"Apa-apaan ini?!" tanya Julia setelah membuka pintu ruangan Orland dengan kasar.
Orland yang sebelumnya tengah melakukan panggilan video dengan salah satu rekan bisnisnya, memilih untuk menghentikan panggilan tersebut. Ia menghela napas dan menatap Julia yang menatapnya dengan tajam. "Apa kau tidak bisa bertindak sopan sedikit saja?" tanya Orland.
Julia sama sekali tidak mengindahkan perkataan Orland, dan melangkah menuju meja kerja atasannya itu. Julian meletakkan ponselnya di hadapan Orland dan bertanya, "Apa yang terjadi? Kenapa keputusannya diubah secara mendadak?"
Orland tidak melirik ponsel Julia sama sekali. Karena ia sendiri sudah tahu apa yang terjadi. "Itu keputusan dari pihak produksi film. Baik aku maupun dirimu sama sekali tidak bisa memprotes hal ini. Walaupun mereka mengubah keputusan menjadikanmu pemeran utama, dan memilih untuk melakukan casting untuk keseluruhan pemeran," ucap Orland.
Julia merasa begitu marah. Hal seperti ini belum pernah terjadi selama dirinya sudah menjadi seorang aktris yang populer. Peran-peran utama yang memukau datang dengan mudah. Tanpa banyak usaha, ia bisa mendapatkan bahkan merebutnya dari aktris lain. Namun kini, Julia harus kehilangan peran yang sudah berada di tangannya. Bagaimana mungkin Julia tidak marah?
"Tidak, aku tidak terima dengan hal ini. Aku harus mendapatkan kembali peran itu apa pun caranya," ucap Julia menekan Orland.
Orland yang mendengar hal itu pun bersandar dengan santai. Ia merasa terlalu lunak sebelumnya dan berkata, "Ya, aku setuju. Kau bisa mendapatkan peran itu dengan mengikuti casting."
Julia benar-benar dibuat kesal karena hal tersebut. "Betapa menyebalkannya!" jerit Julia benar-benar tidak bisa mengendalikan kekesalannya.
"Sekesal apa pun dirimu, sekarang kau tetap harus melakukan apa yang seharusnya kau lakukan, Julia. Kau tidak bisa selamanya mendapatkan privilege. Coba rasakan apa yang selama ini dirasakan oleh adikmu," ucap Orland membuat Julia merasa semakin kesal.
"Memangnya siapa yang berkata kau bisa melibatkan Jalang itu dalam pembicaraan kita?" tanya Julia penuh kemarahan.
Tentu saja hal tersebut membuat Orland agak kesal. Bagi Orland, walaupun Rachel sangat keras kepala dalam prinsipnya, tetapi Rachel sama sekali tidak pernah bertindak di luar batas. Rachel adalah seorang perempuan yang bermartabat. Jauh lebih bermartabat daripada Julia. Orland yakin akan hal tersebut.
Orland menatap dingin pada Julia dan berkata, "Sebaiknya kau perbaiki sikapmu ini, Julia. Karena jika tidak, aku tidak yakin akan seberapa lama kau bertahan di industri ini."
Namun, Julia sama sekali tidak terlihat peduli dengan peringatan tersebut. Ia malah berkata dengan penuh percaya diri, "Aku ratu di industri ini. Aku memiliki takhta yang kokoh. Jadi, tidak perlu mencemaskanku!"
***
Julia menatap Rachel yang duduk di seberangnya dengan tatapan tajam penuh kebencian. Selain dirinya harus melakukan casting seperti di awal karirnya, kini ia bahkan melakukan casting dengan Rachel. Adik yang sudah susah payah ia singkirkan dari pandangannya. Rachel yang sebelumnya hanya bintang redup yang tidak mendapatkan perhatian dari siapa pun, dalam semalam kini berubah menjadi bintang yang bersinar.
Bagaimana mungkin Julia tidak marah karena kenyataan tersebut. Julia lalu melirik David yang duduk di sampingnya. David terlihat tidak bisa mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari Rachel. Hal menyebalkan yang membuat Julia ingin menyeret David saat ini juga. Ditambah dengan perlakuan staf produksi yang jauh lebih baik para Rachel, membuat Julia semakin muak.
"Baik, hari ini sudah selesai. Kami akan menghubungi kalian secara pribadi untuk hasil casting-nya," ucap pemimpin staf produksi.
Tentu saja semua calon pemeran beranjak untuk meninggalkan tempat tersebut. Rachel didampingi oleh Sisil yang terlihat menjaganya dengan baik. Sisil memastikan jika Rachel tidak berkontak dengan orang-orang yang memang sebelumnya sudah ia tandai. Siapa lagi jika bukan orang-orang yang sudah menghalangi karir Rachel sebagai seorang aktris. Sisil segera mengarahkan Rachel untuk menuju area parkir.
Namun, ternyata ada hal yang mengejutkan. Sebuah mobil mewah dengan plat khusus tiba tepat di hadpaan Rachel dan Sisil. Mobil tersebut menarik perhatian semua orang, termasuk Julia dan David yang berada di belakang rombongan tersebut. Lalu semua orang terkejut ketika William turun dari mobil dan mendekat pada Rachel sembari mengulurkan tangannya, "Ayo. Aku datang untuk menjemputmu."
Perkataan William sukses membuat semua orang terkejut. Meskipun sangat jarang terekspose media, dan tidak senang mengumbar kehidupan pribadinya, tetapi siapa yang tidak mengenal William .M. Oxley? Seorang pria seksi yang memiliki segudang bisnis sukses dan dijamin memiliki kekayaan yang tidak terbayangkan oleh orang biasa. Dengan kekayaan, wajah tampan, tubuh indah, hingga kesan misterius yang ia miliki, sosoknya dengan mudah menjadi primadona di kalangan wanita.
Rachel tentu saja terkejut dengan kedatangan William yang tidak ia sangka-sangka. Namun, Rachel segera tersadar dan menerima uluran tangan William dengan senang hati. "Terima kasih," ucap Rachel.
William lalu menoleh pada Sisil dan berkata, "Rachel akan pulang denganku. Kembalilah ke perusahaan, ada hal yang harus didiskusikan dengan Sam."
William mengalihkan pandangannya pada para staf produksi yang mematung dan berkata, "Terima kasih sudah menjaga Rachel dengan baik."
Setelah mengatakan hal itu, William segera membawa Rachel pergi dengan menggunakan mobil mewahnya. Tentu saja hal tersebut membuat William dan Rachel menjadi pembicaraan hangat. Kabar bahwa kemungkinan besar William dan Rachel menjalin hubungan, membuat nama Rachel semakin melejit saja. Hal yang membuat Julia semakin kesal, dan David yang semakin menyesal.
Sementara itu, Rachel yang saat ini sudah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh William, segera mengeluh, "Kenapa melakukan hal itu? Bisa-bisa mereka semua berpikir jika kita memiliki hubungan yang spesial."
Mendengar hal itu, William memilih untuk menghentikan mobilnya di bahu jalan yang memang disediakan untuk berhenti sejenak. Lalu William menjawab, "Itu memang tujuanku."
Rachel menoleh dan bertanya, "Apa?"
William terlihat menyeringai dan menarik Rachel hingga duduk di atas pangkuannya. "Kenapa terlihat bingung? Ini adalah salah satu hal yang termasuk ke dalam rencana balas dendam dirimu, Rachel. Tidak perlu cemas, akan kupastikan jika dendam dirimu akan terblaskan dengan impas," ucap William.
Rachel yang tidak merasa nyaman, meminta untuk segera diturunkan dari pangkuan William. "Aku mengerti. Sekarang turunkan aku."
Sayangnya William tidak mau melakukannya. Ia malah melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Rachel dan berkata, berkata, "Bukankah ini saatnya untuk mulai membayar bantuanku?"
"Ya?" tanya Rachel sebelum terkejut karena William tiba-tiba mencium dirinya.
Salah satu tangan William sudah bersiaga menahan belakang kepala Rachel agar tidak bergerak dan terus menciumnya. Rachel tahu, itu adalah hal yang sangat gila. Namun, ternyata ada hal yang lebih gila daripada itu. Di mana saat dirinya tanpa sadar melingkarkan tangannya pada leher William, dan membalas ciuman tersebut dengan senang hati. Saat itu pula Rachel yakin, jika dirinya sudah gila!

KAMU SEDANG MEMBACA
No More Pain
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Rachel tengah berada di titik terendah dalam hidupnya. Selain gagal memerankan peran utama, Rachel juga harus kehilangan tunangannya kar...