Epilogue

20 2 2
                                    

Jieun melenguh pelan ketika merasa ada yang memaksa untuk memasuki retinanya. Sayangnya kesadarannya langsung naik ketika tubuhnya sulit untuk digerakkan. Matanya melirik ke bawah dan langsung melongo.

Loh, ada tangan?

Tanpa berpikir panjang gadis itu langsung membalikkan badannya dan semakin membulat matanya tak percaya dengan apa yang dilihat.

"Morning, pretty."

Jieun ingin sekali menangis ketika mendengar suara serak khas bangun tidur tersebut. Suara yang menguatkannya kalau ini bukanlah mimpi. Yang dia lakukan hanyalah memeluk tubuh jangkung tersebut dan membenamkan wajah di dada bidang tersebut.

"Hyunjin," panggil Jieun dengan lirih. Walaupun terbenam karena pelukan, masih bisa didengar.

Jieun bisa merasakan sepasang tangan merengkuh tubuhnya, hatinya menghangat ketika dia tahu itu adalah tangan Hyunjin.

Hyunjin kembali.

Sebuah kado terindah yang ia pernah dapati dari pemuda ini.

"Mianhada. Kau makin kurus, Ji. Apa anak-anak base tidak memberi makan?" tanya Hyunjin yang mengelus surai rambut Jieun dengan sebelah tangannya. Jieunnya menjadi lebih kurus dari sebulan yang lalu dia temui terakhir kalinya.

Jieun hanya tersenyum dalam pelukan Hyunjin tanpa berniat berbicara apapun. Terlalu banyak yang ingin dia katakan sampai tidak tahu harus memulai darimana.

"Aku pengecut, kan? Aku menyakitimu tapi aku yang melarikan diri." kata Hyunjin pelan. Jieun langsung menekan bibir Hyunjin dengan jari telunjuknya, memberi sinyal kepada pemuda itu untuk tidak mengungkit hal itu lagi.

"Kau hanya cukup berjanji kalau kau tidak akan lari lagi seperti ini, Jin." kata Jieun yang menatap mata Hyunjin dengan tatapan polosnya. "Aku tidak yakin bisa hidup jika kau kabur lagi."

Hyunjin mengecup kening gadis tersebut dengan lembut.

"Promise." ucap pemuda tersebut dengan singkat dan memeluk gadis tersebut lebih erat lagi. Cuaca di luar yang sedang dingin dan bersalju tidak bisa menganggu sejoli manusia di dalam kamar ini.

"Saranghae, Song Jieun. Uri deiteuhaja." kata Hyunjin yang bisa merasakan tubuh yang lebih kecil mendadak membeku.

"Date?" beo Jieun yang melihat Hyunjin dengan polos.

"Iya, Ji. Aku tidak mungkin lagi membiarkanmu menyukai orang lain sementara aku di sini nyaris sesak napas dalam menyukaimu."

Jieun tersenyum lebar.

"Geurae. Deiteuhaja!"

Dan saat itu juga ponsel Hyunjin menyala menampilkan pesan dari anak base yang tidak pernah diblokir oleh Hyunjin. Bukan tanpa alasan, hanya dia yang Hyunjin pastikan akan memanggangnya jika nomornya diblokir.

Min Hyung
| Traktirnya.
| Aku tahu kalian sudah bersama

Sayangnya Hyunjin tidak membaca pesan tersebut sampai keesokan harinya.

▪︎▪︎▪︎

THE END

︎▪︎▪︎▪︎

Yeayyy, dengan ini Cloud menyatakan kalau Pacar Percobaan telah tamat. Setelah mengalami banjir, diseret tsunami, diterbangin badai akhirnya selesai.

Revisi? Ada, dong. Mana mungkin enggak. Kapan revisi aku belum tahu, masih aku rencanain nanti, tapi gak dalam dekat ini. Kalau boleh jalan-jalan di akunku yang satunya tinewu mau kenalan juga boleh. Tenang aku gak gigit kok.

Hihi

Untuk project selanjutnya, mungkin nanti aku bakalan member seukizeu lagi. Antara anggota 3racha.

See ya ^^

▪︎▪︎▪︎

Pacar Percobaan • Hyunjin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang