-- Mohon di ingat typo bertebaran dimana-mana mohon di maklumi walau merusak suasana saat membaca, terima kasih --
[author mimilynnris]Kini kebahagiaan selalu bersama dengan Akaashi, mungkin Tuhan ingin melihat anak surai raven ini tetap tersenyum dan bahagia, walau Dia mengambil penglihatannya dan mungkin sesuatu yang berharga nantinya(?). Akaashi kini tinggal bersama Ryu, dia sudah menyiapkan banyak hal untuk anaknya, mulai dari obat bahkan semua yang di butuhkan Akaashi sudah siap. Untuk menjalani terapi, Ryu juga sudah punya ruangan khusus di mansion nya, bahkan mansion yang terletak di dekat hutan sakura yang memiliki luas dua hektar itu, begitu mewah dan juga cocok menjadi kejutan untuk Akaashi nanti(?)
Akaashi sekarang sedang tidur di kamarnya yang sesungguhnya, maksudnya benar-benar di rumahnya sendiri bukan di rumah orang lain. Anak-anak yang ikut hanya bisa terpukau melihat mewahnya mansion milik Ryu dengan di kelilingi oleh pohon sakura bahkan taman bunga yang begitu indah. Ryu mempersilahkan anak-anak itu untuk melihat-lihat, bahkan Ryu sudah menyiapkan kamar untuk mereka semua juga ingin menginap di mansion nya. Namun, saat Bokuto akan beristirahat. Ryu meminta Bokuto untuk istirahat di kamar Akaashi, dia tau kalau Bokuto tidak akan bisa istirahat dengan tenang jika tidak di dekat Akaashi.
Kembali pada teman-temannya yang kini sedang duduk santai di ruang tamu yang benar-benar luas dan mewah. Mereka di suguhi banyak makanan bahkan minuman layaknya di sebuah perjamuan kerajaan, sampai Natsu meminta izin untuk melihat-lihat mansion itu sendirian. Natsu berjalan sampai dia menemukan bunga-bunga yang begitu indah, namun di lindungi oleh kotak kaca yang begitu tebal. Natsu memperhatikan bunga-bunga itu, terlihat ada mawar putih, merah, hitam dan biru, bahkan bunga sakura, matahari, dandelion dan bunga lonceng pun ada di dalam sana. Natsu yang tertarik untuk melihat bunga-bunga itu sedari dekat, langsung melangkah mendekati dan menyentuh dinding kaca pemisah dirinya dan bunga-bunga cantik ini sampai Natsu terdiam dengan air mata yang mengalir.
Natsu melangkah mundur sembari menutupi kedua telinganya. Hinata yang menyadari keanehan adiknya langsung menghampiri, Hinata memeluk Natsu karena Natsu berteriak hal yang aneh bahkan tidak ia mengerti. Natsu tidak memakai bahasa Jepang, melainkan dia mengatakan banyak kata yang berasal dari bahasa asing.
"Was hast du mit dem baby gemacht?!!" Teriak Natsu menatap bunga yang di lindungi oleh kaca.
"Natsu sadarlah. Apa yang terjadi padamu?!" Ujar Hinata panik.
Natsu tidak membalas ucapan Hinata, dia tetap menangis menatap bunga sakura yang tiba-tiba berubah menjadi merah darah. Ryu yang mendengar suara teriakan Natsu, ia langsung berlari menghampiri Natsu dengan keadaan panik. Terlihat Natsu menangis di hadapan Ryu, dia menunjuk bunga-bunga itu dengan gemetar. Ryu meminta Hinata untuk melepaskan Natsu dan membiarkan dia yang bicara pada Natsu. Hinata menuruti perintah Ryu, dan yang lain mencoba menenangkan Hinata bahwa Natsu akan baik-baik saja.
"Was siehst du?" Tanya Ryu pada Natsu dengan lembut.
"Ein baby." Jawab Natsu menatap Ryu ketakutan sekaligus sedih.
"Ein baby?" Beo Ryu di angguki oleh Natsu.
"Was ist passiert?" Tanya Ryu lagi.
"Er ist von dort gefallen." Jawab Natsu menunjuk ke lantai paling atas mansion Ryu.
Ryu tersenyum tipis mendengar jawaban dari Natsu, dia langsung memeluk Natsu sampai Natsu pingsan di pelukan Ryu. Ryu langsung menidurkan Natsu di kamarnya, dan menjelaskan apa yang terjadi pada mereka yang tidak mengerti dengan percakapannya dengan Natsu. Kini semua sedang berada di ruang keluarga, mereka menunggu penjelasan Ryu tentang apa yang telah Natsu alami di mansion Ryu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ✔️
Fanfic[ End ] Berjanjilah untuk bertemu dengan ku di pohon bunga sakura saat senja. Permintaan terakhir seorang lelaki bersurai raven sebelum ia terbang tinggi bersama sang angin. Topeng tanpa ekspresi itu akan hancur, memperlihatkan apa yang sudah dia...