Dasi 09# Dramatis

23 10 19
                                    

Dasi 3 Mei 2021

Tema: Dramatis
Genre: Song Fiction (pelangi)
Majas: personifikasi

Keywords:
-Menginjak kotoran kuman
-Mengejar gumpalan kentut
-Mengubur akal sehat
-Mencibir buah jatuh
-Membuang muka tembok

Deadline: pukul 21.00 WIT.
mensen akun peso

_______________________________________

"Huuaaaaa ...," teriakan membahana dari seorang laki-laki yang sudah mengubur akal sehat itu membuat sang kakak menutup telinga.

Adiknya itu memang selalu melebih-lebihkan suatu hal, sangat drama. Hal-hal kecil akan dia besar-besarkan. Seperti kemarin saat berteriak keras, ketika ditanya dia berkata tengah menginjak kotoran kuman. Sialan sekali!

"Pelangi-pelangi, alangkah indahmu. Sampai abangku jadi bagian dari timmu!"

Mendengar hal itu, Adlan langsung membulatkan mata. Adiknya itu memang menyebalkan. Sontak, Adlan langsung berlari dari kamarnya seperti mengejar buntalan kentut.

"Merah kuning hijau, di langit yang biru. Pelukismu agung, siapa gerangan. Pelangi-pelangi, ciptaan Tuhan."

Tepat setelah lagu berhenti, Adlan muncul dari luar, bersiap menjewer adik sialannya.

Aldo yang melihat abangnya sudah memasang wajah murka, bersiap untuk berlari, tak lagi mencibir buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sikap Adlan memang tidak jauh dari ayahnya, mudah meledak-ledak dengan ejekan kecil, padahal hanya candaan.

"Jangan pergi lo, Aldo!"

"Huaaaa ... jangan, Abang! Aldo udah bener, kaum pelangi itu juga diciptakan Tuhan, termasuk Abang." Aldo langsung berlari, membuang muka tembok yang biasa dia miliki. Laki-laki tidak tahu malu itu berlari ke sana kemari, padahal Adlan masih diam berdiri di pintu, belum mengejar barang selangkah pun.

Daun-daun pohon di luar jendela menggeleng kecil seirama dengan sapuan angin melihat tingkah Aldo yang dramatis dan ekspresi melongo Adlan yang tampak bodoh.


PseuCom

Tugas PesoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang