8. Bukan Akhir

1.5K 100 11
                                    

Oke, Plis buat yang baca kasih dukungan juga dong, aku butuh penyemangat:(.

Note: 1 bulan yang lalu ada yang nanya, cerita Caca & Gio gak ada yang versi mereka? Aku nanti akan bikin sequel kok untuk cerita ini. Kalau banyak yang mau sequel nya. Hehe^^

Yok bantu aku menuju 500 Vote masa pembaca udah ribuan vote nya masih ratusan! Yok bantu guys.📌

Happy Reading🦄
Selamat menunaikan ibadah puasa, bagi kalian yang menjalankan🌈


19.00 WIB📌

Gita sudah siap dengan pakaian santainya. Simple, hanya rok pendek selutut berwarna hitam, sepatu putih merk N**e (sensor lagi gak endors), kaos putih polos, dan rambut yang hiasi pita merah.

"Udah siap?" Tanya Reza.

"Udah, aww." Gita tak sengaja menekan memarnya, bekas 5 hari lalu, ingat kan bahwa Reza telah melakukan kekerasan terhadap Gita? Dan itu masih membekas.

"Eh, masih sakit luka nya?" Tanya Reza.

"Iya, gara-gara lu nih!" Kesal Gita.

Waktu gue hukum aku-kamu sekarang lo-gue hadeh, dasar cewek.

Reza menggerutu dalam batin, ya, masa ngomong langsung. Di amuk masa sama Gita nanti.

Eh, bukannya gue mau belajar baik sama dia, biar cepet keluar dari hidupnya? Duh bego banget. Tapi gue yakin, dengan cara bersahabat ini, gue bisa cari cara untuk keluar dari hidupnya. Mungkin saja Reza masih tempramental. -Batin Gita.

"Ya, udah. Yuk berangkat!" Gita mengucapkan seceria mungkin.

"Ayok!"

Reza menggandeng tangan Gita sepanjang perjalanan. Tujuan mereka saat ini adalah ke layar tancap di lapangan komplek. Orang-orang biasanya ke wahana malam atau mall, tapi tidak dengan Gita dan Reza, mereka lebih menyukai yang berbau tradisional.

"Sebelum nonton film nya, kita beli Sate Maranggi dulu, yuk!" Ajak Gita.

Note: Sate Maranggi adalah makanan khas Purwakarta, kalian bisa search di Google.

"Yok! Lah, jarang banget ada tukang sate beginian di Jakarta." Reza sangat antusias. Sudah di bilang 'kan? Mereka suka yang berbau tradisional.

Akhirnya mereka pun membeli 4 porsi, karena mereka doyan makan.

"Mang beli 4 porsi." Gita memberikan uang lima puluh ribu pada mamang kang sate.

"Siap, neng. Di tunggu atuh, ya." Ucap si mamang sambil menyiapkan bahan-bahan.

Gita memainkan ponselnya, itu membuat Reza kesal karena Reza di abaikan.

"Sini ah! Apaan sih Za!" Kesal Gita.

"Lagian aku nya di cuekin terus," Reza mempoutkan bibirnya lucu. Tentu saja membuat Gita gemas, "ululu, iya, maaf, ya."

Reza mengangguk bak anak kecil yang sedang menurut pada bundanya.

"Semoga, kalian teh samawa, ya. Biar cepet di kasih keturunan juga." Omongan mamang sate seketika membuat Gita kaget.

What? Siapa yang udah nikah?

Itu lah yang ada dalam benak Gita sekarang.

"Makasih mang!" Sahut Reza, dan tentu saja mendapat toyoran sayang dari Gita.

"Ini Jang, neng. Udah jadi, ini kembaliannya." Ucap si mamang.

"Makasih mang, kembaliannya buat amang aja." Reza mengambil satenya, dan menggandeng lengan Gita menuju layar tancap yang sebentar lagi akan di mulai.

Mereka memilih tempat duduk paling belakang, biar bisa mojok kata Reza mah, dalam hati tapi ngomongnya. Masa di ucapin nanti di tampar.

TBC!

Maaf ya, up sedikit. Jujur aku seneng banget baru bangun dapat bome vote dari kalian tadi. Aku langsung follow aja hihi. Makasih buat yang udah bome vote!❤️

Hari ini 21 April 2021.

Selamat Hari Kartini!💕

Semangat buat yang puasa!💕

POSESSIVE EX [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang