12. Pembalasan

1.2K 82 10
                                    

Vote nya kakak🐱

Mungkin membalaskan dengan kejailan tidak apa
-Taa-

WARNING!
BAHASA AGAK KASAR:)
JADI KALAU MAU BACA MALAM JUGA GAK APA✨


Gita sedang mencari ide yang bagus untuk membalaskan dendamnya.

"HAHAHA!" Tiba-tiba Gita tertawa jahat, membuat Sania yang berada di sampingnya berpikir yang tidak-tidak.

"Heh! Gila, ya?" Tanya Sania polos.

"Gue waras, kok." Gita terlihat bingung.

"Lah, terus kenapa ketawa-ketawa sendiri?" Sania menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eh ... Enggak, kok. He he he." Gita jadi malu sendiri dengan apa yang dia lakukan.

Kelas Gita sudah berakhir, ini yang ia tunggu-tunggu. Menjahili Reza.

Brukk!

Gita sengaja menyenggol bahu Reza, dan berhasil. Reza telah terjatuh dengan Aestetic di bawah sana.

Mampus

Gita menyeringai, "ngapain, pak? Kalo duduk dikursi, bukan dilantai kayak gembel aja." Gita tertawa terbahak-bahak.

"Sialan, lihat aja apa yang akan gue perbuat gadis kecil." Desis Reza menyeringai.

***

Gita sedang berada di taman. Setelah menjahili Reza tadi, Gita memilih duduk bersantai di taman. Sembari membaca Novel.

"Git, kok disini?" Tanya Sania.

"Iya, Sa. Biasalah, males pulang."

Sania yang mengerti pun hanya mengangguk paham.

"Kalo gitu gue duluan, ya, Git. Udah di tunggu Jodi." Sania berpamitan, dan Gita pun mengangguk.

Fyi Jodi itu pacar Sania. Mereka sudah berpacaran selama 7 tahun. Lama 'kan? Iya, lah. Hubungan orang mah awet.

DUG
BRUK

Setelah terkena lemparan bola basket, Gita terjatuh dan kering merasa pusing, dan kesal kepada si pelempar.

"Reza." Gumam Gita.

Gita yang geram pun langsung menghampiri Reza.

"Mau Lo tuh apa sih? Gak bisa buat hidup gue tenang?" Tanya Gita kesal.

"Gak. Gue suka ganggu kehidupan lo!" Sarkas Reza.

"Astagfirullah, sabar aja gue mah." Gita langsung pergi meninggalkan Reza dengan perasaan campur aduk.

Reza menyeringai, "Berhasil." Reza bergumam kecil, sangat kecil.

***

"Ren, ayok balik!" Ucap Gita saat menemukan Rendi di dekat perpustakaan.

"Eh ... Iya, yuk!" Rendi merangkul Gita. Dan itu tak luput dari pandangan Reza.

Gita merasa Risih, namun bisikan Rendi membuatnya menyeringai lebar, "Reza melihat kita."

Gita mengangguk dan tersenyum tipis.

"ARGHHH ANJIR!" Reza berteriak frustasi di balik tembok.

"Gak bisa di biarin, gue harus ngelakuin sesuatu." Reza menyunggingkan senyum misteriusnya.

"Kita lihat, seberapa lama lo sama si bajingan itu." Sarkas Reza.

***

BUK!

"ARGHH!"

BUK!

"BAJINGAN!"

BUK!

"SIAL!"

Reza meninju samsak di depannya dengan brutal. Ia marah, ia kesal. Mengapa dulu ia malah menerima taruhan dari temannya. Andai saja waktu bisa di ulang, sudah Reza ulang dari dahulu pun.

"Gak bisa dibiarin. ARGH BODOH!" Reza memukul kepalanya sendiri dengan brutal.

Gita yang niatnya mau berlatih karate pun kaget oleh Reza. Gita memang mengikuti karate, dan kebetulan gedungnya sama dengan muaitai (author g paham), dengan segera Gita menghampiri Reza.

"Za, lo kenapa?" Ucap Gita khawatir.

Reza yang mendengar suara Gita pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Reza langsung berhambur ke pelukan Gita.

"Jangan tinggalin aku, jangan sama Rendi! Aku gak ikhlas." Lirih Reza.

"Za, kita ditakdirkan hanya untuk menjadi teman." Gita mencoba berbicara halus, agar Reza mengerti.

Reza menggeleng tak terima, Gita hanya boleh bersamanya.

Gita harus sama gue!

Boleh kah Reza egois? Dia juga ingin bersama Gita. Dia ingin Gita selalu ada di sampingnya. Itu pinta Reza.

***

Sesampainya di rumah, Gita masih memikirkan Reza. Kenapa Reza terlihat begitu rapuh? Kemudian ia teringat akan kesalahan Reza di masalalu.

Flashback

Gita sedang menunggu Reza di Cafetaria biasa dia ngedate. Tak lama Reza muncul, hari ini adalah hari anniversary Gita dan Reza yang ke 1 tahun. Gita sangat cantik malam ini, dan dia berniat memberi hadiah pada Reza.

"Maaf nunggu lama, ya?" Tanya Reza.

"Enggak kok, by. Baru 2 jam." Gita cengengesan.

"Wow! Cukup lama. Karena ini udah jam 12, dan tepat kita anniversary, aku mau ngomong serius." Reza berucap dengan lugas.

"Ngomong aja." Gita bahagia. Berharap Reza akan melamarnya, tak apa untuk menjadi tunangan saja.

"Kita putus."

Namun harapan hanyalah harapan. Tidak akan cepat tercapai. Gita menahan sakit di dadanya.

"Kenapa?" Tanya Gita lirih.

"Gue gak cinta sama lo, dan gue cuma taruhan sama temen-temen gue. Dan makasi, karena lo, gue dapat mobil Aventador terbaru!" Reza tersenyum tak ada dosa.

Di saat itu pula, Gita jadi membenci Reza!

Meskipun sebenarnya ada rasa nyaman dalam diri Reza, namun taruhan tetap taruhan. Harus segera di selesaikan.

Flashback end.

Mengingat itu, membuat dada Gita sesak, dan kembali menjatuhkan air mata.


TBC! Hola aku up sedikit panjang. Karena sudah menjelang lebaran. Seperti janjiku dulu:3

POSESSIVE EX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang