Dasi, 17 Mei 2021
Tema: Persaingan
Majas: Sinisme
Keywords:
- Injak bumi
- Tanah runtuh
- Gigitan tikus
- Pedal sepeda
- Kentut superDeadline pukul 21.00 WIB. Tag akun @Pseucom dan @DafaHen_
______________________________________
Abin melirik ke arah teman sebangkunya yang tampak serius dengan soal-soal ujian. Dia tak boleh kalah! Abin harus lebih unggul dari Edo. Akan dia buktikan kalau dia lebih pintar dari Edo.
"Apa liat-liat? Mau nyontek?" Edo berucap pelan, tetapi matanya memicing curiga.
Mengalihkan pandangan, Abin menutupi kertas jawabannya. "Ngapain nyontek ke kamu! Ngerjakan soal ini cuma kayak ngayuh pedal sepeda. Gampang!"
"Cih, sombong sekali."
Keduanya kembali fokus ke kertas ujian masing-masing saat sang pengawas menatap mereka tajam.
Sudah menjadi tradisi Abin dan Edo yang terkenal bersahabat selalu bersaing dalam hal akademik. Dari saling bermusuhan saat ujian, saling meremehkan satu sama lain jika dalam kompetisi, terkadang juga saling mengeluarkan kentut super, berlomba siapa yang suara kentutnya paling keras.
Tak selesai sampai di situ, sepulang sekolah, mereka yang memang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di sekolah masih terus bersaing. Keduanya saling menatap sengit seolah-olah mampu membuat tanah runtuh saat sang pelatih berkata akan menguji kemampuan mereka.
"Abin, giliran kamu!"
Maju ke depan, Abin menendang samsak hitam.
Melihat samsak yang bergerak sedikit, Edo tersenyum meremehkan. "Cih, tendanganmu itu hanya seperti gigitan tikus. Tidak akan membuat samsak bergerak. Padahal menendang samsak seperti ini hanya seperti injak bumi. Gampang sekali."
"Apa kau bilang?!" Baru saja Abin hendak mendorong tubuh Edo, laki-laki itu maju ke depan karena dipanggil pelatih.
Saat menendang samsak, pergerakan samsak itu tak jauh berbeda dengan tendangan Abin membuat Abin menatap datar Edo. "Cih, dasar banyak gaya!"