Prolog

20 5 4
                                    

Dia adalah Kalevi Bechir, remaja pindahan dari Finlandia. Dia merupakan keturunan Turki dan Finlandia. Sedangkan, ayahnya adalah orang Indonesia.

Hasiholan Bonar, merupakan Ayah angkat Kalevi. Dia asli orang Medan, hanya saja Ia bekerja di Finlandia dan meninggalkan seorang Istri di Indonesia.

Kalevi, Dia hidup di Indonesia sejak usianya 6 tahun. Dia hidup dengan satu pembantu ayahnya di Medan.

Sebelum hari-hari SMA dimulai, Dia sempat kembali ke Finlandia. Sedikit bercengkrama dengan teman lamanya dan ke Indonesia ketika hari pengenalan sekolah telah usai.

Jadi, Ia seperti anak baru yang berpindah ke sekolah itu. Meskipun awalnya Dia sudah mendaftar menjadi murid ajaran baru.

(Sekolah SMA)

"Hai, nimeni on Kalevi Bechir."
"(Hai, namaku Kalevi Bechir)."

"Olen syntynyt Suomessa ja asunut Indonesiassa 6 vuotias."
"(Saya lahir di Finlandia dan tinggal di Indonesia umur 6 tahun)."

"...." singkat cerita perkenalan telah selesai.

Di belakang sana, banyak perempuan sedang membicarakannya. Satu bangku kosong di tengah, berdampingan dengan Grazilia.

"Silakan duduk, di sana." ucap Guru wanita yang mengajar di SMA Tertiary education. Dan Ia menunjuk ke arah tempat duduk Grazilia.

"Hyvä,"

Kalevi berjalan pelan dengan menenteng tas hitam di pundak kanannya dan tangan kirinya masuk di saku celananya. Semua cewek terpanah melihatnya, sampailah Ia duduk di samping Grazilia.

"Anteeksi- eh maaf, permisi."

"I- iyaa, loh kok?" sahut Grazilia gagap dan kaget ketika Ia bisa berbahasa Indonesia.

"Ya, Kita buka kitab halaman 16." ucap Guru.

Semuanya kembali fokus terhadap pembelajaran, ada satu cewek di deretan bangku paling belakang. Ia sedang tidur lelap tak memperhatikan ucapan Guru itu.

Hingga Guru itu pun tau bahwa ada seorang cewek yang sedang tidur. Lantas, Ia pun menghampiri perempuan itu. Dengan sebotol air mineral yang siap tumpah di atas kepala perempuan itu.

"Tes, tes." suara tetesan air yang mulai dikucurkan oleh Guru itu, tepat di pipinya.
Cewek itu mulai sadar, dan mengusap pipinya.

"Heh, kalian jangan ganggu!" ucapnya masih dengan mata tertutup.

"Tes, tes," lagi-lagi tetesan mendarat di pipinya.

Ia mulai membuka matanya, duduk tegak, akan menyemprot manusia yang mengganggunya, "Anj...."

"Apa, Apa? Hah!! Berani?" sahut Guru itu dan menjewer telinga Si perempuan nakal.

"Aduh, aduh. Bu, bu lepasin."

"Ayoo ikut Ibu ke depan."

"I- iyaa Bu, lepasin dulu."

"Sudah, ayo jalan."

"A- aduh, aduh. Sakit Bu." teriaknya sambil berjalan mengikuti langkah Ibu Guru. Ibu Guru hanya terus menariknya dan tak menghiraukan ucapannya.

"Sana, angkat satu kakimu dan jaga keseimhangan sampai jam pelajaran saya selesai." tegas Ibu Guru.

Sesampainya di depan, Ia disuruh mengangkat satu kakinya dan berdiri sampai jam pelajaran selesai.

Eits, Ini cuma awalan ya. Hahaa 😁
Nantikan part selanjutnya.
Jika kelamaan teror aja saya, tapi yang sopan wkwkw

Adopted SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang