.
.
.30 menit berlalu, Jungkook dan bibi Him serta para bodyguard masih setia di tempat masing-masing, seperti enggan untuk berpindah. Tak lama, dokter dengan pakaian khas operasi keluar. Jungkook dan bibi Him sontak berdiri karena ingin mendengar bagaimana keadaan Taehyung.
"Operasi berjalan lancar, terima kasih karena sudah membantu kami mencari pendonor darah AB", ucap dokter tersebut dengan senyum nya.
"Terima kasih kembali karena sudah menyelamatkan sahabat saya dok",ucap Jungkook, Jungkook menjabat tangan dokter tersebut.
"Kalau begitu saya permisi", ucap dokter tersebut lalu pergi.
"Baik dok".
Dan tak lama juga, Taehyung keluar di dorong oleh 3 suster. Ia akan di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP sampai keadaan nya benar-benar pulih. Kurang dari 1 menit keluar nya Taehyung, Irene juga keluar di dorong oleh 2 suster. Keduanya masih dalam keadaan di bius, mungkin dalam waktu 10 menit ke depan Irene akan sadar, tetapi untuk Taehyung masih belum tau
"Kau benar-benar mencintai Taehyung Irene-ahh, Taehyung sangat beruntung mempunyai mu", -batin Jungkook.
Jungkook, bibi Him, dan bodyguard Jungkook mengikuti Irene dan Taehyung dari belakang menuju ke ruang rawat inap mereka. Mereka berdua berada di satu kamar yang luas, dan ranjang mereka bersebelahan. Jungkook duduk menemani Taehyung sedangkan bibi Him menemani Irene. Jujur saja, bibi Him sangat sedih melihat apa yang menimpa tuan dan nyonya nya. Ia hanya berharap semua kembali normal.
.
.
.Dan benar saja, 10 menit berlalu Irene pun tersadar. Perlahan-lahan ia mulai membuka mata nya. Semua terlihat kabur, lalu ia terus mencoba untuk melihat dengan jelas. Dan akhirnya ia bisa melihat lampu dengan sangat jelas. Saat terbangun, yang pertama kali Irene tanyakan adalah Taehyung bukan keadaan nya sendiri.
"Taehyung, dimana Taehyung? Apa dia baik-baik saja?", ucap Irene.
"Tuan baik-baik saja nyonya, operasi nya berjalan lancar berkat nyonya", ucap bibi Him yang tidak bisa menahan air mata nya melihat Irene sudah sadar.
"Dimana dia? Aku ingin bertemu dengan nya. Aku ingin melihat wajah nya", ucap Irene, panik sambil berusaha untuk bangun.
"Tenang lah nyonya. Nyonya jangan bangun dulu, karena nyonya sedang di infus. Tuan Kim tepat berada di sebelah nyonya", Irene pun kembali tertidur dan menoleh ke arah sebelah kanan nya. Ia melihat Taehyung, wajah nya sangat pucat tidak seperti biasanya. Ia tidak bisa melihat Taehyung seperti ini. Irene hanya bisa mengeluarkan air mata dan berdoa akan Taehyung segara siuman.
Jungkook yang melihat keduanya, merasa bersalah. Kalau saja ia tidak menelfon Taehyung waktu itu, mungkin Taehyung tidak akan seperti ini dan Irene tidak akan se sedih ini. Jungkook pun keluar dari ruangan tersebut. Ia berjalan ke taman untuk menenangkan diri nya.
"Aku tidak tahu bahwa dia sedang berkendara"
"Kalau saja aku tidak menelfon nya, semua ini tidak akan terjadi"
"Lagipula apa penting nya kepulangan Yeri bagi Taehyung?"
"Kau sangat bodoh Jungkook!"
"Kau hampir saja membunuh sahabat mu sendiri!"
"Aaakhh!!!"
"Aku bersumpah akan membalas siapa pun yang menabrak Taehyun"
.
.
.Sudah pukul 2 pagi, Jungkook kembali masuk ke ruangan Taehyung dan Irene untuk sekedar mengecek.
Ceklek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love a.k.a {VRene}
Teen Fiction. . . •𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 😌 •𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐞𝐧 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚... 😌 •𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐣𝐮𝐠𝐚 😌 •𝐊𝐚𝐥𝐨 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐜𝐮𝐮𝐮𝐳𝐳𝐳 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐜𝐚 🥰💖 🐯𝗧𝗮𝗲𝗵𝘆�...