barang yang ada di sana, melempar benda-benda berbahan kaca ke segala arah.

Niat ingin menghancurkan sang adik malah membuat gadis itu semakin tentram dengan kehidupannya sekarang.

"Tunggu dan lihat apa yang akan aku lakukan untuk kamu, Anetha! Kamu nggak perlu bahagia, kamu hanya perlu jadi penghasil uang untukku saja!" lirihnya dengan suara bergetar dan penuh penekanan.

***

"Udah puas liat kembang apinya?" tanya Zevian sebelum mereka memutuskan untuk pulang dan kembali ke mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah puas liat kembang apinya?" tanya Zevian sebelum mereka memutuskan untuk pulang dan kembali ke mobil.

Anetha tersenyum begitu tulus, namun tampak redup karena kedua mata itu sudah sangat mengantuk. "Makasih banyak, ya udah ajak aku liat kembang api malam ini."

"Iya, tapi jangan sering-sering," balas Zevian dengan senyum yang sama. Ketahuilah, bahwasanya bentuk terima kasih sederhana seperti ini membuat laki-laki merasa sangat dihargai meski hanya sepercik hal-hal kecil yang tak berguna.

Sebelum menjalankan mesin kendaraan, keduanya menggunakan sabuk pengaman. Jalanan ibukota yang semakin malam semakin lenggang membuat mereka lebih santai karena tak perlu takut akan kemacetan.

***

Kebiasaanku ketika berada di dalam perjalanan adalah tidak bisa menahan rasa kantuk meski dalam kondisi apa pun. Namun wajar, kan? Sekarang sudah hampir pukul satu malam yang di mana semua manusia sedang berkelana dengan mimpinya masing-masing.

"Kalau ngantuk tidur aja, nggak usah di paksa begitu. Nanti kalau udah sampai aku bangunin."

Sekilas aku menoleh, "beneran nggak apa-apa?"

"Iya."

"Tapi nanti kamu nggak ada temennya," jawabku serak.

Devian terkekeh menatapku, entah dibagian mana yang lucu aku sama sekali tidak tahu. "Polos banget sih, heran. Udah tidur! Masih 30 menit lagi nyampe rumah. Aku udah biasa nyetir sendiri, jadi nggak usah lebay."

Bibirku manyun seketika. Sembari menyenderkan kepala di jendela, aku mengangguk dan menuruti perkataannya. Lelah sekali setelah seharian keluar dengan segudang aktivitas tiada henti, membuat tubuh ini seakan remuk redam dan terasa mati.

Setelah 30 menit lamanya, suara mesin kendaraan dimatikan. Kedua mataku masih terpejam dan tak sadar jika sudah berada di garasi rumah.

Sesaat hanya keheningan yang terdengar. Aku tidak mendengar suara apa-apa lagi selain bukaan pintu mobil dari sebelah kiri.

Saking letihnya tubuh ini, aku bahkan tidak menyadari bahwa Zevian sudah berada di dekatku. Lelaki itu hendak melepas sabuk pengaman yang aku gunakan dan berniat membopong tubuhku seperti yang sering ia lakukan.

Dalam posisi menunduk, sebelah tangannya masih berusaha untuk membuka pengait tanpa berniat membangunkanku.

Namun sayangnya usaha yang ia lakukan tak berjalan dengan sempurna. Aku terlanjur bangun dan tersentak kaget hingga tubuh ini refleks beranjak duduk seperti semula. Di detik-detik itulah, bibir kami bertemu secara tak sengaja. Dengan posisi ia masih tertunduk di sana.

Tubuhku membeku sesaat. Jantungku rasanya akan meledak dan copot dari tempatnya. Hingga tanpa aba-aba aku mendorong Zevian dan keluar dari dalam mobil.

Dengan spontan aku mengusap bibir bawah dan mengigitnya perlahan.

I'm lose my first kiss!

***

Katanya ... detak jantung seseorang akan meningkat berkali-kali lipat jika sedang merasakan hal-hal yang tak terduga atau diluar batas wajar. Seperti yang sedang Zevian rasakan saat ini. Tiba-tiba saja ia merasa otaknya tengah mengirim sinyal ke kelenjar adrenal, yang kemudian mengeluarkan hormon epinefrin dan norepinephrine dan mengalir melalui darah hingga menyebabkan jantung berdetak kencang.

Apa ini? Efek dari kecupan 1 detik itu membuat respon tubuhnya menjadi berapi-api. Zevian terdiam sejenak, hingga suara gadis di depannya berhasil membuyarkan pikiran.

"Maaf, a-aku nggak sengaja...," ucap Netha dengan raut bersalah.

"Kamu harus tanggung jawab, yaa..."

Gadis itu melotot, "ha?"

"Tanggung jawab sama apa yang barusan kamu lakukan."

"La-lakukan apaa?!"

Tiba-tiba pikiran usil berkelana. Seketika Zevian mendekat, mengikis jarak di antara dua wajah yang saling berhadapan. Hanya ada celah beberapa senti di sana, hingga embusan napas pun dirasakan oleh mereka berdua.

Susah payah Netha menelan salivanya ketika tahu jarak itu semakin dekat. Hampir bersentuhan jika salah satunya bergerak barang sedikit saja. Kini ia tegang luar biasa, detak jantungnya semakin menjadi-jadi dan membuat konsenterasinya hilang tiada sisa.

Detik itu juga Zevian memundurkan wajah. Ia tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi yang Netha tunjukkan. Wajah pucat gadis itu benar-benar membuat kantuknya menghilang setelah seharian ini kelelahan.

"Udah sana masuk, besok awas aja kalau bangun kesiangan," ucapnya dengan sisa-sisa tawa di wajah.

"Ishh!! Nyebelin banget jadi orang!" jawab Anetha kesal. Langsung saja ia melangkahkan kaki ke dalam rumah dengan perasaan yang bercampur aduk, antara kecewa dan lega luar biasa.

Disatu sisi gelenyar aneh itu datang dan berharap lebih. Namun di sisi lain, ia takut akan terjadi hal-hal yang membuat kewarasannya kian menghilang. Jadi, ada baiknya ia memutuskan untuk pergi dari sana, meski pipinya kian merah merona tanpa diminta.

▪︎¤▪︎¤》♡♡♡《¤▪︎¤▪︎

Happy reading, enjoy! 🖤
Jangan lupa tinggalkan jejak :)

SNOW WHITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang