•|9|•

445 60 2
                                    

.
.
.

Bibi Him berjalan menuju kantin rumah sakit. Ia membeli beberapa makanan dan minuman untuk sarapan Irene dan diri nya. Di antara nya ada roti butter, donat, dan susu. Selesai membayar, bibi Him kembali ke ruang tuan dan nyonya nya.

Ceklek.

Saat bibi Him membuka pintu, ia melihat Irene sudah bangun dan sedang melipat selimut rumah sakit. Ia pun langsung menghampiri Irene.

"Nyonya, apa yang nyonya lakukan? Nyonya istirahat saja", ucap Bibi Him menghentikan gerak Irene.

"Irene tidak apa-apa bi. Di sini yang sakit Taehyung bukan Irene", jawab Irene dengan senyum nya.

"Tapi tetap saja nyonya juga butuh istirahat", ucap bibi Him.

"Tidak berat bi, ini hanya melipat selimut", ucap Irene. Bibi Him menghela nafas nya.

"Tapi setelah ini nyonya harus sarapan. Saya membeli beberapa makanan tadi tadi di kantin", ucap bibi Him, Irene tersenyum.

"Baiklah bi"

Bibi Him pergi menuju meja yang berada di dalam kamar tersebut. Meja tersebut tepat berada di sebelah kaca yang menampilkan pemandangan lalu lintas kota Seoul. Hari ini cuaca nya sangat bagus, semoga ini menjadi pertanda baik.

Irene yang sudah selesai melipat, langsung menghampiri bibi Him.

"Langit nya sangat bagus ya bi", ucap Irene sambil memandangi langit luar jendela.

"Iya nyonya, cuaca hari ini sangat bagus", Irene hanya tersenyum menanggapi bibi Him. Bibi Him pun membuka kan satu bungkus roti untuk Irene.

"Ini roti nya nyonya. Saya juga sudah membeli kan nyonya susu coklat", ucap bibi Him memberikan roti kepada Irene.

"Terima kasih bi", ucap Irene.

"Sama-sama nyonya", jawab bibi Him.

Mereka pun menikmati sarapan mereka di temani dengan pemandangan kota Seoul dan tak lupa langit serta cuaca hari ini yang sangat indah. Sambil sarapan, Irene sesekali melihat ke arah Taehyung. Ia berharap hari ini Taehyung segera siuman. Ia pun mengingat sesuatu dan langsung menanyakan nya kepada bibi Him.

"Bi, apa tadi dokter sudah mengecek keadaan Taehyung?", tanya Irene. Ia juga mengingat infus nya sudah terlepas, ia yakin dokter ke ruangan nya tadi pagi.

"Iya nyonya, tadi dokter dan dua suster datang. Keadaan tuan Taehyung semakin membaik, kita hanya menunggu tuan siuman", jelas bibi Him.

"Ahh syukurlah. Semakin dia cepat siuman", ucap Irene.

"Oh iya bi, apa eomma appa ku dan Taehyung sudah tau soal ini?", tanya Irene.

"Tidak nyonya. Tuan Jungkook menyuruh saya agar tidak memberi tahu mereka dan tuan Jin. Karena takut menganggu kesibukan mereka", jawab bibi Him.

"Tapi bukan kah mereka juga harus tau keadaan Taehyung sekarang?", tanya Irene.

"Saya juga tidak tau nyonya. Tadi malam tuan Jungkook mengatakan seperti itu pada saya", jawab bibi Him. Irene menggerutkan alis nya. Bagaimana pun juga mereka adalah orang tua Taehyung. Sesibuk apa pun, mereka harus tau keadaan putra mereka.

"Bibi ada simpan handphone Irene tidak?", tanya Irene.

"Ada, sebentar nyonya", bibi Him pun pergi mengambil kan handphone Irene yang ia taruh di laci rumah sakit.

"Ini nyonya", ucap bibi Him memberikan handphone tersebut kepada Irene.

"Terima kasih bi. Irene keluar sebentar, tolong jaga Taehyung ya bi", pinta Irene.

Secret Love a.k.a {VRene}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang