🔸️ Chapter 23

5 2 0
                                    

“Apa, Jin? Pagi buta gini mengetuk pintu.” Ucap Jieun yang membuka setengah pintu bungalow. Sebelahnya lagi mengucek matanya yang masih belum terbuka sempurna.

“Jam delapan begini kau bilang pagi buta. Malu sama Chan hyung yang bangun jam lima pagi bahkan masih sempat jogging pinggir pantai.” Decak Hyunjin dengan kedua tangan yang berkacak di pinggangnya.

Jieun melebarkan matanya, “Kau bercanda? Ini kan liburan, tidak ada salahnya terbangun siang-siang.”

“Salah besar, Nona Song. Kau tidak ada, kita tidak bisa memulai sarapannya.”

“Duluan sarapan saja, Jin. Aku masih mengantuk. Kemarin aku tidak bisa tidur, belum terbiasa.”

Hyunjin menarik pelan pergelangan tangan Jieun yang mengucek mata, “Jangan dikucek. Nanti merah. Sini aku aja yang lakuin.”

Jieun dengan patuh menyingkirkan tangannya sendiri, membiarkan Hyunjin yang mengelus kedua mata Jieun yang masih ingin terpejam erat.

“Minggir makanya. Aku mau mandi.”
Hyunjin segera menyingkirkan badannya, keluar dari bungalow, “Kami tunggu di bibir pantai.”

“Iya, bawel.” Jieun menjulurkan lidahnya sebelum menutup pintu bungalow itu kembali. Lalu, segera menyambar handuk dan mengambil pakaiannya dari dalam koper.

▪︎▪︎▪︎

Jieun keluar dari bungalow dengan sebuah baju biru tanpa lengan yang ditutup dengan cardigan tipis warna putih, sebuah short pant berbahan jeans dengan sebuah sandal. Ditambah dengan topi bundar yang dipakai di atas kepalanya, menambah kadar keimutan dan kepolosan gadis tersebut.

“Yuhuuuu … Jinnnn.” Seru Jieun sambil melambaikan tangannya sembari menuruni tangga terbuat dari kayu. Sangking semangatnya anak gadis ini, tidak sengaja tersandung oleh kakinya sendiri. Jieun melebarkan bola matanya saat keseimbangannya tidak bisa dipertahankan lagi.

Dengan kilat, dia menutup kedua matanya, memasrahkan diri jikalau kepalanya duluan bercumbu dengan pasir putih Maldives.

“Hati-hati, Nona Song. Anda terluka, nyawa saya melayang.”

Jieun sontak membuka matanya ketika mendengar suara Hyunjin. Kepalanya terbentur pelan di dada pemuda tersebut dengan sebelah kaki yang menapak pada ujung tangga.

“Jin.” Panggil Jieun dengan pelan.

Sungguh, demi apapun, hatinya tidak bisa diam ketika melihat bayangan Hyunjin dari bawah sini. Jantungnya terasa ingin keluar dari tempatnya.

Hyunjin terlihat sempurna.

Padahal, dia hanya memakai kaus putih bergaris biru muda dengan celana pendek, rambutnya terbang sesuai dimana angin berhembus.

So fluffy.

Jieun ingin sekali memainkan helaian rambut Hyunjin sekarang.

Hyunjin segera membenarkan posisinya, lalu memutar-mutar badan Jieun sampai gadis itu sendiri merasa linglung dan berkali-kali memintanya untuk berhenti.

Hyunjin menghembuskan napasnya, “Untung tidak lecet. Nyawa masih aman.”

“Yang pacaran di tangga itu, awas ada hantu lewat.”

“Hahahaha ....”

Jieun mendengus kesal ketika mendengar suara Minho diikuti dengan Jisung disebelahnya yang tertawa dengan puas karena sukses mengerjai mereka.

Pacar Percobaan • Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang