-- Mohon di ingat typo bertebaran dimana-mana mohon di maklumi walau merusak suasana saat membaca, terima kasih --
[author mimilynnris][AUTHOR POV]
"Keiji sayang, sekolah mana yang akan kamu pilih?" Tanya sang ibu sambil memperhatikan anaknya yang sedang menonton pertandingan voli.
"Entahlah bu, Keiji masih pikir-pikir. Sekolah mana yang akan cocok denganku." Jawab Akaashi dengan senyum manis yang ia berikan hanya untuk ibunya.
Terdengar suara nyaring para suporter yang sedang menyemangati tim sekolah mereka masing-masing. Akaashi mengatur nafasnya karena merasa sesak, tidak lupa dia selalu memainkan jari-jemarinya agar ibunya tidak curiga jika penyakitnya sedang kambuh. Semuanya kini berfokus pada pertandingan, begitu pula dengan Akaashi, tiba-tiba sorot matanya terpaku pada seorang pemain dari sekolah Akademi Fukurodani yang bernomor punggung empat.
Akaashi tertarik dengan cara lelaki itu bermain dan memukul bola dengan tidak biasa bahkan bisa di bilang sungguh ekstrim. Tanpa Akaashi sadari, seorang lelaki tua berpakaian rapi memperhatikannya dengan raut wajah yang begitu senang, lelaki itu segera menghampiri Akaashi dan ibunya yang sedang menonton pertandingan anak didiknya. Lelaki itu berseru gembira dalam hatinya, karena bisa menemukan bahkan tidak sengaja bertemu dengan Akaashi saat pertandingan Fukurodani yang sedang berlangsung. Akaashi mungkin terlihat seperti anak biasa, yang pada umumnya sedang mencari sekolah menengah atas karena baru saja lulus dari sekolah menengah pertama. Namun, di mata lelaki itu Akaashi adalah seorang anak emas, karena Akaashi memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Mulai dari nilai akademiknya yang berada di atas rata-rata dan nilai non akademiknya di bidang olahraga sama bagusnya dengan nilai akademik.
"Permisi, maaf menganggu waktu kalian." Ujar lelaki itu membuat Akaashi dan ibunya langsung melirik ke arahnya.
"Tidak apa, ada yang bisa kami bantu tuan?" Jawab dan tanya ibu Akaashi yang bernama Saito Hana.
"Jadi begini nyonya, saya adalah kepala sekolah dari sekolah Akademi Fukurodani. Saya ingin menawarkan anak nyonya untuk masuk ke sekolah kami." Jelas lelaki itu pada Hana.
"Apakah anak anda tertarik untuk masuk ke sekolah Akademi Fukurodani?" Lanjut lelaki itu bertanya dengan senyum yang ramah.
Akaashi dan ibunya terdiam sesaat karena ucapan lelaki itu yang begitu mengejutkan mereka berdua, sedangkan lelaki itu senantiasa menunggu jawaban dari Akaashi maupun Hana sang ibu dari si anak. Akaashi yang kebingungan langsung melirik ibunya dengan sedikit ragu, sedangkan Hana sebagai ibu langsung mengusap bahu putra semata wayangnya.
"Semua keputusan ada di tanganmu sayang." Ujar Hana memberi keberanian pada Akaashi untuk memutuskan sesuatu.
Akaashi menghela nafas, mencoba menenangkan dirinya agar bisa mengambil keputusan yang tepat untuk masa depannya.
"Saya tertarik dengan sekolah bapak, saya akan masuk ke Akademi Fukurodani."
•°•❀•°•
Langkah kaki Akaashi perlahan terhenti tepat di depan gerbang sekolah Akademi Fukurodani. Terlihat banyak siswa dan siswi baru yang berkeliaran di depan lobby sekolah, mereka langsung di sambut hangat oleh kakak kelas mereka yang memberikan brosur ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Akaashi menghela nafas lalu berjalan masuk ke sekolah, banyak kakak kelas yang langsung menghampiri Akaashi bahkan banyak siswi-siswi yang langsung membicarakan Akaashi. Terdengar begitu jelas di telinga Akaashi, banyak siswa dan siswi bahkan para senior yang membicarakan dirinya, bukan karena paras wajah Akaashi yang tampan dan seperti tidak memiliki ekspresi, melainkan prestasinya juga menjadi omongan satu sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ✔️
Fanfiction[ End ] Berjanjilah untuk bertemu dengan ku di pohon bunga sakura saat senja. Permintaan terakhir seorang lelaki bersurai raven sebelum ia terbang tinggi bersama sang angin. Topeng tanpa ekspresi itu akan hancur, memperlihatkan apa yang sudah dia...