🔸️ Chapter 30

5 2 0
                                    

Jieun melihat jejeran buku tanpa semangat. Padahal belakangan ini dia suka sekali berada di perpustakaan dan duduk di dekat jendela kalau sedang senggang. Chan yang mengintilinnya dari belakang hanya menatap punggung sempit gadis itu dengan sendu.

Sungguh, dia hanya ingin gadis di depannya bahagia.

Tetapi, sumber kebahagiaannya meninggalkan Jieun. Chan tidak bisa berbuat lebih jauh selain berada di sekitar Jieun saat pria muda itu sedang senggang dan membawa gadis itu kemanapun dia mau.

Termasuk sekarang, gadis itu mengajaknya ke toko buku dekat dengan kampus.

Sejauh apapun aku melakukannya, aku tidak bisa menggantikan posisi Hyunjin, kan, Ji? batin Chan yang masih setia mengekori Jieun sampai ke sudut buku pengetahuan.

Tangan Jieun perlahan menyisir jejeran buku tanpa minat menarik buku yang disentuhnya. Dia hanya berucap asal ketika Chan mengajaknya untuk keluar.

Dia hanya ingin Hyunjin.

Hanya ingin Hyunjin kembali. Walaupun itu berarti pemuda itu tidak mau berteman dengannya lagi, gadis itu sudah pasrah menerima keputusan Hyunjin. Jieun akan pergi dari dunia Hyunjin kalau pemuda itu meminta.

Pemuda itu sudah membolos dari perkuliahannya nyaris sebulan.

Napasnya terhembus pelan, matanya menyisir area toko buku dan kemudian memicing tak percaya.

"Hyun ... Hyunjin?" katanya dengan pelan, Chan di belakangnya terikut melihat apa yang menarik bagi mata Song Jieun.

Dengan perlahan, kakinya melangkah menjauh dari jejeran buku dan mengikuti seorang pemuda yang mirip dengan sahabatnya.

"Ji," panggil Chan yang ikut berjalan di belakang Jieun yang akhirnya keluar dari toko buku.

"Ya, itu Hyunjin. Dia masih memakai mobil yang sama." kata Jieun yang melihat sebuah mobil putih menjauh dari area parkiran toko buku.

"Ji," panggil Chan lagi, Jieun berbalik dengan mata yang berbinar cerah, berbeda dengan beberapa hari yang lalu.

Chan tersenyum tipis, tidak ada ruang bagiku lagi, ya, Ji?

"Oppa, oppa lihat dia? Itu Hyunjin, kan? Matji? Ayo kita ikuti." kata Jieun dengan semangat.

Chan mempertahankan senyumnya walaupun hatinya tercubit kuat, benar-benar tidak ada ruang bagiku, ya? Hyunjin, maaf. Aku tidak bisa melaksanakan yang kamu minta.

"Oppa! Ayo, buruan. Nanti kita ketinggalan jejaknya." ucap Jieun yang telah berdiri di samping pintu mobil Chan.

"Iya, iya."

Memangnya Chan bisa apa jika Jieun memintanya bertemu dengan Hyunjin? Selama dia bisa melihat senyum gadis itu, dia rela melakukan apapun.

Cause, she is the prettiest when she smile.

▪︎▪︎▪︎

"Hyung, diamin noona, please." kata Jeongin dengan nada pelan di dapur base. Raut wajahnya terlihat lelah. "Sudah satu jam, kenapa noona kuat sekali menangis? Hyunjin hyung juga main kabur saja. Dasar bodoh."

Jeongin merutuki tingkah bodoh sang kakak.

"Channie hyung, please. Sungguh, besok aku masih ada ujian." kata Jeongin dengan nelangsa. Chan menepuk pundak Jeongin lalu pergi dari dapur untuk menenangkan satu-satunya gadis yang diterima di base.

"Ini, minumlah, susu coklat." kata Felix yang memberikan segelas cairan kecoklatan kepada Jeongin. Dia daritadi diam walaupun dari sini bisa terdengar suara tangisan gadis tersebut.

Felix menghembuskan napasnya, dalam hati dia memanjatkan doa supaya semuanya kembali normal.

Sudah jam delapan malam.

Chan meringis ketika mendapati kalau perkataan Jeongin bukanlah main-main, sudah satu jam gadis itu menangis. Ringisan sang dokter itu semakin kuat ketika sekarang Jieun diam mematung menghadap layar TV dengan tatapan kosong pula.

"Ji." kata Chan yang tidak digubris sama sekali oleh Jieun.

Jisung dan Seungmin yang sedaritadi duduk di samping kiri kanan Jieun langsung menatap kakak tertua mereka, Minho yang berada tak jauh dari mereka hanya menyaksikan.

Jisung berpindah posisi ketika Chan memberi gestur akan duduk di samping gadis tersebut.

"Oppa, apa Hyunjin tidak akan kembali?" tanya Jieun dengan pelan.

Chan menggeleng.

"Apa aku jahat? Aku hanya tidak suka dibohongi seperti itu." sambung Jieun masih kukuh melihat ke depan, isakannya mereda tetapi tanpa sadar air matanya terus mengalir, Seungmin dengan lembut mengelap air mata Jieun diam-diam.

"Tidak. Jieun tidak jahat. Oppa akan menghukum Hyunjin karena telah berbohong." kata Chan yang memeluk kepala gadis tersebut, mengusap-usap surai gadis yang basah karena keringat.

"Besok adalah malam natal. Jika aku berharap dia akan pulang, apa aku kelewatan?" Jieun yang membiarkan Chan memeluknya, dia butuh sandaran.

"Tidak. Jieun melakukan hal yang benar. Hyunjin akan kembali." kata Chan yang dilanjutkan dengan kalimat penenang yang lainnya. Berusaha memberikan secercah harapan pada Jieun kembali. Sampai akhirnya gadis itu ketiduran karena lelah menangis.

Chan menggendong gadis tersebut di kamar yang sering Hyunjin tempati, meletakkan kunci cadangan di meja nakas sebelum keluar dari kamar tersebut dan menguncinya. Anak-anak lainnya terbiasa untuk asal masuk kamar kalau sudah terbangun di malam hari untuk sekedar menuntaskan panggilan alam.

Bagaimanapun, Jieun juga seorang gadis. Chan sudah menganggapnya sebagai seorang adik perempuan.

"Felix, jaga Jieun sementara ini. Besok pagi buatkan dia sarapan. Hyung harus kembali ke rumah sakit, ada jadwal operasi mendadak dan kekurangan tenaga di sana." kata Chan kemudian pergi menjauh dari base.

Minho yang sedang duduk di tangga, melihat itu semua. Kemudian dengan santai dia mengirimkan pesan kepada seseorang.

Kau masih tidak mau kembali padanya? Kali ini dia benar-benar merindukanmu, sialan.

Terserah mau percaya atau tidak, tetapi dia menangis satu jam penuh di base, anak-anak kewalahan mengurusinya. Dari yang ada air mata sampai air matanya mengering karena terlalu banyak menangis. Dia baru saja tertidur karena kelelahan menangisi keidiotanmu itu.

Lee Minho sent a voice message

Kau dengar itu? Dia terus memikirkanmu, bahkan sampai menyalahkan dirinya sendiri di depan Chan hyung tadi.

Jika kau sudah tidak mau dengannya lagi, setidaknya munculkan dirimu di depannya. Katakan dengannya jelas setidaknya dia juga harus melewati kehidupannya. Jangan menggantunginya seperti ini, bodoh.

Kali ini kau sudah keterlaluan, Hwang Hyunjin.

▪︎▪︎▪︎

To Be Continue

︎▪︎▪︎▪︎

Haiii, Yesss, dah mendekati ending, aku rasa bulan ini bisa tamat kalau aku rajin update. Sungguh, deh, ini aku ada kepikiran untuk buat fiction yang include mayfly.

Gimana menurut kalian?

Hehe

See ya ^^

▪︎▪︎▪︎

Pacar Percobaan • Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang