Rachel berusaha untuk tidak menangis saat melihat kontrak yang ia terima. Hal itu terjadi karena pada akhirnya Rachel menandatangani kontrak dengan agensi yang didirikan oleh William. Tentu saja dengan menambah poin khusus mengenai kesepakatan mereka. Di mana William akan membantu Rachel dalam hal apa pun—termasuk dalam hal balas dendam—dengan imbalan yang ditentukan oleh William nantinya.
Rachel memukul keningnya sendiri lalu mengeluh, "Kenapa aku bisa seceroboh ini?"
Seharusnya Rachel tidak tergiur begitu saja saat William menawarkan hal tersebut. Meskipun Rachel ingin sukses dan membalaskan dendamnya, tetapi Rachel seharusnya tidak melakukan hal ini. Walaupun sebenarnya, Rachel tahu jika memang William memiliki koneksi serta kekuasaan yang bisa membantunya untuk memuluskan rencana balas dendam Rachel. Namun, Rachel rasa hal ini tetap saja salah.
"Aku seperti membuat perjanjian dengan iblis," ucap Rachel kembali mengeluh saat melihat kontrak di atas mejanya.
William benar-benar berhasil membuat Rachel untuk tergerak menyetujui kesepakatan yang ditawarkan olehnya. Seakan-akan William memang seorang iblis yang berbisik menggoda manusia untuk membuat perjanjian terlarang dengannya. Memikirkannya saja sudah membuat Rachel pusing. Rachel jelas menyesali apa yang sudah ia lakukan.
Rachel menghela napas dan menyugar rambut panjangnya sebelum mematut diri di depan cermin rias. "Aku tidak perlu menyesali apa pun. Aku akan membalas semua yang aku terima, walau harus menjual jiwaku pada iblis sekali pun," ucap Rachel berusaha untuk menghibur dirinya sendiri.
Menepis semua pemikirannya, Rachel memilih untuk bersiap. Karena pagi ini, Rachel sudah memiliki janji. Rachel dan beberapa talent yang berada di agensi William, sudah memiliki jadwal masing-masing. Ternyata, begitu sudah menandatangani kontrak, mereka benar-benar bisa menjalankan aktivitas dan karir mereka dengan pihak-pihak yang profesional sebagai pengarah. Termasuk Rachel sendiri. Ia sudah memiliki manager dan akan menjalani jadwa pertamanya.
Setelah berias, Rachel segera berganti pakaian. Karena jadwal pertama Rachel adalah acara berdiskusi santai dengan perwakilan sebuah brand kosmetik, Rachel memilih pakaian yang cocok dengan acara tersebut. Setelah siap, Rachel segera bersiap untuk berangkat sediri. Namun ternyata managernya sudah menunggu. Rachel memiliki seorang manager berpengalaman bernama Sisil.
Sisil tersenyum menyambut Rachel di basement apartemennya. Ia memberikan segelas kopi dan berkata, "Mohon kerja samanya. Semoga hari pertama kita berjalan dengan lancar."
Rachel yang mendengar hal itu tentu saja tersenyum manis. "Mohon kerja samanya, ah lebih tepatnya, mohon bimbingannya," ucap Rachel agak gugup.
Sisil mengangguk. "Aku yakin, kerja sama kita akan bertahan lama," ucap Sisil.
Sisil sudah bekerja dalam bidang ini dalam waktu yang cukup lama. Ia tidak mungkin mau menjadi seorang manager untuk seseorang yang tidak memiliki peluang signifikan dalam peningkatan karirnya. Sisil bisa melihat jika rumor mengenai Rachel selama ini tidak benar. Ia juga sudah melihat rekaman casting Rachel, dan bisa menilai jika Rachel adalah aktris yang berbakat. Hanya saja, selama ini dirinya tidak bertemu dengan orang tepat.
Namun, kini berbeda. Rachel sudah bertemu dengan orang dan tempat yang tepat. Sisil sendiri yang akan memastikan jika Rachel akan mendapatkan hal yang sudah ia lewatkan selama ini. Rachel akan menjadi seorang aktris yang hebat nantinya. Sisil akan menyaksikan hal itu sendiri.
***
"Rachel?" tanya Sisil pada Rachel yang masih terlihat mematung di kursinya.
Rapat mereka sudah selesai, tetapi Rachel sama sekali tidak bergerak dari posisinya. Seakan-akan dirinya tengah masuk ke dalam dunia lain. Rachel berjengit dan menatap managernya dengan ling-lung. Sisil pun berjongkok di hadapan Rachel dan menggenggam tangannya. "Ada apa?" tanya Sisil lembut. Sikapnya seakan tengah memperlakukan adiknya. Perlakuan yang bahkan tidak bisa Rachel terima dari kakak kandungnya.
"Apa ini benar-benar nyata?" tanya Rachel seakan-akan tidak percaya dengan kenyataan yang sudah ia hadapi.
Sisil yang memahami perasaan Rachel pun berkata, "Tentu saja. Mulai sekarang, kau resmi menjadi brand ambassador dari brand make up. Ini adalah langkah baik untuk karirmu, Rachel. Aku yakin, jika karirmu akan mengalami kemajuan yang pesar sejak saat ini."
Rachel pun bertanya lagi, "Tapi mengapa? Bagaimana bisa aku terpilih?"
Namun kali ini bukan Sisil yang menjawab, melainkan William yang tiba dengan setelan mahalnya. Sisil yang menangkap isyarat dari William, segera beranjak meninggalkan ruang rapat tersebut. William pun duduk di meja rapat dan mengahadp Rachel yang masih duduk di kursinya. William menatap Rachel dengan tajam dan berkata, "Ini adalah hal yang aku janjikan padamu, Rachel. Kita mulai aksi balas dendam dirimu."
"Jadi, aku terpilih karena campur tanganmu?" tanya Rachel agak kecewa karena tidak terpilih sebab kemampuan yang ia miliki.
William yang menyadari hal itu pun meraih sedikit helaian rambut Rachel dan memainkannya. "Tidak sepenuhnya," jawab William membuat Rachel menatap pria itu sepenuhnya.
"Aku sebagai pemilik dari perusahaan periklanan yang bekerja sama dengan perusahaan brand kosmetik itu, merekomendasikan dirimu. Aku hanya merekomendasikan, dan ternyata kau memang cocok dengan imej yang ingin mereka usung. Aku hanya membantumu dalam perihal koneksi, Rachel," ucap William menyeringai dan mencium helaian rambut Rachel. Hal itu pun membuat Rachel tiba-tiba berdegup dan merasa sangat malu.
Rachel berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Ia tidak boleh terlarut dalam permainan William, dan lebih memilih untuk memikirkan apa yang akan ia hadapi selanjutnya. Rachel tahu jika William memiliki beberapa perusahaan yang bergerak di berbahai bidang. Hal itulah yang membuatnya memiliki koneksi dan kekuasaan yang kuat. Ternyata, Rachel memang tidak salah membuat kesepakatan dengan pria ini.
William pun berbisik, "Rencana kita dimulai."
Setelah itu, Rachel pun memulai karirnya yang sempat meredup dengan melangkah sebagai model brand make up yang cukup besar. Awalnya, iklan yang diproduksi tersebut memang tidak diterima dengan baik. Rachel yang muncul membuat skandal yang semula terlupakan, kembali naik ke permulaan. Seakan-akan ada orang sengaja menebar rumor tersebut agar Rachel tidak bisa bersinar selayaknya bintang.
Namun, rupanya Rachel benar-benar berada di tangan yang tepat. Rumor semacam itu tidak berhasil menggoyahkan dirinya. Sebagai aktris yang selama tiga tahun benar-benar redup perjalanan karirnya, tiba-tiba menjadi model yang begitu bersinar karena berada di agensi yang tepat. Ia muncul dengan imej baru yang segar dan membuat semua orang sadar akan pesona memukau yang ia miliki.
Iklan Rachel sukses besar. Tidak hanya satu, ia didapuk menjadi brand ambassador dari beberapa produk. Dan semuanya sukses! Setiap produk yang menggunakan Rachel sebagai modelnya, selalu habis dalam hitungan menit. Seakan-akan semua orang ingin berubah dan meniru penampilan Rachel dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rachel menjadi idola baru bagi kaum wanita di Manhattan dan New York. Pusat dari mode dan ekonomi.
Tentu saja kesuksesan tersebut sangat mengejutkan bagi Rachel. Bukan hanya untuk Rachel, tetapi juga untuk Julia yang terlihat begitu marah karena Rachel bisa menyalip kepopulerannya dengan mudah seperti ini. Hanya dalam waktu beberapa bulan, Rachel yang sebelumnya dipandang sebelah mata dan dihujat, kini menjadi primadona baru. Julia mengepalkan kedua tangannya. "Tidak. Kau tidak boleh lebih populer dariku. Kau tidak boleh merebut posisiku, Rachel!" teriak Julia.
.
.
.
Kalo punya sodara kek Julia mau digimanain?
![](https://img.wattpad.com/cover/266645068-288-k799735.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Pain
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Rachel tengah berada di titik terendah dalam hidupnya. Selain gagal memerankan peran utama, Rachel juga harus kehilangan tunangannya kar...